Minggu, 06 Mei 2018

Kekayaan Yang Sesungguhnya





Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda, “Kekayaan bukanlah banyak harta benda, akan tetapi kekayaan adalah kekayaan hati.” (Hadis riwayat Bukhari Muslim).
Dari dalil hadist ini seharusnya kita mengerti bahwa kekayaan yang sebenarnya bukanlah kekayaan materi, walaupun materi juga merupakan kebutuhan pokok kita sebagai manusia. Akan tetapi selain jasad manusia yang berupa materi, manusia juga memiliki sesuatu yang gaib yang tak kasat mata yang dinamakan hati. Di dalam hati inilah letak kebahagiaan yang sebenarnya, kekayaan yang berupa materi itu merupakan sebagian kecil dari kebahagiaan yang ada di dalam hati kita. Bahkan jika kita terus menerus mencari materi yang didapat hanyalah kekosongan yang ada dalam hati kita. Hati yang takut kepada azab Allah, beriman, penuh rasa syukur dan cinta kepada Pemilik dan Pemberi rizki sebenarnyalah yang akan memperoleh kebaikan dan kebahagiaan dari harta yang dimilikinya, sebesar apapun harta tersebut.
“Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Namun kaya (ghina’) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051)
Dengan hati merasa cukup dengan yang Allah takdirkan kepadanya, selalu bersabar atas cobaan dan ujian, dapat mensyukuri dan menikmati pemberian Allah, suka bersedekah, suka menolong yang lemah, mempunyai pribadi akhlaq yang mulia, rajin bekerja, sehat jasmani dan rohani merupakan cirri-ciri orang yang memiliki kekayaan hati, dan itulah kekayaan yang sebenar-benarnya, bukan seperti kekayaan materi yang hanya akan membawa kehampaan di dalam hidup. Semoga kita senantiasa diberi hidayah oleh-Nya agar mempunyai kekayaan hati agar hidup kita berkah dunia dan di akhirat. Amin…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar