Selasa, 20 Februari 2018

Wanita Shalihah



Wanita shalihah ialah wanita yang berakhlak terpuji. Seperti penyabar, pemaaf, berlaku adil, sopan santun, lemah lembut, bertanggung jawab, disiplin, tidak pernah putus asa, qonaah, tidak sombong, bertawakkal dan akhlak terpuji lainnya.
Setidaknya ada 25 ciri wanita shalihah, diantaranya adalah :
1. Wanita Yang Beriman dan Bertaqwa
Beriman berarti percaya kepada Allah, yakin kepada Allah, yakin akan kebesaran Allah dengan cara melaksanakan apa-apa yang telah Allah dan Rasul-Nya perintahkan serta berusaha menjauhi apa-apa yang telah menjadi larangan-Nya. Wanita shalihah akan selalu berupaya untuk menjaga dirinya dari hal-hal yang dibenci Allah dan selalu takut akan adzab-Nya yang amat pedih.
2. Tidak Mengakhirkan Waktu Sholat
Jangankan sampai meninggalkan sholat lima waktu, mengakhirkannya pun ia akan merasa risau dan gelisah, penuh ketakutan dan merasa cemas. Begitulah cara mereka untuk bersyukur, cara mereka bertemu dengan Sang Pemilik Jiwa dan Raga karena masih diberi kenikmatan hidup. Saat adzan berkumandang, terasa dalam hatinya bahwa Allah sedang memanggilnya untuk bersujud kepada-Nya, sehingga tidak ada alasan baginya untuk menunda-nunda panggilan Tuhannya.
3. Menutup Auratnya
Salah satu kewajiban bagi wanita muslimah yang sudah baligh adalah menutup auratnya. Bukan menutup aurat setelah baik dan menunggu hidayah datang. Dengan menutup aurat seperti yang telah ditentukan dalam Islam, maka perlahan-lahan akhlakpun akan mengikuti. Inilah salah satu tanda mengenali seorang wanita muslimah itu dengan hijabnya. Wanita shalihah sudah pasti menutup auratnya secara benar.
4. Rajin Melaksanakan Ibadah-ibadah Sunnah
Rajin dalam melakukan ibadah-ibadah sunnah seperti puasa sunnah, sholat sunnah, dan amalan-amalan sunnah lainnya. Tidak pernah cukup jika hanya melakukan kewajibannya sebagai umat Muslim. Wanita shalihah akan nampak terlihat dengan kebiasannya mengerjakan sholat rawatib, dhuha, tahajud, puasa senin kamis, membaca Al-Qur’an, bersholawat dan lain sebagainya.
5. Penuh Kesabaran
Wanita shalihah memiliki kesabaran yang luar biasa.  Ia akan sabar dalam menerima segala takdir Allah (qonaah) dan segala cobaan yang diberikan kepadanya. Sehingga ia beriman, percaya dan yakin atas apa yang telah Allah janjikan dan terus belajar untuk tidak pernah menyerah (putus asa).
6. Menyejukkan Hati
Wanita shalihah itu memiliki aura positif, yang jika kita bersamanya, surga akan terasa lebih dekat, jika kita duduk dengannya, akan mengingatkan kita pada akhirat, jika berbicara dengannya, hati menjadi lebih tenang, jika kita bertukar pikiran dengannya, maka bertambahlah ilmu kita, jika memandangnya dapat menyejukkan hati,  menentramkan jiwa bila berada di dekatnya. Memiliki anak shalihah atau atau istri yang shalihah, maka hati akan tenang saat meninggalkanya ketika pergi.
7. Dapat Memanage Waktu Dengan Baik
Wanita shalihah itu tidak akan membuang waktu dengan sia-sia di sepanjang harinya. Ia akan selalu memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. Seperti membaca buku, menambah pengetahuan baru, menggali ilmu yang telah dimiliki, membaca Al-Qur’an, membereskan sesuatu yang terlihat berantakan, berdzikir, dan lain sebagainya. Banyak wanita yang menghabiskan waktunya selain untuk belajar dan bekerja, digunakan untuk bermain, hura-hura, nonton film berjam-jam, main games, ngerumpi yang berujung pada ghibah dan hal lain yang dirasa kurang akan manfaatnya.
8. Bersahabat Baik Dengan Al-Qur’an
Wanita shalihah tidak akan meninggalkan Al-Qur’an sebagai sahabat terbaiknya. Dikala susah dan senang, ia selalu menjaga Al-Qur’an dengan cara membacanya, mempelajarinya, menghafalkannya dan memahami isi kandungannya. Tak pernah berhenti untuk selalu mempelajari bagaimana caranya untuk lebih dekat dengan Al-Qur’an.
9. Selalu Beristighfar dan Mudah Menyesali Perbuatan dosa(Bertaubat)
Pada diri mereka tertanam rasa takut kepada Allah jika melakukan kesalahan atau perbuatan yang dilarang dan dibenci oleh Allah SWT. Sehingga wanita shalihah selalu beristighfar dan bertaubat memohon ampunan kepada Allah.
10. Tidak Berpuas Diri Terhadap Ilmu Yang Dimiliki
Merasa haus akan ilmu dan merasa kurang terhadap ilmu yang sudah dimiliki. Mereka akan terus belajar dan mencari ilmu. Karena semakin tinggi ilmu seseorang, maka akan semakin tampak terlihat bodoh. Begitulah sifat mereka yang sangat terpuji. Tak kan pernah berpuas diri dan tidak membatasinya dalam mencari pengetahuan-pengetahuan baru.
11. Memiliki Kecantikan Hati
Mungkin paras lebih banyak diutamakan oleh kebanyakan pria, namun paras ayu yang berasal dari hati nurani akan lebih banyak menghipnotis semua manusia ciptaan Allah. Bagaimana tidak, jika sosok wanita shalihah yang benar-benar shalihah akan mampu memancarkan inner beauty dan mengalahkan kecantikan fisik. Terlebih yang memiliki kecantikan fisik sekaligus inner beauty akan membuatnya tampak mendekati kesempurnaan. MasyaaAllah… Sudah shalihah ditambah memiliki kecantikan yang sebenarnya tersirat dalam hati.
12. Tidak Suka Bermegah-megahan Dengan Dunia, Tawadhu dan Bersikap sederhana
Orang yang sempurna imannya, ia tidak akan tergoda dengan kemewahan dunia. Apalagi menjadikan dunia sebagai prioritas utama dalam hidup. Baginya, kemewahan di akherat akan jauh lebih menggoda sehingga ia akan selalu bertawadhu dan bersikap sederhana dalam kesehariannya. Keindahan dunia dan segala kemegahannya hanyalah tipudaya semata.
13. Menjadikan Al-Qur’an dan Hadits Sebagai Pedoman Hidupnya
Al-Qur’an merupakan salah satu mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhamad yang kekal dan abadi hingga akhir zaman. Seluruh persoalan yang ada di muka bumi semuanya telah ada dalam Al-Qur’an, oleh karenanya Al-Qur’an dijadikan sebagai pegangan dan pedoman hidup agar manusia tidak tersesat dan berada di jalan yang benar. Selain itu, hadits nabi juga menjadi panduan dalam menjalani kehidupan. Dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadits, maka ketenangan dan ketentraman akan diperoleh serta mendapatkan syafaatnya kelak di yaumil kiyamah.
14. Menyukai Hal-Hal Yang Berbau Agama
Contohnya hal-hal yang berbau agama seperti: mendengarkan ceramah, mengikuti pengajian, berkumpul dengan orang-orang sholeh,  berdiskusi tentang ilmu agama, lebih menyukai sholawat daripada musik, ikut berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan keagamaan seperti MTQ, memperingati kelahiran Nabi, PHBI,  ikut meramaikan gema takbir dan lain sebagainya.
15. Berakhlakul Karimah
Beradab dan berbudi pekerti yang baik adalah perhiasan bagi wanita shalihah. Dengan kelembutannya, kesopanannya, kesantunan tutur bahasanya, akan tampak cahaya dalam dirinya.
perhiasan dunia adalah wanita shalihah
Artinya: “Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah”. (HR. Muslim no. 1467)
Rasulallah SAW besabda: yang artinya: “Sesungguhnya yang paling aku cintai dan paling mendekatkanku pada hari kiamat diantara kalian adalah yang paling baik akhlaknya. Sesungguhnya yang paling aku benci dan yang paling menjauhkanku pada hari kiamat diantara kalian adalah yang paling jelek akhlaknya, yang suka berteriak-teriak, orang yang sombong dan orang yang melebarkan mulutnya.”
16. Tawakal dan Pandai Bersyukur
Segala sesuatu yang dilakukan dan diusahakannya selalu diiringi dengan tawakal (berserah diri) kepada Allah dan selalu berusaha untuk mensyukuri segala nikmat yang diberikan Allah kepadanya. Berapun jumlah yang diterima dari rezeki yang diberikan Allah selalu ikhlas dan bersyukur. Dapat memanfaatkan nikmat yang diberikan Allah dengan sebaik-baiknya, semuanya disyukuri dari hal-hal sekecil apapun. Seperti nikmat sehat, iman dan Islam, rezeki yang halal, segala hal yang telah dimudahkan oleh Allah, memiliki orang tua yang hebat, memiliki suami yang sholeh, keturunan yang baik nikmat lainnya yang tak kan pernah terhitung jumlahnya.
17. Amanah dan Menepati Janji
Tidak diragukan lagi jika seorang memiliki seorang wanita shalihah (ibu, sudara perempuan, anak perempuan atau istri) hidupnya akan lebih tenang. Karena ia dapat dipercaya dalam menjaga amanah yang diberikan dan selalu menepati janji yang telah dibuat.
18. Dapat Menjaga Lisannya
Ucapan yang keluar dari mulut seseorang merupakan cerminan bagaimana kondisi hati dan imannya. Wanita shalihah akan sangat berhati-hati dalam berucap, berusaha untuk berkata dengan suara yang rendah dan tidak kasar. Jika berkata justru menyakitkan hati orang lain (marah-marah, berteriak, dls) lebih baik diam.
19. Menjauhi Ghibah
Ghibah adalah dosa yang sangat besar. Membicarakan orang lain tanpa sepengetahuannya, sedikit demi sedikit dan lama-lama dosa akan menjadi bukit.  Rasulullah SAW. bersabda yang artinya: “… Adapun orang yang berghibah tidak akan diampuni kecuali jika orang yang di ghibah memaafkannya terlebih dahulu.”
20. Dapat Membatasi Pergaulan
Dalam Islam, antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya terdapat penghalang atau sekat dalam bergaul. Lihat bagaimana wanita muslimah saat ini, banyak yang bergaul bebas dengan laki-laki yang bukan mahramnya, bahkan terbiasa berpegangan tangan, berbicara dengan batas jarak hanya sejengkal tangan, karena sahabatan terbiasa dan biasa duduk berdempetan, saling berangkulan, dan bebas bergaul seperti dengan mahramnya. Kita bisa menilai dan melihat bagaimana sesungguhnya wanita shalihah dalam Islam, ia akan menjaga pandangannya dan membatasi pergaulannya dengan seseorang yang bukan mahramnya.
21. Berbuat Baik dan Berbakti Kepada Kedua Orang Tuanya
Anak shaleh dan shalihah adalah anak yang menjadi permata bagi kedua orang tuanya. Kebaikan dan doanya akan mengalir pada orang tua, sehingga anak yang berbakti kepada orang tuanya akan mendapatkan balasan surga. Berbuat baik pada orang tua dengan cara mendoakannya, menghormati dan menjaga perbuatan, tindakan atau ucapan yang dapat melukai hati keduanya. Santun dalam berbicara, tidak membantahnya dan berbuat baik terhadap mereka.
22. Taat dan Patuh Kepada Suami
Wanita shalihah ialah yang taat dan patuh pada perintah suaminya. Taat yang dimaksud adalah taat yang tidak keluar dari  syariat ajaran agama. Jika suami memerintahkan untuk hal-hal yang melenceng dari aturan dan ajaran Allah, maka istri tidak diperbolehkan mentaatinya. Misalnya saat suami tidak mengizinkan ada orang lain masuk kedalam rumahnya tanpa seizin darinya, maka patuhilah. Jika suami meminta istri untuk tidak berhijab, maka wajib untuk menolaknya. Cukuplah taat pada hal-hal yang tidak mengandung kemudharatan dan keluar dari batasan yang telah diajarkan dalam Islam.
23. Menjadi Tauladan Bagi Anak-anaknya
Ibu adalah madrasah pertama bagi tumbuh kembang anaknya. Tidak bisa disalahkan jika anak tumbuh besar dengan kebodohan, tumbuh menjadi anak yang tidak penurut, menjadi anak yang durhaka, tidak disiplin dan lain sebagainya. Semuanya berawal dari bagaimana orang tua mendidik, membimbing dan memberikan contoh kepada generasinya. Oleh karenanya, wanita shalihah atau ibu yang baik dan dapat dijadikan sebagai acuan, cerminan, tolak ukur dan tauladan bagi anak-anaknya. Wanita shalihah tidak akan mengajarkan pada anak-anaknya akhlak yang buruk.
24. Melayani Suaminya Dengan Penuh Keikhlasan
Ikhlas dalam melayani suami, seperti mencuci dan  merapikan pakaiannya, menyiapkan pakaian yang hendak dipakainya, menghidangkan makanan untuknya, merapikan tempat tidur, dan semacamnya. Banyak para suami yang menyalahgunakan kalimat “melayani suami“, tidak melihat situasi dan kondisi, saat istri sedang sibuk memasak dan mengurus anak, ia meminta istri dan membentaknya untuk sekedar mengambilkannya minum. Wanita shalihah akan tahu bagaimana membagi waktunya untuk suami, anak, pekerjaannya dan tanggung jawabnya.
25. Mampu Menjaga Aib dan Rahasia Suami
Wanita shalihah tidak akan membeberkan rahasia dan aib suaminya kepada orang lain. Ia selalu menjaga aib pasangannya, karena “Aibku, Aibmu adalah Aib kita.” Allah berfirman dalam Qur’an surat Al-Baqarah ayat 187 yang artinya: “Mereka itu adalah pakaian bagimu dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka.”

Kamis, 08 Februari 2018

Hidayah Allah





Dalam segi bahasa hidayah berarti “petunjuk”, jadi hidayah Allah adalah petunjuk yang datang dari Allah kepada manusia agar manusia mengerti tentang kebenaran dan kesalahan, dan dengan hidayah tersebut manusia akan selamat dunia dan akhirat.
Allah SWT berfirman : “Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A’raf : 178)
Hidayah itu datang dalam 5 bentuk.
1.    Pertama adalah Hidayah Naluri (keinginan). Hidayah ini adalah sesuatu yang sejak semula ada pada diri manusia sejak dilahirkan ke dunia sebagai contoh, anak bayi yang baru dilahirkan akan menangis apabila lapar, haus dan digigit serangga. Nalurinya inginkan makanan, minuman untuk menghilangkan rasa lapar dan hausnya.
2.    Kedua adalah hidayah melalui Panca Indera. Sewaktu kecil, manusia dapat mengenali dan membedakan sesuatu perkara dengan menggunakan panca indera seperti mendengar suara ibu dan ayah atau dapat mengenali sesuatu objek.
3.    Ketiga adalah Hidayah Akal Fikiran. Hidayah dalam bentuk akal fikiran manusia dikurniakan oleh Allah Swt supaya dapat memandu manusia berfikir secara rasional sebelum bertindak. Allah SWT berfirman : “Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Az-Zumar 18)
4.    Keempat adalah Hidayah Agama. Hidayah inilah yang menyelamatkan diri kita daripada kesesatan dengan berpegang teguh kepada ajaran Islam dan beriman kepada Allah Swt. Ia dapat mendorong manusia melakukan kebaikan dan meninggalkan larangan Allah Swt sekaligus dapat membedakan antara perkara-perkara yang baik dengan perkara-perkara yang haram.
5.    Kelima adalah Hidayah Taufik. Hidayah taufiq merupakan tahap hidayah yang tertinggi karunia Allah Swt kepada hambanya yang disayang. Tinggal bagaimana, hidayah itu harus dijaga karena nilainya tiada tara dan tidak dapat ditukar dengan apa pun. Ia menjaga kehidupan manusia di dunia mahupun di akhirat kelak.
Adapun ciri-ciri orang yang sudah mendapat hidayah, mereka hebat beribadat seperti melakukan shalat fardu dan sunat, mengeluarkan zakat dan rukun Islam yang lain, sentiasa memperuntukkan waktu untuk bertasbih dan bertahmid kepada Allah Swt. selain mengerjakan keperluannya di dunia. Mereka ini tidak mampu melupakan Allah Swt walaupun hanya sesaat, karena begitu takut akan pembalasan di hari akhirat nanti. Mereka juga terlalu berhati-hati dalam setiap perlakuan agar tidak ditarik balik hidayah pemberian Allah Swt.
Biarpun hidayah itu adalah pemberian Allah Swt tetapi tidak bermakna kita hanya berpeluk tubuh dan menunggu ia datang kepada kita. Hidayah perlu dicari dan boleh diusahakan jika kita benar-benar inginkannya dengan memohon kepada Allah. InsyaAllah, kita pasti akan diberikan hidayah. Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang mendapat hidyahnya Allah Swt. Aamiin.

Senin, 05 Februari 2018

Arti Pemimpin Dalam Islam





Setiap dari kita adalah pemimpin baik itu memimpin diri sendiri, keluarga, masyarakat, bahkan suatu Negara. Di dalam Islam pemimpin bisa berarti adalah pelayan, seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda, “Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka.” (HR Ibnu Asakir, Abu Nu’aim).
Konsep pelayan mencerminkan pemimpin sejati. Jika yang dipimpin ialah diri sendiri, maka ia akan sepenuh hati melayani dirinya. Memenuhi segala kebutuhan dalam jiwa dan raganya. Kebutuhan jiwa ialah berupa iman dan takwa. Karena tanpanya, hidup menjadi kosong dan hampa. Sedangkan kebutuhan raga berupa kesehatan. Sehingga kita harus melayani tubuh kita dengan mengatur apa yang kita makan dan berolahraga secara rutin dalam sepekan.
Dan jika yang dipimpin ialah suatu negeri, maka ia akan melayani warganya dengan rasa tulus untuk mengabdi. Memastikan segala kebutuhan warganya terpenuhi, yaitu kebutuhan akhirat dan duniawi. Kebutuhan akhirat dengan menjamin bahwa setiap warga memahami ajaran agamanya masing-masing dan mengamalkannya dengan damai. Kebutuhan duniawi dengan menjamin bahwa yang dilayani bisa menjalani hidup layak sebagai manusia yang mempunyai martabat diri.
Selain itu seorang pemimpin harus mempunyai beberapa kriteria sebagai berikut :
1. Adil dengan ketentuan-ketentuannya.
2. Ilmu yang bisa mengantar kepada ijtihad dalam menetapkan permasalahan kontemporer dan hukum-hukum.
3. Sehat jasmani, berupa pendengaran, penglihatan dan lisan, agar ia dapat langsung menangani tugas kepemimpinan.
4. Normal (tidak cacat), yang tidak menghalanginya untuk bergerak dan bereaksi.
5. Bijak, yang bisa digunakan untuk mengurus rakyat dan mengatur kepentingan negara.
6. Keberanian, yang bisa digunakan untuk melindungi wilayah dan memerangi musuh.
Selain itu seorang pemimpin juga harus dekat dengan Allah, juga dekat pula dengan rakyatnya. Sehingga terjalin hubungan yang harmonis antara Allah seorang pemimpin dan rakyatnya. Jika seorang pemimpin dekat kepada Allah maka dia bisa meminta keberkahan rahmat dan karunianya untuk wilayah yang dipimpinnya dan untuk semua rakyatnya.

Sabtu, 03 Februari 2018

Ciri-ciri Seorang Santri




Ada banyak ciri seorang santri, diantaranya adalah :
1.      Santri yang selalu menyelipkan pena serta satu buku kecil di saku bajunya.
Nabi Muhammad SAW bersabda : “ikatlah ilmu dengan menuliskannya.” Seorang pencari ilmu semestinya haus akan faidah. Dan ilmu – ilmu serta hikmah kebijaksanaan itu bisa datang kapan saja dan dimana saja dan dari siapa saja. Dengan ujung penanya maka seluruh faidah tersebut dengan cepat dia catat dan akan abadi didalam penguasaannya .
2.      Berakhlak Baik.
Ciri khas seorang santri, diantaranya ketika berbicara dengan siapapun selalu berkata dengan sopan dan lemah lembut. Sikap sopan merupakan cermin jatidiri santri pesantren. Sebab tugas Rasulullah SAW diutus ke dunia adalah untuk menyempurnakan ahlak. Oleh karena itu para santri diminta untuk selalu meneladani jejak Rasulullah, diantaranya dengan selalu bertutur kata yang sopan dan bertingkah laku baik.
Santri itu berbicara yang teduh, santri itu yang ngayomi, santri itu yang lemah lembut yang sejuk, yang damai
3.      Orang yang menjalankan perintah agama dan taat kepada kyiai
Santri tidak hanya label bagi yang keluaran pesantren, walaupun bukan alumni pesantren tapi beragama Islam, taat menjalankan perintah agama dan hormat kepada kiai, itu sudah dikatakan santri. Walaupun lulusan SD, SMP, SMA, universiatas UI atau Gajah Mada, UNPAD, tapi hormat kepada kiai dan dia menjalankan perintah agama, ibadah, itu sudah kita panggil santri.

Itulah tadi sebagian ciri-ciri seorang santri yang penulis ambil dari berbagai sumber, semoga ulasan yang sedikit ini menjadi amal kebaikan bagi saya dan bermanfaat bagi kita yang membacanya.