Beliau termasuk dalam kelompok khulafaur rasyidin,
yaitu kelompok sahabat Rasulullah yang paling dekat dengan Rasulullah dan
paling besar memberikan kontribusi kepada umat Islam. Beliau dilahirkan di
Mekkah sekitar 13 Rajab 23 Pra Hijriah/599.
Beliau adalah sepupu Nabi Muhammad SAW. Hal inilah yang membuat beliau istimewa
bagi Nabi Muhammad SAW. Nama aslinya adalah Haidar, tapi Nabi memberikan nama
Ali ketika masih kecil. Menurut Nabi nama itu berasal dari Allah yang artinya
derajat yang tinggi di sisi Allah. Beliau terkenal dengan akhlak, ilmu, imannya
yang agung.
Sejak kecil beliau sudah diasuh oleh Rasulullah, begitu
dekatnya beliau dengan Rasulullah sampai Ibnu Abbas menerangkan : “Aku tidak
pernah melihat seorang ayah mencintai anaknya sebesar Nabi mencintai Ali dan
aku tidak pernah melihat seorang anak sedemikian patuh, lengket, dan mencintai
ayahnya seperti Ali mencintai Nabi.”
Beliau berumur 10 tahun pada saat Rasulullah
menerima wahyu yang pertama. Ada yang mengatakan jarak usia Nabi dengan beliau
adalah 25 tahun, ada juga yang mengatakan jaraknya 30 tahun. Setelah dewasa beliau
menikah dengan putri Rasulullah yang bernama Fatimah. Sampai 10 tahun usia
pernikahan mereka akhirnya mereka harus terpisah karena Fatimah meninggal
dunia, dengan meninggalkan 3 orang putera dan 2 orang puteri.
Setelah itu beliau menikah sebanyak 8 kali dengan
dikaruniai 36 orang anak, akan tapi beliau tidak melanggar sunnah Rasulullah
dengan tidak memiliki istri lebih dari 4 dalam 1 periode.
Beliau diangkat sebagai khalifah setelah masa
kekhalifahan Utsman bin affan berakhir. Yaitu pada tahun 35 H. Dalam memerintah
beliau meniru cara umar bin khatab dalam menjalankan roda pemerintahan. Beliau
sangat tegas dalam menjalankan roda pemerintahan, karena demi menghilangkan
berbagai fitnah yang terjadi setelah masa pemerintahan Utsman bin Affan. Semua
dilakukan demi keadilan dan menegakkan yang hak. Beliau juga memiliki kecakapan
dalam bidang ilmu pengetahuan, agama, dan strategi perang.
Akan tetapi karena ketegasannya itu banyak sekali
terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh rakyatnya yang merasa tidak senang
dengan kepemimpinan Ali, karena mereka merasa dirugikan. Yang pertama adalah pemberontakan
dari keluarga bani ummayah. Dan puncak pemberontakan ini adalah terjadinya
perang jamal. Perang ini terjadi dikarenakan khalifah Ali tidak segera mengusut
pelaku pembunuh Utsman bin Affan. Pemberontakan ini dipimpin oleh Aisyah istri rasulullah bersama Thalhah, dan Zubair.
Dalam peperangan ini pihak pemberontak berhasil di redam oleh khalifah Ali.
Thalhah dan Zubair dibunuh pada saat ingin melarikan diri, dan Aisyah istri
Rasulullah dikembalikan ke Madinah.
Dalam masa pemerintahan beliau ada banyak sekali
pergolakan, setelah perang jamal pecah, lalu disusul dengan pemberontakan dari
mu’awiyah, gubernur damaskus. Pemberontakan ini juga didukung oleh para mantan
pejabat yang merasa kehilangan kejayaannya. Masalahnya masih sama, yaitu
khalifah Ali diminta mengusut pembunuh utsman bin affan. Pada mulanya
pertempuran di sungai Eurprate, pertempuran ini terjadi karena pihak Khalifah
Ali tidak diizinkan memakai sungai tersebut, karena sungai tersebut telah
dikuasai oleh pihak Mua’wiyah. Dibawah komando Panglima Asytar al-Nahki, akhirnya sungai tersebut dapat
direbut oleh pihak Khalifah Ali. Kendati sungai tersebut sudah dikuasai pihak
Khalifah Ali pihak Mua’wiyah tetap diizinkan memakai sungai tersebut. Setelah
itu khalifah Ali mendirikan pertahanan di dataran Shiffin.
Lalu pihak Ali mengirimkan utusan untuk melakukan
perundingan damai, dibawah pimpinan Panglima Basyir bin Amru pihak Ali
melakukan perundingan dengan pihal Mu’awiyah. Akan tetapi pihak mu’awiyah
mengajukan untuk sementara menghentikan perundingan sampai akhir bulan Muharram
37 H. Setelah ditunggu akhirnya pihak Mua’wiyah menolak untuk berdamai, maka
pada bulan Saffar pecahlah perang Shiffin. 95.000 pasukan dari pihak Ali, dan
85.000 pasukan dari pihak Mua’awiyah. Pada perang tersebut akhirnya pihak
Khalifah Ali berhasil medesak pihak Mua’wiyah, lalu pihak Mua’wiyah meminta
bertahkim dengan Kitabullah. Akhirnya peperangan diakhiri dengan cara bertahkim
(arbitse) kendati sebenarnya pihak Ali sudah akan mendapatkan kemenangan. Tapi
dengan cara bertahkim inipun tidak menyelesaikan masalah, malahan umat Islam
terpecah menjadi 3, pihak Ali, Mua’wiyah, dan khawarij.
Lalu perang yang ketiga adalah perang Nahrawan, perang
yang terjadi karena pihak khawariij yang tidak setuju dengan jalan arbitase
yang diambil oleh Khalifah Ali. Mereka beranggapan kalau Mua’wiyah telah kufur
karena mempermainkan Kitabbullah, selain itu mereka juga berpendapat khalifah
Ali telah melakukan dosa besar karena telah meragukan kebenaran yang
diperjuangkan, padahal telah banyak yang dikorbankan. Kelompok Kawarij ini
telah keterlaluan dalam bersikap, diantaranya adalah membunuh keluarga sahabat
Abdullah bin Wahhab, mereka juga membunuh utusan yang diutus oleh Khalifah Ali.
Setelah itu pecahlah perang Nahrawan, dan kemenangan berada pada pihak Khalifah
Ali. Pemuka Nawarij Abdullah bin Wahhab dan Mus’rar al-Tamimi tewas dalam
peperangan ini.
Khalifah Ali bin Abi Thalib wafat saat hendak melaksanakan
shalat subuh, dibunuh oleh seorang anggota Kawarij yang bernama Ibnu Muljam,
pada 20 Ramadhan tahun 40 H. Tapi akhirnya
pembunuh Khalifah ini berhasil ditangkap, dan akhirnya diberi hukuman mati
seperti apa yang diwasiatkan Khalifah Ali sebelum meninggal.
Ada
banyak kisah yang menunjukkan keistimewaan pada diri khalifah Ali bin Abi
Thalib ini. Diantaranya adalah :
1. Kisah
keberanian beliau melamar putri Fatimah Binti Muhammad putri Rasulullah SAW, padahal
sebelumnya Abu Bakar dan Umar sahabat Nabi yang paling dekat ditolak oleh Nabi
SAW.
2. Kisah
beliau saat berjual beli dengan malaikat.
3. Kisah
khusuknya shalat syaidina Ali, hingga dia tidak merasakan apa-apa saat anak
panah dicabut dari tubuhnya.
4. Lalu
kisah syaidina Ali dengan seorang rakyatnya yang buta lagi beragama Kristen.
Demikianlah
secara singkat saya coba rangkumkan kisah seorang Syaidina Ali, seorang sahabat
yang sangat cerdik dan luas ilmunya, hingga Nabi SAW bersabda : “Aku adalah
kota ilmu, dan Ali adalah gerbangnya.”.