Sabtu, 28 Februari 2015

Kisah Nabi Yusuf as




 Dalam Al-quran banyak diceritakan tentang kisah Nabi Yusuf ini, dan bahwasanya Al-quran memberitahu jika kisah Nabi Yusuf merupakan kisah yang paling baik. Beliau adalah putera dari Nabi Yaqub dari rahil istri Nabi Yaqub yang kedua, beliau sangat disayangi ayahnya. Selain Nabi Yusuf, Nabi Yaqub juga sangat menyayangi saudara seibu Nabi Yusuf yaitu Benyamin. Hal ini menimbulkan rasa iri dari saudara-saudara Nabi Yusuf yang lain.
Suatu hari Nabi Yusuf bermimpi bahwa ada sebelas bintang, bulan, dan matahari bersujud kepadanya. Kemudian Nabi Yusuf menceritakan mimpinya kepada ayahnya, Nabi Yaqub kemudian menanggapi dan berkata kepada Nabi Yusuf. “sebelas bintang adalah saudaramu, bulan adalah ibumu dan matahari adalah ayahmu. Kelak kamu akan menjadi orang besar yang dihormati oleh semua. Maka jangan sampai saudara-saudaramu mengetahuinya, nanti mereka akan mencelakakanmu. Akan tetapi salah satu saudara Yusuf mendengar pembicaraan Yusuf dan ayahnya.
Mendengar Nabi Yaqub telah mendoakan kebaikan kepada Nabi Yusuf membuat saudara-saudaranya semakin membenci Nabi Yusuf. Setiap hari saudara-saudara Nabi Yusuf selalu berusaha mencelakakan Nabi Yusuf. Suatu hari saudara-saudara Nabi Yusuf meminta izin kepada Nabi Yaqub untuk pergi berburu bersama-sama Nabi Yusuf. Pada mulanya Nabi Yaqub ragu bahwa saudara-saudara Nabi Yusuf akan mampu menjaga Nabi Yusuf dengan baik. Berkata Nabi Yaqub, “sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah dari padanya". Akan tetapi saudara-saudara Nabi Yusuf menjawab, ” Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi". Akhirnya Nabi Yaqub mengijinkan Nabi Yusuf pergi bersama-sama saudaranya.
Sesampainya di suatu tempat Nabi Yusuf malah dimasukkan ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya. Akan tetapi Nabi Yusuf kemudian mendapatkan wahyu dari Allah, "Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tiada ingat lagi". Sebagai alasan untuk menutupi perbuatan mereka kepada ayahnya maka mereka mengambil baju gamis Nabi Yusuf dan diberi darah binatang. Mereka membuat rekayasa bahwa Nabi Yusuf telah hilang dimakan serigala dan yang tersisa hanyalah baju gamisnya.
Kemudian mereka berpulang ke rumah dan memulai drama kebohongan mereka kepada Nabi yaqub. Mereka datang kepada Nabi Yaqub sambil menangis dan sambil membawa baju gamis Nabi Yaqub yang telah dilumuri darah binatang. Mereka berkata, “Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar". Nabi Yaqub merasa sedih dan tidak mau menerima alasan dari anak-anaknya atas hilangnya Nabi Yusuf. Nabi Ya'qub berkata: "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan".
Sedangkan Nabi Yusuf ditemukan oleh seorang musafir dan beliau dijadikan barang dagangan oleh musafir tersebut. Dan musafir tersebut menjualnya kepada Al-Aziz seorang Pejabat Tinggi kerajaan Mesir. Ada yang meriwayatkan jika Al-Aziz adalah seorang Kasim, sehingga mutiara keperawanan istrinya masih selamat. Yang kelak istri dari Al-Aziz ini menjadi istri Nabi Yusuf. Istri Al-Aziz ini adalah Zulaikha, Zulaikha adalah seorang puteri raja sebuah kerajaan di barat (Maghrib) negeri Mesir. Beliau seorang puteri yang cantik menarik. Beliau bermimpi bertemu seorang pemuda yang menarik rupa parasnya dengan peribadi yang amanah dan mulia. Zulaikha pun jatuh hati padanya. Kemudian beliau bermimpi lagi bertemu dengannya tetapi tidak tahu namanya. Kali berikutnya beliau bermimpi lagi , lelaki tersebut memperkenalkannya sebagai Wazir kerajaan Mesir.
Kecintaan dan kasih sayang Zulaikha kepada pemuda tersebut terus berputik menjadi rindu dan rawan sehingga beliau menolak semua pinangan putera raja yang lain. Setelah bapanya mengetahui isihati puterinya, bapanya pun mengatur risikan ke negeri Mesir sehingga mengasilkan majlis pernikahan dengan Wazir negri Mesir.
Memandang Wazir tersebut atau al Aziz bagi kali pertama, hancur luluh dan kecewalah hati Zulaikha. Hatinya hampa dan amat terkejut, bukan wajah tersebut yang beliau temui di dalam mimpi dahulu. Bagaimanapun ada suara ghaib berbisik padanya : “ Benar , ini bukan pujaan hati kamu. Tetapi hasrat kamu  kepada kekasih kamu yang sebenarnya akan tercapai  melaluinya. Janganlah kamu takut kepadanya . Mutiara kehormatan engkau sebagai perawan selamat bersama-sama dengannya”. Demikian masa berlalu, sehingga suatu hari al-Aziz membawa pulang Yusuf a.s. yang dibelinya di pasar. Sekali lagi Zulaikha terkejut besar, itulah Yusuf a.s yang dikenalinya didalam mimpi . Tampan, segak, menarik dan menawan. Dan kelak Nabi Yusuf dan Zulaikha akan menjadi suami istri.
Berkata Al-Aziz kepada isterinya, "Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi dia bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak".
Allah telah memberikan kedudukan yang baik kepada Nabi Yusuf di Mesir, dan Nabi Yusuf diajarkan tentang tafsir mimpi. Nabi Yusuf memiliki wajah yang tampan serta bentuk tubuh yang indah sehingga membuat siapa saja terpesona oleh ketampanannya. Tak terkecuali Zulaikha, Suatu hari Nabi Yusuf digoda oleh istri Al-Aziz ini, istri Al-Aziz mengurung Nabi Yusuf di kamar bersamanya. Zulaikha berkata, “marilah kesini”, Nabi Yusuf menjawab, "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung.”
Menurut Al-quran, sesungguhnya Nabi Yusuf juga berkehendak yang sama seperti Zulaikha. Akan tetapi karena Nabi Yusuf  adalah orang yang hamba Allah yang terpilih, Allah memberikan tanda kepada Nabi Yusuf. Dan Allah memalingkan Nabi Yusuf  dari kemungkaran dan kekejian.
Kemudian mereka berdua berlomba menuju pintu, dan Nabi Yusuf  lebih duluan dan Zulaikha belakangan. Zulaikha menarik baju gamis Nabi Yusuf dari belakang dan sobek pada bagian itu. Sesampainya di pintu mereka berdua mendapati Al-Aziz berada di depannya. Menjadi guguplah keduanya, kemudian Zulaikha beralasan bahwa Nabi Yusuflah yang memaksanya melakukan perbuatan keji tersebut. Berkata Zulaikha, “Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?" akan tetapi Nabi Yusuf menyangkalnya, berkata Nabi Yusuf, "Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)". Menjadi bingunglah Al-Aziz, akan tetapi seorang dari keluarga Zulaikha memberikan kesaksian, di berkata, "Jika baju gamisnya koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta, Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itulah yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar" Al-Aziz melihat baju gamis Nabi Yusuf koyak pada bagian belakang, berkata Al-Aziz, “Sesungguhnya (kejadian) itu adalah diantara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar". (Hai) Yusuf: "Berpalinglah dari ini, dan (kamu hai isteriku) mohon ampunlah atas dosamu itu, karena kamu sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah".
Akhirnya berita tentang kejadian itu tersebar luas, berkata para penduduk kota, “Isteri Al Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata". Hal ini membuat Zulaikha kesal, Zulaikha berkata, “mereka tidak tahu saja siapa Yusuf, jika mereka tahu maka mereka akan juga terpesona dengan keelokan parasnya.
Maka Zulaikha mengundang wanita-wanita di kota untuk datang ke rumahnya, dan mereka diberi pisau untuk memotong jamuan. Lalu Nabi Yusuf disuruh untuk berjalan di depan wanita-wanita tersebut. Maka terkejutlah mereka melihat keelokan dan lekuk tubuh yang indah dari Nabi Yusuf. Dan tanpa disengaja mereka mengiris tangan mereka sendiri dan berkata, "Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia", Zulaikha berkata, "Itulah dia orang yang kamu cela aku karena (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina". Nabi Yusuf berkata, Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh". suasana menjadi panik karena darah bercucuran. Karena malu mereka akhirnya pulang meninggalkan rumah Zulaikha dengan membawa tangan yang terluka akibat terkena pisau.
Akan tetapi sebagai Pejabat Tinggi Mesir, Al-Aziz merasa malu karena kabar tersebut telah tersebar luas. Akhirnya untuk membersihkan namanya Al-Aziz memenjarakan Nabi Yusuf dengan tuduhan telah mencoba melakukan perbuatan tidak senonoh kepada istrinya.
Di dalam penjara Nabi Yusuf bertemu dengan dua orang pemuda, kedua orang pemuda ini berkata kepada Nabi Yusuf, Berkatalah salah seorang diantara keduanya: "Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku memeras anggur". Dan yang lainnya berkata: "Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku membawa roti di atas kepalaku, sebahagiannya dimakan burung". Berikanlah kepada kami ta'birnya; sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai (mena'birkan mimpi). Nabi Yusuf berkata: "Tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan diberikan kepadamu melainkan aku telah dapat menerangkan jenis makanan itu, sebelum makanan itu sampai kepadamu. Yang demikian itu adalah sebagian dari apa yang diajarkan kepadaku oleh Tuhanku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedang mereka ingkar kepada hari kemudian. Dan aku pengikut agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya'qub. Tiadalah patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah. Yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (seluruhnya); tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukuri (Nya). Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui".Hai kedua penghuni penjara: "Adapun salah seorang diantara kamu berdua, akan memberi minuman tuannya dengan khamar; adapun yang seorang lagi maka ia akan disalib, lalu burung memakan sebagian dari kepalanya. Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya (kepadaku)".
Kemudian Nabi Yusuf menitipkan salam kepada salah satu orang yang selamat tersebut, berkata Nabi Yusuf, "Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu". Akan tetapi dia tidak menerangkan keadaan Nabi Yusuf  kepada tuannya, setan telah membuatnya lupa. Maka Nabi Yusuf tetap di dalam penjara beberapa tahun lagi.
Pada suatu Hari Raja kerajaan mesir bermimpi, dalam mimpinya dia melihat “tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering". Dia bertanya kepada para pembesar kerajaan tersebut, akan tetapi tidak ada satupun dari para pembesar yang mampu menakwilkan mimpi sang raja. Mereka menjawab: "(Itu) adalah mimpi-mimpi yang kosong dan kami sekali-kali tidak tahu menta'birkan mimpi itu". Lalu seorang pelayan yang selamat dari penjara teringat kepada Nabi Yusuf, kemudian menceritakan kepada Raja bahwa dia mengenal seorang yang pandai menakwilkan mimpi, kemudian dia menunjukkan Nabi Yusuf.
Raja mengutus pelayan tersebut dan setelah menemui Nabi Yusuf dia berkata, "Yusuf, hai orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya". Nabi Yusuf  menjawab, “"Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan dimasa itu mereka memeras anggur".
Raja merasa puas dengan takwil dari Nabi Yusuf, dan Raja penasaran ingin bertemu dengan Nabi Yusuf. Kemudian Raja menyuruh seorang utusan untuk membawa Nabi Yusuf menghadap Raja. Maka tatkala utusan itu datang kepada Nabi Yusuf, berkatalah Nabi Yusuf: "Kembalilah kepada tuanmu dan tanyakanlah kepadanya bagaimana halnya wanita-wanita yang telah melukai tangannya. Sesungguhnya Tuhanku, Maha Mengetahui tipu daya mereka".
Raja berkata (kepada wanita-wanita itu): "Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadamu)?" Mereka berkata: "Maha Sempurna Allah, kami tiada mengetahui sesuatu keburukan dari padanya". Berkata isteri Al Aziz: "Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar". Kemudian Nabi  Yusuf berkata: "Yang demikian itu agar dia (Al Aziz) mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya di belakangnya, dan bahwasanya Allah tidak meridhai tipu daya orang-orang yang berkhianat. Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.
Karena kejujuran, keikhlasan hati, dan ilmu yang luas membuat Raja Mesir bersimpati kepada Nabi Yusuf. Setelah peristiwa itu Nabi Yusuf dipercaya oleh Raja Mesir menjadi bendahara kerajaan mesir. Allah telah memberikan kedudukan kepada Nabi Yusuf di Negeri Mesir, Nabi Yusuf berkuasa penuh pergi kemana saja di negeri Mesir tersebut. Bahwasanya Allah melimpahkan rahmat kepada siapa saja yang Allah kehendaki, dan Allah tidak menyianyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.
Pada tujuh tahun pertama terjadi panen dan Raja Mesir telah menyimpan hasil panen seperti yang disarankan oleh Nabi Yusuf, lalu apa yang dikatakan Nabi Yusuf benar terjadi yaitu pada tujuh tahun berikutnya terjadi kekeringan dan gagal panen. Hal ini membuat rakyat mesir tidak kekurangan pangan, tetapi negeri-negeri lain banyak terjadi kekurangan pangan karena tidak mengetahui akan adanya kekeringan ini.
Tak terkecuali negeri negeri Irak dimana ayah Yusuf Nabi Yaqub tinggal, lalu berangkatlah saudara-saudara Nabi Yusuf ke negeri Mesir untuk menukarkan harta dengan gandum dan aneka sembako lainnya. Masuklah mereka kedalam kerajaan untuk melakukan pertukaran tersebut, pada saat bertemu dengan Nabi Yusuf yang telah menjadi bendahara Kerajaan Mesir mereka sudah tidak mengenal lagi kepada Nabi Yusuf.
Akan tetapi Nabi Yusuf tidak menceritakan kepada mereka tentang siapa sebenarnya pejabat yang sedang memberikan gandum kepada mereka. Setelah diberikan gandum kepada mereka, Nabi Yusuf berpesan kepada saudara-saudaranya agar membawa saudara mereka seayah (Benyamin). Nabi Yusuf berkata, "Bawalah kepadaku saudaramu yang seayah dengan kamu (Bunyamin), tidakkah kamu melihat bahwa aku menyempurnakan sukatan dan aku adalah sebaik-baik penerima tamu? Jika kamu tidak membawanya kepadaku, maka kamu tidak akan mendapat sukatan lagi dari padaku dan jangan kamu mendekatiku". Mereka berkata: "Kami akan membujuk ayahnya untuk membawanya (ke mari) dan sesungguhnya kami benar-benar akan melaksanakannya". Selain memberikan sugatan gandum Nabi Yusuf juga mengembalikan kembali harta yang dibawa oleh saudara-saudaranya sedang saudara-saudaranya tidak menyadari.
Kemudian mereka kembali ke Irak, sesampainya di rumah mereka menceritakan kepada Nabi Yaqub ayah mereka apa yang mereka alami di Mesir. Bahwa mereka harus membawa Benyamin untuk pergi bersama-sama mereka agar mereka kembali mendapat gandum. Jika tidak maka mereka tidak akan mendapatkan sugatan gandum. Akan tetapi Nabi Yaqub merasa ragu bila ia harus merelakan benyamin pergi bersama saudara-saudara tirinya, sebagaimana dulu Nabi Yaqub pernah kehilangan anak yang disayanginya yaitu Nabi Yusuf. Nabi Yaqub berkata, "Bagaimana aku akan mempercayakannya (Bunyamin) kepadamu, kecuali seperti aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu?. Maka Allah adalah sebaik-baik Penjaga dan Dia adalah Maha Penyanyang diantara para penyanyang.”
Saat saudara-saudara Nabi Yusuf membuka karung gandum mereka, mereka merasa senang karena mereka mendapati harta mereka di dalamnya. Hari-hari berlalu dan masa kekeringan belum juga berakhir akan tetapi persediaan makanan keluarga Nabi Yaqub semakin menipis, sehingga Nabi Yaqub mengutus anak-anaknya untuk kembali ke Mesir menukar barang-barang berharga dengan bahan-bahan makanan. Seperti yang telah dipesankan oleh Pejabat Mesir sebelumnya, untuk dapat menukar barang dagangan mereka dengan gandum mereka harus membawa Benyamin bersama-sama mereka.
Maka berangkatlah mereka bersama-sama Benyamin, sebelum pergi Nabi Yaqub khawatir akan keselamatan Benyamin. Maka Nabi Yaqub mengambil sumpah atas saudara-saudara Benyamin. Nabi Ya'qub berkata: "Aku sekali-kali tidak akan melepaskannya (pergi) bersama-sama kamu, sebelum kamu memberikan kepadaku janji yang teguh atas nama Allah, bahwa kamu pasti akan membawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepung musuh". Tatkala mereka memberikan janji mereka, maka Nabi Ya'qub berkata: "Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan (ini)".
Kemudian Nabi Yaqub berpesan kepada anak-anaknya, “Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri". Al-quran menjelaskan sebenarnya Nabi Yaqub telah diberi pengetahuan oleh Allah tentang takdir apa yang akan terjadi pada anak-anaknya. “Dan tatkala mereka masuk menurut yang diperintahkan ayah mereka, maka (cara yang mereka lakukan itu) tiadalah melepaskan mereka sedikitpun dari takdir Allah, akan tetapi itu hanya suatu keinginan pada diri Ya'qub yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan, karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS. Yusuf Ayat : 68)
Sesampainya di negeri Mesir bertemulah mereka kembali kepada Yusuf , rasa haru berkecamuk di dada Nabi Yusuf, karena rindu kepada saudaranya seibu yang sudah lama tidak berjumpa. Agar tidak menaruh curiga pada saudara-saudaranya yang lain, Nabi Yusuf memanggil saudranya benyamin ke tempatnya, Nabi Yusuf berkata, "Sesungguhnya aku (ini) adalah saudaramu, maka janganlah kamu berdukacita terhadap apa yang telah mereka kerjakan".
Ketika tiba saat mempersiapkan bahan makanan, Nabi Yusuf membuat rekayasa agar Benyamin tetap berada di Istana bersamanya, beliau memasukkan piala ke dalam karung saudaranya yang seibu itu. Ketika hendak pulang seseorang dari pengawal kerajaan Mesir meneriaki saudara-saudara Nabi Yusuf, "Hai kafilah, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang mencuri". Rombongan itu berhenti, kemudian menghadap kepada orang yang menuduh, mereka berkata, “Barang apakah yang hilang dari pada kamu?” pengawal itu menjawab, “kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya" Saudara-saudara Nabi Yusuf menjawab "Demi Allah sesungguhnya kamu mengetahui bahwa kami datang bukan untuk membuat kerusakan di negeri (ini) dan kami bukanlah para pencuri". Para pengawal berkata, “Tetapi apa balasannya jikalau kamu betul-betul pendusta?” saudara-saudara Nabi Yusuf menjawab, “Balasannya, ialah pada siapa diketemukan (barang yang hilang) dalam karungnya, maka dia sendirilah balasannya (tebusannya) Demikianlah kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang zalim.”
Mula-mula Nabi Yusuf  memeriksa karung-karung saudara-saudara tirinya, terakhir beliau memeriksa karung saudaranya seibu yaitu Benyamin, dari karung itu Nabi Yusuf mengeluarkan piala, begitulah skenario yang dibuat oleh Nabi Yusuf, karena menurut undang-undang raja Nabi Yusuf tidak bisa menghukum saudaranya sendiri.
Karena tidak mengetahui skenario dari Nabi Yusuf Saudara-saudaranya yang lain berkata, “Jika ia mencuri, maka sesungguhnya, telah pernah mencuri pula saudaranya sebelum itu” Nabi Yusuf menyembunyikan kejengkelannya dan berkata dalam hati, “Kamu lebih buruk kedudukanmu (sifat-sifatmu) dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu terangkan itu".
Saudara-saudara Nabi Yusuf berkata, “Wahai Al Aziz, sesungguhnya ia mempunyai ayah yang sudah lanjut usianya, lantaran itu ambillah salah seorang diantara kami sebagai gantinya, sesungguhnya kami melihat kamu termasuk orang-orang yang berbuat baik". Akan tetapi Nabi Yusuf menolak usulan mereka, Nabi Yusuf berkata, “Aku mohon perlindungan kepada Allah daripada menahan seorang, kecuali orang yang kami ketemukan harta benda kami padanya, jika kami berbuat demikian, maka benar-benarlah kami orang-orang yang zalim". Akhirnya mereka berputus asa dari keputusan Nabi Yusuf, kemudian mereka berunding dengan berbisik-bisik. Saudara mereka yang tertua berkata, "Tidakkah kamu ketahui bahwa sesungguhnya ayahmu telah mengambil janji dari kamu dengan nama Allah dan sebelum itu kamu telah menyia-nyiakan Yusuf. Sebab itu aku tidak akan meninggalkan negeri Mesir, sampai ayahku mengizinkan kepadaku (untuk kembali), atau Allah memberi keputusan terhadapku. Dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya". Kembalilah kepada ayahmu dan katakanlah: "Wahai ayah kami! Sesungguhnya anakmu telah mencuri, dan kami hanya menyaksikan apa yang kami ketahui, dan sekali-kali kami tidak dapat menjaga (mengetahui) barang yang ghaib.” Dan tanyalah (penduduk) negeri yang kami berada disitu, dan kafilah yang kami datang bersamanya, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang benar".
Kemudian mereka kembali pulang kecuali kakak tertua mereka, kemudian mereka menyampaikan apa yang di pesankan kakak tertua mereka kepada ayahnya. Kemudian Nabi Yaqub menanggapi, "Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku; sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". Nabi Yaqub hanya menahan amarahnya dan tidak meluapkannya kepada anak-anaknya, dia hanya berdoa di tempat peribadatan dan senantiasa menangis sehingga kedua matanya menjadi putih. Anak-anaknya berkata kepada Nabi Yaqub, "Demi Allah, senantiasa kamu mengingati Yusuf, sehingga kamu mengidapkan penyakit yang berat atau termasuk orang-orang yang binasa".  Nabi Yaqub menjawab, "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya".
Saat persediaan makanan mereka mulai menipis kembali anak-anak Nabi Yaqub diutus kembali untuk menukarkan barang-barang mereka dengan bahan makanan dari Negeri Mesir. Tapi kali ini mereka diutus juga untuk mencari keberadaan Nabi Yusuf dan juga menyampaikan kepada Al-Aziz kerajaan Mesir agar membebaskan Benyamin. Kemudian berangkatlah putera-putera Nabi Yaqub ke Mesir untuk ketiga kalinya.
Kemudian mereka kembali memasuki Negeri Mesir, dan kembali bertemu dengan Nabi Yusuf. Mereka berkata, “Hai Al Aziz, kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa barang-barang yang tak berharga, maka sempurnakanlah sukatan untuk kami, dan bersedekahlah kepada kami, sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah". Nabi Yusuf merasa kasihan dengan ayah dan saudara-saudaranya, sehingga beliau menunjukkan siapa beliau sebenarnya di hadapan saudara-saudaranya. Nabi Yusuf berkata, "Apakah kamu mengetahui (kejelekan) apa yang telah kamu lakukan terhadap Yusuf dan saudaranya ketika kamu tidak mengetahui (akibat) perbuatanmu itu?". Seketika Nabi Yusuf tercengang kaget mendengar seorang Al-Aziz kerajaan Mesir mengenal dan mengetahui cerita tentang Yusuf. Sehingga mereka saling berpandangan satu sama lain, lalu mereka curiga jika Al-Aziz itu adalah Yusuf. Kemudian mereka memberanikan diri untuk bertanya kepada Al-Aziz tersebut, "Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?". Nabi Yusuf menjawab: "Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami. Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik." Mereka berkata: "Demi Allah, sesungguhnya Allah telah melebihkan kamu atas kami, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)". Nabi Yusuf berkata: "Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para penyayang". Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah dia kewajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali; dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku".
Sambil membawa  rombongan itu berpulang ke rumah dan telah keluar dari kota Mesir , Nabi Yaqub berkata kepada keluarganya, "Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal (tentu kamu membenarkan aku)". Akan tetapi keluarga Nabi Yaqub yang tidak mengetahui berkata, "Demi Allah, sesungguhnya kamu masih dalam kekeliruanmu yang dahulu".
Kemudian rombongan saudara-saudara Nabi Yusuf telah sampai ke rumah dan memberikan kabar gembira tersebut kepada keluarganya. Lalu diusapkannya baju gamis Nabi Yusuf ke wajah Nabi Yaqub lalu seketika Nabi Yaqub kembali pulih dari penyakitnya. Nabi Yaqub berkata, “Tidakkah aku katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya". Kemudian saudara-saudara Nabi Yusuf berkata : "Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)". Nabi Ya'qub berkata: "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
Kemudian berangkatlah rombongan keluarga besar tersebut, sesampainya di tempat Nabi Yusuf, Nabi Yusuf menyambut ayah ibunya dengan penuh haru dan memeluk ibu bapaknya. Nabi Yusuf berkata, "Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman". Kemudian terjadilah apa yang dulu pernah Nabi Yusuf impikan, seluruh keluarganya merebahkan diri seraya bersujud kepada Nabi Yusuf. Dan berkata Nabi Yusuf : "Wahai ayahku inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.
Itulah kisah Nabi Yusuf yang diwahyukan melaluia Al-Quran dan menjadi sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. Akan tetapi sebagian besar umat manusia akan cenderung untuk tidak beriman, walaupun kita sangat menginginkan keimanan dari mereka. Apakah mereka merasa aman dengan datangnya siksa dari Allah SWT yang meliputi mereka, dan datangnya hari kiamat yang mendadak sedang mereka tidak menyadarinya.
Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (QS: Yusuf ayat: 108)





Kamis, 19 Februari 2015

Kisah Nabi Yaqub a.s




Nama aslinya adalah Israil, beliau adalah anak dari Nabi Ishaq a.s dan cucu dari Nabi Ibrahim a.s. beliau adalah putera yang kedua dari Nabi Ishaq, beliau memiliki saudara kembar yang bernama Ishu. Walaupun saudara kembar akan tetapi hubungan mereka tidak harmonis, malah mereka saling bermusuhan satu sama lain, hal ini disebabkan karena rasa dengki dan iri hati dari Ishu kepada Nabi Yaqub. Ishu selalu ingin mengalahkan Yaqub, rasa dengki dan iri hati Ishu semakin menjadi saat Nabi Ishaq mendoakan Yaqub agar dimudahkan rezekinya dan agar mendapatkan anak-anak yang diberkahi.
Ketidakharmonisan hubungan antara kedua saudara kembar tersebut membuat Yaqub merasa terganggu, kemudian Yaqub mengadu kepada ayahnya agar Nabi Ishak menengahi dan mendamaikan keduanya. Agar Yaqub terbebas dari ancaman-ancaman saudara kembarnya Ishu.
Ishu selalu memberikan ancaman kepada Yaqub, bahkan Ishu mengancam jika anak-anaknya kelak akan menjadi pesaing bagi anak-anak Yaqub dalam mencari penghidupan di dunia. Sedangkan Nabi Ishaq telah merasa tidak mampu berbuat banyak karena beliau merasa sudah tua. Maka Nabi Ishak menyarankan kepada  Yaqub agar berhijrah ke tempat saudaranya di Fadan A’raam. Dan meminta kepada saudaranya agar berkenan menikahkan puterinya kepada Nabi Yaqub. Agar kedudukan Nabi Yaqub di mata masyarakat menjadi baik karena mertuanya.
Berdasarkan saran dari ayahnya tersebut berangkatlah Nabi Yaqub ke Fadan A’raam di daerah Irak. Nabi Yaqub harus melalui gurun pasir Sahara yang panas terik mataharinya membakar kulit. Di tengah perjalanan karena saking lelahnya Nabi Yaqub tertidur, dan di dalam tidurnya Nabi Yaqub bermimpi jika beliau mendapatkan penghidupan yang makmur mempunyai kerajaan yang besar dan anak cucu yang soleh. Saat terbangun Nabi yaqub teringat dengan doa ayahnya dan mengira bahwa mimpinya itu akan menjadi kenyataan. Karena mimpi tersebut membuat Nabi Yaqub semakin semangat dalam melakukan perjalanan.
Legalah hati Nabi Yaqub karena setelah menempuh perjalanan berhari-hari melewati padang pasir akhirnya Nabi Yaqub sampailah di pintu gerbang Kota Fadan A’raam. Kemudian Nabi Yaqub memasuki kota tersebut, sesampainya di sebuah persimpangan jalan beliau bertanya kepada seseorang dimana letak rumah saudaranya Laban berada. Dikarenakan Laban adalah orang yang sangat terkenal di negeri itu maka hampir setiap orang mengenalnya. Laban adalah salah seorang yang mempunyai lading peternakan terbesar di kota itu. Maka seketika orang yang ditanya Nabi Yaqub tersebut segera menunjuk kepada seorang gadis yang sedang mengembalakan kambing. Penduduk tersebut berkata jika gadis tersebut bernama Rahil, dia adalah salah seorang puteri dari Laban.
Dengan hati berdebar Nabi Yaqub menemui gadis tersebut, kemudian beliau menjelaskan perihal status maksud kedatangannya. Bahwa Nabi Yaqub ingin bertemu Laban guna menyampaikan pesan Nabi Ishaq saudaranya. Dengan senang hati Rahil menantar Nabi Yaqub menemui ayahnya Laban.
Akhirnya pertemuan yang mengharukan itu terjadi, Nabi Yaqub dan Laban saling berpelukan dan tanpa terasa terteteslah air mata mengalir di pipi masing-masing akibat pertemuan yang tidak disangka-sangka tersebut. Laban telah menganggap Nabi Yaqub seperti anaknya sendiri, Laban membuatkan bilik tersendiri juga seperti anak-anaknya yang lainnya dan Nabi Yaqub juga diberikan kebebasan dan hak yang sama seperti anak-anak Laban yang lain.
Setelah selang beberapa hari Nabi Yaqub menceritakan kepada Laban perihal kedatangannya. Yaitu pesan Nabi Ishaq bahwa Nabi Yaqub harus menikah dengan puteri Laban, kemudian Laban menyetujuinya. Akan tetapi Laban mengajukan syarat kepada Nabi Yaqub, syaratnya adalah Nabi Yaqub harus mengembalakan kambing Laban selama 7 tahun. Nabi Yaqub menyetujui syarat tersebut, dan mulailah Nabi Yaqub menjadi pekerja di perusahaan peternakan Laban.
Setelah tujuh tahun berlalu akhirnya Nabi Yaqub menikahi puteri Laban, pada dasarnya Nabi Yaqub ingin menikahi puteri Laban yang bernama Rahil. Akan tetapi hukum adat yang tidak memperbolehkan seorang adik perempuan menikah mendahului kakak perempuannya membuat Nabi Yaqub harus menikahi Laiya kakak Rahil. Akan tetapi Laban mengerti akan keinginan hati Nabi Yaqub yang lebih mencintai Rahil, dan Laban pun tak ingin menyakiti hati keponakannya tersebut. Maka Laban membuat lagi perjanjian dengan Nabi Yaqub bahwa Nabi Yaqub harus mengembalakan lagi ternaknya tujuh tahun lagi untuk bisa mempersunting Rahil. Akhirnya persyaratan itu disetujui kembali oleh Nabi Yaqub, maka setelah tujuh tahun lagi berlalu Nabi Yaqub mempersunting Rahil adik Laiya istrinya yang kedua.
Begitulah kisah Nabi Yaqub yang kemudian menjadi keluarga terpandang dikarenakan kedudukan mertuanya di kalangan masyarakat. Dari kedua istrinya tersebut Nabi Yaqub dikaruniai 12 anak diantaranya adalah Nabi Yusuf dan Benyamin dari istrinya Rahil, dan yang lain dari istrinya Laiya.

Rabu, 18 Februari 2015

Kisah Nabi Ishaq a.s




Nabi Ishaq adalah putera dari Nabi Ibrahim dari istrinya yang pertama dimana kelahirannya diberitakan oleh malaikat. Nabi Ishaq lahir beberapa tahun setelah kelahiran Nabi Ismail saudaranya, kebenaran kenabian Nabi Ishaq dijelaskan dalam Alquran Surah An-nisa ayat 163. Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang datang kemudian. Dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'kub, dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud. (An Nisa': 163)”
Secara bahasa Ishaq berarti tertawa, hal ini dapat dijelaskan karena Ibunda Nabi Ishaq tertawa saat mendengar kabar jika beliau akan melahirkan. Karena beiau merasa sudah terlalu tua dan suaminya juga dalam keadaan yang sama. Akan tetapi malaikat menjelaskan bahwa Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki.
Dalam Alquran tidak dijelaskan kepada siapa Nabi Ishaq berdakwah menyebarkan agama Allah. Akan tetapi Alquran menjelaskan tentang sifat-sifat Nabi Yaqub yang tidak jauh berbeda dengan Nabi Ibrahim. Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik. (QS. Shaad, ayat 45-47)
Begitulah sedikit kisah Nabi Ishaq yang memang tidak banyak dijelaskan dalam Al-qur’an. Menurut riwayat Nabi Ishak meninggal pada usia 170 tahun. Beliau mewarisi keturunan yang masih termasuk Nabi yaitu Nabi Yaqub as.