Dalam Al-quran banyak diceritakan tentang
kisah Nabi Yusuf ini, dan bahwasanya Al-quran memberitahu jika kisah Nabi Yusuf
merupakan kisah yang paling baik. Beliau adalah putera dari Nabi Yaqub dari
rahil istri Nabi Yaqub yang kedua, beliau sangat disayangi ayahnya. Selain Nabi
Yusuf, Nabi Yaqub juga sangat menyayangi saudara seibu Nabi Yusuf yaitu
Benyamin. Hal ini menimbulkan rasa iri dari saudara-saudara Nabi Yusuf yang
lain.
Suatu hari Nabi Yusuf bermimpi
bahwa ada sebelas bintang, bulan, dan matahari bersujud kepadanya. Kemudian
Nabi Yusuf menceritakan mimpinya kepada ayahnya, Nabi Yaqub kemudian menanggapi
dan berkata kepada Nabi Yusuf. “sebelas bintang adalah saudaramu, bulan adalah
ibumu dan matahari adalah ayahmu. Kelak kamu akan menjadi orang besar yang
dihormati oleh semua. Maka jangan sampai saudara-saudaramu mengetahuinya, nanti
mereka akan mencelakakanmu. Akan tetapi salah satu saudara Yusuf mendengar
pembicaraan Yusuf dan ayahnya.
Mendengar Nabi Yaqub telah
mendoakan kebaikan kepada Nabi Yusuf membuat saudara-saudaranya semakin
membenci Nabi Yusuf. Setiap hari saudara-saudara Nabi Yusuf selalu berusaha
mencelakakan Nabi Yusuf. Suatu hari saudara-saudara Nabi Yusuf meminta izin
kepada Nabi Yaqub untuk pergi berburu bersama-sama Nabi Yusuf. Pada mulanya
Nabi Yaqub ragu bahwa saudara-saudara Nabi Yusuf akan mampu menjaga Nabi Yusuf
dengan baik. Berkata Nabi Yaqub, “sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf
amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang
kamu lengah dari padanya". Akan tetapi saudara-saudara Nabi Yusuf
menjawab, ” Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang
kuat), sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi".
Akhirnya Nabi Yaqub mengijinkan Nabi Yusuf pergi bersama-sama saudaranya.
Sesampainya di suatu tempat Nabi
Yusuf malah dimasukkan ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya. Akan tetapi Nabi
Yusuf kemudian mendapatkan wahyu dari Allah, "Sesungguhnya kamu akan
menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tiada ingat
lagi". Sebagai alasan untuk menutupi perbuatan mereka kepada ayahnya maka
mereka mengambil baju gamis Nabi Yusuf dan diberi darah binatang. Mereka
membuat rekayasa bahwa Nabi Yusuf telah hilang dimakan serigala dan yang
tersisa hanyalah baju gamisnya.
Kemudian mereka berpulang ke rumah
dan memulai drama kebohongan mereka kepada Nabi yaqub. Mereka datang kepada
Nabi Yaqub sambil menangis dan sambil membawa baju gamis Nabi Yaqub yang telah
dilumuri darah binatang. Mereka berkata, “Wahai ayah kami, sesungguhnya kami
pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami,
lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami,
sekalipun kami adalah orang-orang yang benar". Nabi Yaqub merasa sedih dan
tidak mau menerima alasan dari anak-anaknya atas hilangnya Nabi Yusuf. Nabi
Ya'qub berkata: "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik
perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan
Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu
ceritakan".
Sedangkan
Nabi Yusuf ditemukan oleh seorang musafir dan beliau dijadikan barang dagangan
oleh musafir tersebut. Dan musafir tersebut menjualnya kepada Al-Aziz seorang Pejabat
Tinggi kerajaan Mesir. Ada yang meriwayatkan jika Al-Aziz adalah seorang Kasim,
sehingga mutiara keperawanan istrinya masih selamat. Yang kelak istri dari
Al-Aziz ini menjadi istri Nabi Yusuf. Istri Al-Aziz ini adalah Zulaikha, Zulaikha
adalah seorang puteri raja sebuah kerajaan di barat (Maghrib) negeri
Mesir. Beliau seorang puteri yang cantik menarik. Beliau bermimpi bertemu
seorang pemuda yang menarik rupa parasnya dengan peribadi yang amanah dan
mulia. Zulaikha pun jatuh hati padanya. Kemudian beliau bermimpi lagi bertemu
dengannya tetapi tidak tahu namanya. Kali berikutnya beliau bermimpi lagi ,
lelaki tersebut memperkenalkannya sebagai Wazir kerajaan Mesir.
Kecintaan
dan kasih sayang Zulaikha kepada pemuda tersebut terus berputik menjadi rindu
dan rawan sehingga beliau menolak semua pinangan putera raja yang lain. Setelah
bapanya mengetahui isihati puterinya, bapanya pun mengatur risikan ke negeri
Mesir sehingga mengasilkan majlis pernikahan dengan Wazir negri Mesir.
Memandang
Wazir tersebut atau al Aziz bagi kali pertama, hancur luluh dan kecewalah hati
Zulaikha. Hatinya hampa dan amat terkejut, bukan wajah tersebut yang beliau
temui di dalam mimpi dahulu. Bagaimanapun ada suara ghaib berbisik padanya : “
Benar , ini bukan pujaan hati kamu. Tetapi hasrat kamu kepada kekasih
kamu yang sebenarnya akan tercapai melaluinya. Janganlah kamu takut
kepadanya . Mutiara kehormatan engkau sebagai perawan selamat bersama-sama
dengannya”. Demikian masa berlalu, sehingga suatu hari al-Aziz membawa pulang
Yusuf a.s. yang dibelinya di pasar. Sekali lagi Zulaikha terkejut besar, itulah
Yusuf a.s yang dikenalinya didalam mimpi . Tampan, segak, menarik dan menawan.
Dan kelak Nabi Yusuf dan Zulaikha akan menjadi suami istri.
Berkata Al-Aziz kepada isterinya,
"Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi dia
bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak".
Allah telah memberikan kedudukan
yang baik kepada Nabi Yusuf di Mesir, dan Nabi Yusuf diajarkan tentang tafsir
mimpi. Nabi Yusuf memiliki wajah yang tampan serta bentuk tubuh yang indah
sehingga membuat siapa saja terpesona oleh ketampanannya. Tak terkecuali Zulaikha,
Suatu hari Nabi Yusuf digoda oleh istri Al-Aziz ini, istri Al-Aziz mengurung
Nabi Yusuf di kamar bersamanya. Zulaikha berkata, “marilah kesini”, Nabi Yusuf
menjawab, "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan
aku dengan baik. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung.”
Menurut Al-quran, sesungguhnya Nabi
Yusuf juga berkehendak yang sama seperti Zulaikha. Akan tetapi karena Nabi
Yusuf adalah orang yang hamba Allah yang
terpilih, Allah memberikan tanda kepada Nabi Yusuf. Dan Allah memalingkan Nabi
Yusuf dari kemungkaran dan kekejian.
Kemudian mereka berdua berlomba
menuju pintu, dan Nabi Yusuf lebih duluan
dan Zulaikha belakangan. Zulaikha menarik baju gamis Nabi Yusuf dari belakang
dan sobek pada bagian itu. Sesampainya di pintu mereka berdua mendapati Al-Aziz
berada di depannya. Menjadi guguplah keduanya, kemudian Zulaikha beralasan
bahwa Nabi Yusuflah yang memaksanya melakukan perbuatan keji tersebut. Berkata
Zulaikha, “Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong
dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang
pedih?" akan tetapi Nabi Yusuf menyangkalnya, berkata Nabi Yusuf,
"Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)". Menjadi
bingunglah Al-Aziz, akan tetapi seorang dari keluarga Zulaikha memberikan
kesaksian, di berkata, "Jika baju gamisnya koyak di muka, maka wanita itu
benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta, Dan jika baju gamisnya koyak
di belakang, maka wanita itulah yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang
benar" Al-Aziz melihat baju gamis Nabi Yusuf koyak pada bagian belakang,
berkata Al-Aziz, “Sesungguhnya (kejadian) itu adalah diantara tipu daya kamu,
sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar". (Hai) Yusuf: "Berpalinglah
dari ini, dan (kamu hai isteriku) mohon ampunlah atas dosamu itu, karena kamu
sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah".
Akhirnya berita tentang kejadian
itu tersebar luas, berkata para penduduk kota, “Isteri Al Aziz menggoda
bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada
bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam
kesesatan yang nyata". Hal ini membuat Zulaikha kesal, Zulaikha berkata,
“mereka tidak tahu saja siapa Yusuf, jika mereka tahu maka mereka akan juga
terpesona dengan keelokan parasnya.
Maka Zulaikha mengundang
wanita-wanita di kota untuk datang ke rumahnya, dan mereka diberi pisau untuk
memotong jamuan. Lalu Nabi Yusuf disuruh untuk berjalan di depan wanita-wanita
tersebut. Maka terkejutlah mereka melihat keelokan dan lekuk tubuh yang indah
dari Nabi Yusuf. Dan tanpa disengaja mereka mengiris tangan mereka sendiri dan
berkata, "Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini
tidak lain hanyalah malaikat yang mulia", Zulaikha berkata, "Itulah
dia orang yang kamu cela aku karena (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku
telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi dia
menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan
kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan
orang-orang yang hina". Nabi Yusuf berkata, Yusuf berkata: "Wahai
Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan
jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan
cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk
orang-orang yang bodoh". suasana menjadi panik karena darah bercucuran.
Karena malu mereka akhirnya pulang meninggalkan rumah Zulaikha dengan membawa
tangan yang terluka akibat terkena pisau.
Akan tetapi sebagai Pejabat Tinggi
Mesir, Al-Aziz merasa malu karena kabar tersebut telah tersebar luas. Akhirnya
untuk membersihkan namanya Al-Aziz memenjarakan Nabi Yusuf dengan tuduhan telah
mencoba melakukan perbuatan tidak senonoh kepada istrinya.
Di dalam penjara Nabi Yusuf bertemu
dengan dua orang pemuda, kedua orang pemuda ini berkata kepada Nabi Yusuf,
Berkatalah salah seorang diantara keduanya: "Sesungguhnya aku bermimpi,
bahwa aku memeras anggur". Dan yang lainnya berkata: "Sesungguhnya
aku bermimpi, bahwa aku membawa roti di atas kepalaku, sebahagiannya dimakan
burung". Berikanlah kepada kami ta'birnya; sesungguhnya kami memandang
kamu termasuk orang-orang yang pandai (mena'birkan mimpi). Nabi Yusuf berkata:
"Tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan diberikan kepadamu
melainkan aku telah dapat menerangkan jenis makanan itu, sebelum makanan itu
sampai kepadamu. Yang demikian itu adalah sebagian dari apa yang diajarkan
kepadaku oleh Tuhanku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang
yang tidak beriman kepada Allah, sedang mereka ingkar kepada hari kemudian. Dan
aku pengikut agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya'qub. Tiadalah
patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah. Yang
demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia
(seluruhnya); tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukuri (Nya). Hai kedua
penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu
ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? Kamu tidak menyembah yang selain
Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu
membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama
itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu
tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui".Hai kedua penghuni penjara: "Adapun salah seorang
diantara kamu berdua, akan memberi minuman tuannya dengan khamar; adapun yang
seorang lagi maka ia akan disalib, lalu burung memakan sebagian dari kepalanya.
Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya (kepadaku)".
Kemudian Nabi Yusuf menitipkan
salam kepada salah satu orang yang selamat tersebut, berkata Nabi Yusuf,
"Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu". Akan tetapi dia tidak
menerangkan keadaan Nabi Yusuf kepada
tuannya, setan telah membuatnya lupa. Maka Nabi Yusuf tetap di dalam penjara
beberapa tahun lagi.
Pada suatu Hari Raja kerajaan mesir
bermimpi, dalam mimpinya dia melihat “tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk
dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum)
yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering". Dia bertanya kepada para
pembesar kerajaan tersebut, akan tetapi tidak ada satupun dari para pembesar
yang mampu menakwilkan mimpi sang raja. Mereka menjawab: "(Itu) adalah
mimpi-mimpi yang kosong dan kami sekali-kali tidak tahu menta'birkan mimpi
itu". Lalu seorang pelayan yang selamat dari penjara teringat kepada Nabi
Yusuf, kemudian menceritakan kepada Raja bahwa dia mengenal seorang yang pandai
menakwilkan mimpi, kemudian dia menunjukkan Nabi Yusuf.
Raja mengutus pelayan tersebut dan
setelah menemui Nabi Yusuf dia berkata, "Yusuf, hai orang yang amat
dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk
yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir
(gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada
orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya". Nabi Yusuf menjawab, “"Supaya kamu bertanam tujuh
tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu
biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu akan
datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan
untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang
kamu simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi
hujan (dengan cukup) dan dimasa itu mereka memeras anggur".
Raja merasa puas dengan takwil dari
Nabi Yusuf, dan Raja penasaran ingin bertemu dengan Nabi Yusuf. Kemudian Raja
menyuruh seorang utusan untuk membawa Nabi Yusuf menghadap Raja. Maka tatkala
utusan itu datang kepada Nabi Yusuf, berkatalah Nabi Yusuf: "Kembalilah
kepada tuanmu dan tanyakanlah kepadanya bagaimana halnya wanita-wanita yang
telah melukai tangannya. Sesungguhnya Tuhanku, Maha Mengetahui tipu daya
mereka".
Raja berkata (kepada wanita-wanita
itu): "Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan
dirinya (kepadamu)?" Mereka berkata: "Maha Sempurna Allah, kami tiada
mengetahui sesuatu keburukan dari padanya". Berkata isteri Al Aziz:
"Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggodanya untuk
menundukkan dirinya (kepadaku), dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang
benar". Kemudian Nabi Yusuf berkata: "Yang demikian itu agar
dia (Al Aziz) mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya di
belakangnya, dan bahwasanya Allah tidak meridhai tipu daya orang-orang yang
berkhianat. Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya
nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat
oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.
Karena kejujuran, keikhlasan hati, dan
ilmu yang luas membuat Raja Mesir bersimpati kepada Nabi Yusuf. Setelah
peristiwa itu Nabi Yusuf dipercaya oleh Raja Mesir menjadi bendahara kerajaan
mesir. Allah telah memberikan kedudukan kepada Nabi Yusuf di Negeri Mesir, Nabi
Yusuf berkuasa penuh pergi kemana saja di negeri Mesir tersebut. Bahwasanya
Allah melimpahkan rahmat kepada siapa saja yang Allah kehendaki, dan Allah
tidak menyianyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.
Pada tujuh tahun pertama terjadi
panen dan Raja Mesir telah menyimpan hasil panen seperti yang disarankan oleh
Nabi Yusuf, lalu apa yang dikatakan Nabi Yusuf benar terjadi yaitu pada tujuh
tahun berikutnya terjadi kekeringan dan gagal panen. Hal ini membuat rakyat
mesir tidak kekurangan pangan, tetapi negeri-negeri lain banyak terjadi
kekurangan pangan karena tidak mengetahui akan adanya kekeringan ini.
Tak terkecuali negeri negeri Irak
dimana ayah Yusuf Nabi Yaqub tinggal, lalu berangkatlah saudara-saudara Nabi
Yusuf ke negeri Mesir untuk menukarkan harta dengan gandum dan aneka sembako
lainnya. Masuklah mereka kedalam kerajaan untuk melakukan pertukaran tersebut,
pada saat bertemu dengan Nabi Yusuf yang telah menjadi bendahara Kerajaan Mesir
mereka sudah tidak mengenal lagi kepada Nabi Yusuf.
Akan tetapi Nabi Yusuf tidak
menceritakan kepada mereka tentang siapa sebenarnya pejabat yang sedang
memberikan gandum kepada mereka. Setelah diberikan gandum kepada mereka, Nabi
Yusuf berpesan kepada saudara-saudaranya agar membawa saudara mereka seayah
(Benyamin). Nabi Yusuf berkata, "Bawalah kepadaku saudaramu yang seayah
dengan kamu (Bunyamin), tidakkah kamu melihat bahwa aku menyempurnakan sukatan
dan aku adalah sebaik-baik penerima tamu? Jika kamu tidak membawanya kepadaku,
maka kamu tidak akan mendapat sukatan lagi dari padaku dan jangan kamu
mendekatiku". Mereka berkata: "Kami akan membujuk ayahnya untuk
membawanya (ke mari) dan sesungguhnya kami benar-benar akan
melaksanakannya". Selain memberikan sugatan gandum Nabi Yusuf juga mengembalikan
kembali harta yang dibawa oleh saudara-saudaranya sedang saudara-saudaranya
tidak menyadari.
Kemudian mereka kembali ke Irak,
sesampainya di rumah mereka menceritakan kepada Nabi Yaqub ayah mereka apa yang
mereka alami di Mesir. Bahwa mereka harus membawa Benyamin untuk pergi
bersama-sama mereka agar mereka kembali mendapat gandum. Jika tidak maka mereka
tidak akan mendapatkan sugatan gandum. Akan tetapi Nabi Yaqub merasa ragu bila
ia harus merelakan benyamin pergi bersama saudara-saudara tirinya, sebagaimana
dulu Nabi Yaqub pernah kehilangan anak yang disayanginya yaitu Nabi Yusuf. Nabi
Yaqub berkata, "Bagaimana aku akan mempercayakannya (Bunyamin) kepadamu,
kecuali seperti aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu?.
Maka Allah adalah sebaik-baik Penjaga dan Dia adalah Maha Penyanyang diantara
para penyanyang.”
Saat saudara-saudara Nabi Yusuf
membuka karung gandum mereka, mereka merasa senang karena mereka mendapati
harta mereka di dalamnya. Hari-hari berlalu dan masa kekeringan belum juga
berakhir akan tetapi persediaan makanan keluarga Nabi Yaqub semakin menipis, sehingga
Nabi Yaqub mengutus anak-anaknya untuk kembali ke Mesir menukar barang-barang
berharga dengan bahan-bahan makanan. Seperti yang telah dipesankan oleh Pejabat
Mesir sebelumnya, untuk dapat menukar barang dagangan mereka dengan gandum
mereka harus membawa Benyamin bersama-sama mereka.
Maka berangkatlah mereka
bersama-sama Benyamin, sebelum pergi Nabi Yaqub khawatir akan keselamatan
Benyamin. Maka Nabi Yaqub mengambil sumpah atas saudara-saudara Benyamin. Nabi
Ya'qub berkata: "Aku sekali-kali tidak akan melepaskannya (pergi)
bersama-sama kamu, sebelum kamu memberikan kepadaku janji yang teguh atas nama
Allah, bahwa kamu pasti akan membawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu
dikepung musuh". Tatkala mereka memberikan janji mereka, maka Nabi Ya'qub
berkata: "Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan (ini)".
Kemudian Nabi Yaqub berpesan kepada
anak-anaknya, “Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu
pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun
demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir)
Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku
bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah
diri". Al-quran menjelaskan sebenarnya Nabi Yaqub telah diberi pengetahuan
oleh Allah tentang takdir apa yang akan terjadi pada anak-anaknya. “Dan tatkala mereka masuk menurut yang
diperintahkan ayah mereka, maka (cara yang mereka lakukan itu) tiadalah
melepaskan mereka sedikitpun dari takdir Allah, akan tetapi itu hanya suatu
keinginan pada diri Ya'qub yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia
mempunyai pengetahuan, karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Akan tetapi
kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS. Yusuf Ayat : 68)
Sesampainya di negeri Mesir
bertemulah mereka kembali kepada Yusuf , rasa haru berkecamuk di dada Nabi
Yusuf, karena rindu kepada saudaranya seibu yang sudah lama tidak berjumpa. Agar
tidak menaruh curiga pada saudara-saudaranya yang lain, Nabi Yusuf memanggil
saudranya benyamin ke tempatnya, Nabi Yusuf berkata, "Sesungguhnya aku
(ini) adalah saudaramu, maka janganlah kamu berdukacita terhadap apa yang telah
mereka kerjakan".
Ketika tiba saat mempersiapkan
bahan makanan, Nabi Yusuf membuat rekayasa agar Benyamin tetap berada di Istana
bersamanya, beliau memasukkan piala ke dalam karung saudaranya yang seibu itu. Ketika
hendak pulang seseorang dari pengawal kerajaan Mesir meneriaki saudara-saudara
Nabi Yusuf, "Hai kafilah, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang
mencuri". Rombongan itu berhenti, kemudian menghadap kepada orang yang
menuduh, mereka berkata, “Barang apakah yang hilang dari pada kamu?” pengawal
itu menjawab, “kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat
mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku
menjamin terhadapnya" Saudara-saudara Nabi Yusuf menjawab "Demi Allah
sesungguhnya kamu mengetahui bahwa kami datang bukan untuk membuat kerusakan di
negeri (ini) dan kami bukanlah para pencuri". Para pengawal berkata,
“Tetapi apa balasannya jikalau kamu betul-betul pendusta?” saudara-saudara Nabi
Yusuf menjawab, “Balasannya, ialah pada siapa diketemukan (barang yang hilang)
dalam karungnya, maka dia sendirilah balasannya (tebusannya) Demikianlah kami
memberi pembalasan kepada orang-orang yang zalim.”
Mula-mula Nabi Yusuf memeriksa karung-karung saudara-saudara
tirinya, terakhir beliau memeriksa karung saudaranya seibu yaitu Benyamin, dari
karung itu Nabi Yusuf mengeluarkan piala, begitulah skenario yang dibuat oleh
Nabi Yusuf, karena menurut undang-undang raja Nabi Yusuf tidak bisa menghukum
saudaranya sendiri.
Karena tidak mengetahui skenario
dari Nabi Yusuf Saudara-saudaranya yang lain berkata, “Jika ia mencuri, maka
sesungguhnya, telah pernah mencuri pula saudaranya sebelum itu” Nabi Yusuf
menyembunyikan kejengkelannya dan berkata dalam hati, “Kamu lebih buruk
kedudukanmu (sifat-sifatmu) dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu terangkan
itu".
Saudara-saudara Nabi Yusuf berkata,
“Wahai Al Aziz, sesungguhnya ia mempunyai ayah yang sudah lanjut usianya,
lantaran itu ambillah salah seorang diantara kami sebagai gantinya,
sesungguhnya kami melihat kamu termasuk orang-orang yang berbuat baik".
Akan tetapi Nabi Yusuf menolak usulan mereka, Nabi Yusuf berkata, “Aku mohon
perlindungan kepada Allah daripada menahan seorang, kecuali orang yang kami
ketemukan harta benda kami padanya, jika kami berbuat demikian, maka
benar-benarlah kami orang-orang yang zalim". Akhirnya mereka berputus asa
dari keputusan Nabi Yusuf, kemudian mereka berunding dengan berbisik-bisik.
Saudara mereka yang tertua berkata, "Tidakkah kamu ketahui bahwa
sesungguhnya ayahmu telah mengambil janji dari kamu dengan nama Allah dan
sebelum itu kamu telah menyia-nyiakan Yusuf. Sebab itu aku tidak akan
meninggalkan negeri Mesir, sampai ayahku mengizinkan kepadaku (untuk kembali),
atau Allah memberi keputusan terhadapku. Dan Dia adalah Hakim yang
sebaik-baiknya". Kembalilah kepada ayahmu dan katakanlah: "Wahai ayah
kami! Sesungguhnya anakmu telah mencuri, dan kami hanya menyaksikan apa yang
kami ketahui, dan sekali-kali kami tidak dapat menjaga (mengetahui) barang yang
ghaib.” Dan tanyalah (penduduk) negeri yang kami berada disitu, dan kafilah
yang kami datang bersamanya, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang
benar".
Kemudian mereka kembali pulang
kecuali kakak tertua mereka, kemudian mereka menyampaikan apa yang di pesankan
kakak tertua mereka kepada ayahnya. Kemudian Nabi Yaqub menanggapi, "Hanya
dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu. Maka
kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Mudah-mudahan Allah mendatangkan
mereka semuanya kepadaku; sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana". Nabi Yaqub hanya menahan amarahnya dan tidak meluapkannya
kepada anak-anaknya, dia hanya berdoa di tempat peribadatan dan senantiasa
menangis sehingga kedua matanya menjadi putih. Anak-anaknya berkata kepada Nabi
Yaqub, "Demi Allah, senantiasa kamu mengingati Yusuf, sehingga kamu
mengidapkan penyakit yang berat atau termasuk orang-orang yang
binasa". Nabi Yaqub menjawab,
"Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan
kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada
mengetahuinya".
Saat persediaan makanan mereka
mulai menipis kembali anak-anak Nabi Yaqub diutus kembali untuk menukarkan
barang-barang mereka dengan bahan makanan dari Negeri Mesir. Tapi kali ini
mereka diutus juga untuk mencari keberadaan Nabi Yusuf dan juga menyampaikan
kepada Al-Aziz kerajaan Mesir agar membebaskan Benyamin. Kemudian berangkatlah
putera-putera Nabi Yaqub ke Mesir untuk ketiga kalinya.
Kemudian mereka kembali memasuki
Negeri Mesir, dan kembali bertemu dengan Nabi Yusuf. Mereka berkata, “Hai Al
Aziz, kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa
barang-barang yang tak berharga, maka sempurnakanlah sukatan untuk kami, dan
bersedekahlah kepada kami, sesungguhnya Allah memberi balasan kepada
orang-orang yang bersedekah". Nabi Yusuf merasa kasihan dengan ayah dan
saudara-saudaranya, sehingga beliau menunjukkan siapa beliau sebenarnya di
hadapan saudara-saudaranya. Nabi Yusuf berkata, "Apakah kamu mengetahui
(kejelekan) apa yang telah kamu lakukan terhadap Yusuf dan saudaranya ketika
kamu tidak mengetahui (akibat) perbuatanmu itu?". Seketika Nabi Yusuf
tercengang kaget mendengar seorang Al-Aziz kerajaan Mesir mengenal dan
mengetahui cerita tentang Yusuf. Sehingga mereka saling berpandangan satu sama
lain, lalu mereka curiga jika Al-Aziz itu adalah Yusuf. Kemudian mereka
memberanikan diri untuk bertanya kepada Al-Aziz tersebut, "Apakah kamu ini
benar-benar Yusuf?". Nabi Yusuf menjawab: "Akulah Yusuf dan ini
saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami. Sesungguhnya
barang siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak
menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik." Mereka berkata:
"Demi Allah, sesungguhnya Allah telah melebihkan kamu atas kami, dan
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)". Nabi Yusuf
berkata: "Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah
mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para penyayang".
Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah dia kewajah
ayahku, nanti ia akan melihat kembali; dan bawalah keluargamu semuanya
kepadaku".
Sambil membawa rombongan itu berpulang ke rumah dan telah
keluar dari kota Mesir , Nabi Yaqub berkata kepada keluarganya,
"Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhku lemah
akal (tentu kamu membenarkan aku)". Akan tetapi keluarga Nabi Yaqub yang
tidak mengetahui berkata, "Demi Allah, sesungguhnya kamu masih dalam
kekeliruanmu yang dahulu".
Kemudian rombongan saudara-saudara
Nabi Yusuf telah sampai ke rumah dan memberikan kabar gembira tersebut kepada
keluarganya. Lalu diusapkannya baju gamis Nabi Yusuf ke wajah Nabi Yaqub lalu
seketika Nabi Yaqub kembali pulih dari penyakitnya. Nabi Yaqub berkata, “Tidakkah aku katakan kepadamu, bahwa
aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya". Kemudian
saudara-saudara Nabi Yusuf berkata : "Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun
bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang
bersalah (berdosa)". Nabi Ya'qub berkata: "Aku akan memohonkan ampun
bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang".
Kemudian berangkatlah rombongan
keluarga besar tersebut, sesampainya di tempat Nabi Yusuf, Nabi Yusuf menyambut
ayah ibunya dengan penuh haru dan memeluk ibu bapaknya. Nabi Yusuf berkata, "Masuklah
kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman". Kemudian terjadilah
apa yang dulu pernah Nabi Yusuf impikan, seluruh keluarganya merebahkan diri
seraya bersujud kepada Nabi Yusuf. Dan berkata Nabi Yusuf : "Wahai ayahku
inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya
suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika
Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun
padang pasir, setelah syaitan merusakkan (hubungan) antaraku dan
saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia
kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Ya
Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan
dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta
langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku
dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.
Itulah kisah Nabi Yusuf yang
diwahyukan melaluia Al-Quran dan menjadi sebagian dari tanda-tanda kekuasaan
Allah bagi kaum yang berfikir. Akan tetapi sebagian besar umat manusia akan
cenderung untuk tidak beriman, walaupun kita sangat menginginkan keimanan dari
mereka. Apakah mereka merasa aman dengan datangnya siksa dari Allah SWT yang
meliputi mereka, dan datangnya hari kiamat yang mendadak sedang mereka tidak
menyadarinya.
Katakanlah:
"Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak
(kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada
termasuk orang-orang yang musyrik". (QS: Yusuf ayat: 108)