Senin, 09 Februari 2015

Kisah Nabi Ismail as




Sebagaimana kita ketahui Nabi Ismail as adalah putera Nabi Ibrahim as yang pertama, Nabi Ismail adalah seorang yang penyabar. Beliau selalu melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Nabi Ibrahim dan Allah SWT tanpa ragu. Telah dijelaskan sebelumnya beberapa kisah Nabi Ismail bersama Nabi Ibrahim, seperti tentang munculnya sumur zam-zam setelah Nabi Ismail menghentak-hentakkan kakinya ke tanah. Juga tentang keteguhan dan kesabaran Nabi Ismail saat beliau hendak disembelih oleh Nabi Ibrahim karena hendak melewati ujian dari Allah SWT.
Nabi Ismail tinggal di semenanjung Arab sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah SWT. Beliau memelihara kuda dan merasa terhibur dengannya, beliau memanfaatkan kuda-kuda tersebut untuk melakukan keperluannya. Semakin lama kabilah yang tinggal di sekitar sumur zam-zam bertambah, walaupun begitu kabilah-kabilah tersebut tetap meminta izin kepada Nabi Ismail dan Siti Hajar jika hendak mengambil air zam-zam. Setelah dewasa Nabi Ismail berdakwah untuk Al-Amaliq, bani Jurhum dan Qabilah Yaman. 
Hari-hari berganti begitu cepat dan Nabi Ismailpun telah menginjak usia dewasa, di usia ini Nabi Ismail diberi lagi tugas yang besar dari Nabi Ibrahim. Dimana tugas ini adalah perintah dari Allah SWT, perintah ini lebih berat dari pada perintah penyembelihan, karena perintah ini tidak hanya menyangkut hal pribadi, melainkan sampai kepada kepentingan orang banyak. yaitu agar dibangun lagi Baitullah. Nabi Ismail menjawab dengan gamblang dan tegas yang menunjukkan kepatuhannya kepada Nabi Ibrahim dan Allah, "Laksanakanlah apa yang diperintahkan Tuhanmu padamu." Nabi Ibrahim berkata: "Apakah engkau akan membantuku?" Ismail menjawab: "Ya, aku akan membantumu." Nabi Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah s.w.t memerintahkan aku untuk membangun rumah di sini." Nabi Ibrahim mengisyaratkan dengan tangannya menunjuk ke suatu bukit.
Baitullah adalah sebuah bangunan yang pertama kali dibuat untuk menyembah Allah SWT. Yang pertama kali membuat adalah Nabi Adam, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama, ” Sesungguhnya Nabi Adam membangunnya dan ia melakukan tawaf di sekelilingnya seperti para malaikat yang tawaf di sekitar Arasy Allah s.w.t. “ dahulu Nabi Adam membangunnya untuk keperluan beribadah kepada Allah. Dan itu adalah rumah yang pertama kali digunakan untuk menyembah Allah. Rumah itu dipenuhi rahmat Allah SWT, kemudian Nabi Adam meninggal dan tidak ada lagi yang mengurusi dan menggunakan rumah tersebut sampai berabad-abad membuat rumah tersebut hilang dan tersembunyi.
Melalui wahyu dari Allah SWT Nabi Ibrahim diperintahkan untuk membangun kembali baitullah, agar rumah tersebut tetap berdiri dan digunakan untuk beribadah sampai hari kiamat.  Mula-mula Nabi Ibrahim membangun ka’bah, ka’bah adalah bangunan batu yang merupakan simbol tauhid agama Islam. Dimana setiap muslim dimanapun berada harus menghadap ka’bah dalam shalatnya.
Beliau menikah dengan wanita jurhum, dimana istrinya yang pertama ini diceraikan atas perintah Nabi Ibrahim. Pada suatu hari Nabi Ibrahim berkunjung ke rumah Nabi Ismail untuk mengetahui bagaimana keadaan Nabi Ismail. Saat sampai di rumah Nabi Ismail Nabi Ibrahim hanya bertemu dengan istrinya. Saat itu istri Nabi Ismail tidak mengetahui jika yang datang itu adalah mertuanya. Nabi Ibrahim menanyakan dimana Nabi Ismail, istri Nabi Ismail menjawab bahwa Nabi Ismail sedang berburu. Lalu beliau menanyakan tentang keadaan rumah tangganya, kemudian sang istri menjawab jika rumah tangganya penuh dengan kesempitan. Lalu Nabi Ibrahim menanyakan apakah ada jamuan, kemudian Istri Nabi Ismail menjawab tidak mempunyai malah tidak ada apapun. Nabi Ibrahim tidak senang dengan sifat istri Nabi Ismail, maka dari itu Nabi Ibrahim menyuruh Nabi Ismail untuk menceraian istrinya. Sebelum pulang Nabi Ibrahim menitip pesan kepada istri Nabi Ismail untuk mengganti ambang pintu.
Kemudian Nabi Ismail telah pulang dari berburu, kemudian istrinya bercerita tentang seorang laki-laki yang bertamu ke rumahnya tersebut dan menyampaikan pesan dari lelaki tersebut. Kemudian Nabi Ismail mengatakan kepada istrinya, sesungguhnya lelaki itu adalah ayahku, dan dia menyuruhu untuk menceraikanmu, maka kembalilah engkau kepada keluargamu. Kemudian mereka bercerai,setelah bercerai Nabi Ismail menikah kembali dengan wanita suku Jurhum juga. Dengan istrinya yang kedua ini Nabi Ismail hidup dengan bahagia. Suatu hari Nabi Ibrahim mengunjungi Nabi Ismail lagi dan akan tetapi Nabi Ismail sedang tidak ada di rumah, yang ada hanyalah istrinya. Nabi Ibrahim menanyakan tentang keadaannya bersama Nabi Ismail, lalu dia menjawab bahwa dia baik-baik saja dan dikaruniai nikmat. Nabi Ibrahim ridha dengan istri Nabi Ismail yang kedua ini karena menghormati tamu dan tidak menceritakan aib dan keburukan suaminya. Sebelum pergi Nabi Ibrahim berpesan agar jangan mengganti ambang pintunya. Maka tatkala Nabi Ismail pulang istrinya berkata kepadanya bahwa tadi ada seorang lelaki tua yang datang dan bertanya tentang keadaan rumah tangga kita lalu aku menjawab jika rumah tangga kita penuh dengan nikmat dan keberkahan. Nabi Ismail bertanya, apakah dia berpesan sesuatu. Istrinya menjawab, iya, dia berpesan agar mengokohkan ambang pintunya. Nabi Ismail berkata, ia adalah ayahku dan ambang pintu itu adalah dirimu, dia berpesan agar mempertahankanmu. Dengan istri yang kedua ini Nabi Ismail dikaruniai 12 anak laki-laki dan 1 anak perempuan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar