Rabu, 18 Februari 2015

Kisah Nabi Luth as




Nabi Luth adalah keponakan Nabi Ibrahim, ayah beliau bernama Hasan bin Tareh, beliau adalah satu-satunya lelaki yang beriman kepada Nabi Ibrahim, beliau mengikuti semua perjalanan dan dakwah bersama Nabi Ibrahim. Beliau dan Nabi Ibrahim telah bersama-sama berhasil mengembangkan bidang peternakan. Jumlah ternak Nabi Ibrahim dan Nabi Luth terlalu banyak sehingga tak ada tempat untuk menampung ternak-ternak itu. Oleh karena itu Nabi Ibrahim menyuruh Nabi Luth untuk berhijrah ke negeri Sodum untuk mencari tempat yang lebih luas guna mengembangkan ternak-ternaknya.
Dan di negeri Sadum inilah Nabi Luth di utus juga untuk berdakwah kepada masyarakatnya, masyarakat Sadum terkenal dengan moralnya yang bobrok. Mencuri, berbohong, merampok, berkelahi, dan perbuatan-perbuatan keji lainnya adalah keseharian yang tak pernah lepas dari penduduk Sadum. Yang kuat menindas yang lemah, kejahatan merajalela, dan yang paling parah yang dikerjakan penduduk Sadum adalah perbuatan homosex dan lesbian di masyarakatnya. Jika ada orang yang memasuki negeri ini pastilah akan mendapat gangguan dari penduduknya, hartanya akan dirampas, jika melakukan perlawanan maka penduduk Sadum tidak akan segan-segan membunuh. Tapi jika yang datang adalah seorang lelaki yang berparas tampan maka akan menjadi mangsa bagi kaum lelaki penduduk Sadum, jika yang datang adalah perempuan maka akan menjadi mangsa bagi kaum perempuannya.
Di tengah negeri inilah Nabi Luth diutus guna memperbaiki akhlak yang telah bobrok ini. Memberi kabar gembira bagi orang-orang yang beriman dan mengabarkan kepada orang-orang yang berbuat zalim bahwa akan ada balasan pada setiap apa yang dilakukan.
"Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul. Ketika saudara mereka Luth, berkata kepada mereka: Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semeta alam. Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas". (QS. asy-Syu'ara: 160-166)

Akan tetapi ajakan Nabi Luth yang penuh kebenaran dan kasih sayang ini malah didustakan oleh kaumnya.
Mereka menjawab: "Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir" (QS. asy-Syu'ara: 167)
Suatu hari Nabi Luth kedatangan tamu, tamu ini berjumlah 3 orang dimana mereka adalah malaikat-malaikat yang menyamar menjadi lelaki yang tampan parasnya. Saat pertama kali melihat ketiga tamunya Nabi Luth merasa khawatir akan keselamatan ketiga tamunya tersebut. Karena mengingat kebiasaan kaumnya yang suka melakukan perbuatan homosek. Oleh karena itu Nabi Luth memberi tahu tamunya tentang kebiasaan buruk penduduk Sadum. Akan tetapi tamunya hanya terdiam membisu. Melihat tekad tamunya yang tetap ingin bermalam di rumahnya membuat Nabi Luth tak bsia berbuat banyak, karena beliau merupakan orang yang amat menghormati tamu. Dari pintu kota Nabi Luth mengantar tamu-tamunya menuju ke rumahnya. Di perjalanan Nabi Luth senantiasa mengingatkan tamunya agar mengurungkan niatnya untuk bermalam di negerinya. Akan tetapi tamunya masih tetap diam membisu. Nabi Luth berjalan pada saat petang karena dia takut diketahui oleh kaumnya. Tidak ada yang mengetahui kedatangan tamu-tamu Nabi Luth kecuali istri nabi Luth, kemudian istri Nabi Luth memberi tahu penduduk Sadum.
Mendengar berita bahwa Nabi Luth telah didatangi tamu-tamu yang berparas tampan membuat penduduk Sadum menginginkannya. Mereka berbondong-bondong mendatangi rumah Nabi Luth, kemudian Nabi Luth keluar dan berdialog dengan mereka. “Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?” Akan tetapi kaum Nabi Luth melakukan  penolakan atas kebenaran yang didakwahkan Nabi Luth. Mereka memang sudah dibutakan oleh nafsu dan disesatkan fikiran mereka oleh setan.  Sehingga mereka tak lagi memperdulikan bahwa Luth adalah seorang Nabi yang diutus oleh Allah. Dengan kesesatannya mereka menjawab: "Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki".
Kemudian Nabi Luth memasuki rumah dan mengunci rumahnya, sementara kaum Nabi Luth yang tidak sabar selalu menggebrak-gebrak dan mendorong-dorong pintu rumah Nabi Luth. Nabi Luth berkata, “Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)". Akan tetapi ketiga tamu Nabi Luth masih merasa tenang, melihat demikian Nabi Luth merasa heran. Para tamu itu berkata, “Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?". Maka dari itu Nabi Luth segera meninggalkan negerinya, beliau pergi melalui pintu belakang.
Ketika pintu rumah Nabi Luth terbuka para utusan itu segera membuat mata penduduk Sadum menjadi buta. "Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka), lalu kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa azab yang kekal." (QS. al-Qamar: 37-38)


Sebelum akhir malam Nabi Luth, keluarganya, dan pengikutnya telah meninggalkan negeri Sadum, akan tetapi suara dari azab tersebut masih terdengar. Beliau mendengar suara yang mengguntur dan bergemuruh seakan meledakkan gunung-gunung dan menghancurkan apa saja yang ada. Benar saja Allah telah mengazab Negeri Sadum dengan sangat dahsyat, mereka dihujani batu yang terbakar dari langit secara bertubi-tubi. Dan negeri Sadum dibalikkan sehingga tiada yang tersisa diantara penduduk  Sadum yang kafir tersebut. Termasuk isteri Nabi Luth, dia termasuk yang tertinggal karena dia telah kafir dan mendustakan Allah dan Nabi Luth. Hancurlah sebuah peradaban yang tersisa adalah puing-puing kehancurannya, di sebuah danau di Palestina kita dapat melihat sisa-sisa kebenaran cerita ini. Dimana di dalam danau tersebut akan ada batu-batu yang seakan-akan meleleh, dan danau tersebut mengalirkan air yang asin lebih asin dari air laut, danau tersebut bernama al-Bahrul Mayit.
Akhirnya Nabi Luth menemui Nabi Ibrahim, beliau bercerita tentang apa yang terjadi pada kaumnya.  Akan tetapi Nabi Ibrahim telah mengetahui karena sebelumnya telah diberitakan oleh malaikat Allah.
Itulah kisah Nabi Luth yang amat terkenal yang bisa kita jadikan pelajaran. Bahwasanya semua bentuk kemaksiatan pasti akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Kaum Nabi Luth telah melakukan kemaksiatan, kemudian mereka didatangkan seorang Rasul, dan merekapun mendustakannya. Maka azab Allah didatangkan kepada mereka, dan merekapun mati bergelimpangan.
"Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu. Dan Kami tidak mendapati di negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang-orang yang berserah diri. Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada seksa yang pedih. " (QS. adz-Dzariyat: 35-37)

"Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia)." (QS. al-Hijr: 76)

"Dan sesungguhnya kamu (hai penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas) mereka di waktu pagi, dan di waktu malam. Maka apakah kamu tidak memikirkannya." (QS. ash-Shaffat: 137-138)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar