Nabi Luth adalah keponakan Nabi Ibrahim, ayah beliau
bernama Hasan bin Tareh, beliau adalah satu-satunya lelaki yang beriman kepada
Nabi Ibrahim, beliau mengikuti semua perjalanan dan dakwah bersama Nabi
Ibrahim. Beliau dan Nabi Ibrahim telah bersama-sama berhasil mengembangkan
bidang peternakan. Jumlah ternak Nabi Ibrahim dan Nabi Luth terlalu banyak
sehingga tak ada tempat untuk menampung ternak-ternak itu. Oleh karena itu Nabi
Ibrahim menyuruh Nabi Luth untuk berhijrah ke negeri Sodum untuk mencari tempat
yang lebih luas guna mengembangkan ternak-ternaknya.
Dan di negeri Sadum inilah Nabi Luth di utus juga untuk
berdakwah kepada masyarakatnya, masyarakat Sadum terkenal dengan moralnya yang
bobrok. Mencuri, berbohong, merampok, berkelahi, dan perbuatan-perbuatan keji
lainnya adalah keseharian yang tak pernah lepas dari penduduk Sadum. Yang kuat
menindas yang lemah, kejahatan merajalela, dan yang paling parah yang
dikerjakan penduduk Sadum adalah perbuatan homosex dan lesbian di masyarakatnya.
Jika ada orang yang memasuki negeri ini pastilah akan mendapat gangguan dari
penduduknya, hartanya akan dirampas, jika melakukan perlawanan maka penduduk
Sadum tidak akan segan-segan membunuh. Tapi jika yang datang adalah seorang
lelaki yang berparas tampan maka akan menjadi mangsa bagi kaum lelaki penduduk
Sadum, jika yang datang adalah perempuan maka akan menjadi mangsa bagi kaum
perempuannya.
Di tengah negeri inilah Nabi Luth diutus guna
memperbaiki akhlak yang telah bobrok ini. Memberi kabar gembira bagi
orang-orang yang beriman dan mengabarkan kepada orang-orang yang berbuat zalim
bahwa akan ada balasan pada setiap apa yang dilakukan.
"Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul. Ketika
saudara mereka Luth, berkata kepada mereka: Mengapa kamu tidak bertakwa?
Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka
bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan
aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain
hanyalah dari Tuhan semeta alam. Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara
manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu,
bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas". (QS. asy-Syu'ara: 160-166)
Akan tetapi ajakan Nabi Luth yang penuh kebenaran
dan kasih sayang ini malah didustakan oleh kaumnya.
Mereka menjawab: "Hai Luth, sesungguhnya jika
kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir" (QS. asy-Syu'ara: 167)
Suatu hari Nabi Luth kedatangan tamu, tamu ini
berjumlah 3 orang dimana mereka adalah malaikat-malaikat yang menyamar menjadi
lelaki yang tampan parasnya. Saat pertama kali melihat ketiga tamunya Nabi Luth
merasa khawatir akan keselamatan ketiga tamunya tersebut. Karena mengingat
kebiasaan kaumnya yang suka melakukan perbuatan homosek. Oleh karena itu Nabi
Luth memberi tahu tamunya tentang kebiasaan buruk penduduk Sadum. Akan tetapi
tamunya hanya terdiam membisu. Melihat tekad tamunya yang tetap ingin bermalam
di rumahnya membuat Nabi Luth tak bsia berbuat banyak, karena beliau merupakan
orang yang amat menghormati tamu. Dari pintu kota Nabi Luth mengantar
tamu-tamunya menuju ke rumahnya. Di perjalanan Nabi Luth senantiasa
mengingatkan tamunya agar mengurungkan niatnya untuk bermalam di negerinya.
Akan tetapi tamunya masih tetap diam membisu. Nabi Luth berjalan pada saat
petang karena dia takut diketahui oleh kaumnya. Tidak ada yang mengetahui
kedatangan tamu-tamu Nabi Luth kecuali istri nabi Luth, kemudian istri Nabi
Luth memberi tahu penduduk Sadum.
Mendengar berita bahwa Nabi Luth telah didatangi
tamu-tamu yang berparas tampan membuat penduduk Sadum menginginkannya. Mereka
berbondong-bondong mendatangi rumah Nabi Luth, kemudian Nabi Luth keluar dan berdialog
dengan mereka. “Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu,
maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap
tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?” Akan tetapi kaum
Nabi Luth melakukan penolakan atas
kebenaran yang didakwahkan Nabi Luth. Mereka memang sudah dibutakan oleh nafsu
dan disesatkan fikiran mereka oleh setan.
Sehingga mereka tak lagi memperdulikan bahwa Luth adalah seorang Nabi
yang diutus oleh Allah. Dengan kesesatannya mereka menjawab: "Sesungguhnya
kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu;
dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami
kehendaki".
Kemudian Nabi Luth memasuki rumah dan mengunci
rumahnya, sementara kaum Nabi Luth yang tidak sabar selalu menggebrak-gebrak
dan mendorong-dorong pintu rumah Nabi Luth. Nabi Luth berkata, “Seandainya aku
ada mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada
keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)". Akan tetapi ketiga tamu Nabi Luth
masih merasa tenang, melihat demikian Nabi Luth merasa heran. Para tamu itu
berkata, “Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali
mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa
keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun
di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa
azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah
di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?". Maka dari itu Nabi Luth
segera meninggalkan negerinya, beliau pergi melalui pintu belakang.
Ketika pintu
rumah Nabi Luth terbuka para utusan itu segera membuat mata penduduk Sadum
menjadi buta. "Dan sesungguhnya mereka telah
membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka), lalu kami butakan mata
mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya pada
esok harinya mereka ditimpa azab yang kekal." (QS. al-Qamar: 37-38)
Sebelum akhir malam Nabi Luth, keluarganya, dan
pengikutnya telah meninggalkan negeri Sadum, akan tetapi suara dari azab
tersebut masih terdengar. Beliau mendengar suara yang mengguntur dan bergemuruh
seakan meledakkan gunung-gunung dan menghancurkan apa saja yang ada. Benar saja
Allah telah mengazab Negeri Sadum dengan sangat dahsyat, mereka dihujani batu
yang terbakar dari langit secara bertubi-tubi. Dan negeri Sadum dibalikkan
sehingga tiada yang tersisa diantara penduduk
Sadum yang kafir tersebut. Termasuk isteri Nabi Luth, dia termasuk yang
tertinggal karena dia telah kafir dan mendustakan Allah dan Nabi Luth. Hancurlah
sebuah peradaban yang tersisa adalah puing-puing kehancurannya, di sebuah danau
di Palestina kita dapat melihat sisa-sisa kebenaran cerita ini. Dimana di dalam
danau tersebut akan ada batu-batu yang seakan-akan meleleh, dan danau tersebut
mengalirkan air yang asin lebih asin dari air laut, danau tersebut bernama al-Bahrul Mayit.
Akhirnya
Nabi Luth menemui Nabi Ibrahim, beliau bercerita tentang apa yang terjadi pada
kaumnya. Akan tetapi Nabi Ibrahim telah
mengetahui karena sebelumnya telah diberitakan oleh malaikat Allah.
Itulah
kisah Nabi Luth yang amat terkenal yang bisa kita jadikan pelajaran. Bahwasanya
semua bentuk kemaksiatan pasti akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Kaum
Nabi Luth telah melakukan kemaksiatan, kemudian mereka didatangkan seorang
Rasul, dan merekapun mendustakannya. Maka azab Allah didatangkan kepada mereka,
dan merekapun mati bergelimpangan.
"Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang
berada di negeri kaum Luth itu. Dan Kami tidak mendapati di negeri itu, kecuali
sebuah rumah dari orang-orang yang berserah diri. Dan Kami tinggalkan pada
negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada seksa yang pedih.
" (QS. adz-Dzariyat: 35-37)
"Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di
jalan yang masih tetap (dilalui manusia)." (QS. al-Hijr: 76)
"Dan sesungguhnya kamu (hai penduduk Mekah) benar-benar
akan melalui (bekas-bekas) mereka di waktu pagi, dan di waktu malam. Maka
apakah kamu tidak memikirkannya." (QS. ash-Shaffat: 137-138)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar