Kamis, 19 Februari 2015

Kisah Nabi Yaqub a.s




Nama aslinya adalah Israil, beliau adalah anak dari Nabi Ishaq a.s dan cucu dari Nabi Ibrahim a.s. beliau adalah putera yang kedua dari Nabi Ishaq, beliau memiliki saudara kembar yang bernama Ishu. Walaupun saudara kembar akan tetapi hubungan mereka tidak harmonis, malah mereka saling bermusuhan satu sama lain, hal ini disebabkan karena rasa dengki dan iri hati dari Ishu kepada Nabi Yaqub. Ishu selalu ingin mengalahkan Yaqub, rasa dengki dan iri hati Ishu semakin menjadi saat Nabi Ishaq mendoakan Yaqub agar dimudahkan rezekinya dan agar mendapatkan anak-anak yang diberkahi.
Ketidakharmonisan hubungan antara kedua saudara kembar tersebut membuat Yaqub merasa terganggu, kemudian Yaqub mengadu kepada ayahnya agar Nabi Ishak menengahi dan mendamaikan keduanya. Agar Yaqub terbebas dari ancaman-ancaman saudara kembarnya Ishu.
Ishu selalu memberikan ancaman kepada Yaqub, bahkan Ishu mengancam jika anak-anaknya kelak akan menjadi pesaing bagi anak-anak Yaqub dalam mencari penghidupan di dunia. Sedangkan Nabi Ishaq telah merasa tidak mampu berbuat banyak karena beliau merasa sudah tua. Maka Nabi Ishak menyarankan kepada  Yaqub agar berhijrah ke tempat saudaranya di Fadan A’raam. Dan meminta kepada saudaranya agar berkenan menikahkan puterinya kepada Nabi Yaqub. Agar kedudukan Nabi Yaqub di mata masyarakat menjadi baik karena mertuanya.
Berdasarkan saran dari ayahnya tersebut berangkatlah Nabi Yaqub ke Fadan A’raam di daerah Irak. Nabi Yaqub harus melalui gurun pasir Sahara yang panas terik mataharinya membakar kulit. Di tengah perjalanan karena saking lelahnya Nabi Yaqub tertidur, dan di dalam tidurnya Nabi Yaqub bermimpi jika beliau mendapatkan penghidupan yang makmur mempunyai kerajaan yang besar dan anak cucu yang soleh. Saat terbangun Nabi yaqub teringat dengan doa ayahnya dan mengira bahwa mimpinya itu akan menjadi kenyataan. Karena mimpi tersebut membuat Nabi Yaqub semakin semangat dalam melakukan perjalanan.
Legalah hati Nabi Yaqub karena setelah menempuh perjalanan berhari-hari melewati padang pasir akhirnya Nabi Yaqub sampailah di pintu gerbang Kota Fadan A’raam. Kemudian Nabi Yaqub memasuki kota tersebut, sesampainya di sebuah persimpangan jalan beliau bertanya kepada seseorang dimana letak rumah saudaranya Laban berada. Dikarenakan Laban adalah orang yang sangat terkenal di negeri itu maka hampir setiap orang mengenalnya. Laban adalah salah seorang yang mempunyai lading peternakan terbesar di kota itu. Maka seketika orang yang ditanya Nabi Yaqub tersebut segera menunjuk kepada seorang gadis yang sedang mengembalakan kambing. Penduduk tersebut berkata jika gadis tersebut bernama Rahil, dia adalah salah seorang puteri dari Laban.
Dengan hati berdebar Nabi Yaqub menemui gadis tersebut, kemudian beliau menjelaskan perihal status maksud kedatangannya. Bahwa Nabi Yaqub ingin bertemu Laban guna menyampaikan pesan Nabi Ishaq saudaranya. Dengan senang hati Rahil menantar Nabi Yaqub menemui ayahnya Laban.
Akhirnya pertemuan yang mengharukan itu terjadi, Nabi Yaqub dan Laban saling berpelukan dan tanpa terasa terteteslah air mata mengalir di pipi masing-masing akibat pertemuan yang tidak disangka-sangka tersebut. Laban telah menganggap Nabi Yaqub seperti anaknya sendiri, Laban membuatkan bilik tersendiri juga seperti anak-anaknya yang lainnya dan Nabi Yaqub juga diberikan kebebasan dan hak yang sama seperti anak-anak Laban yang lain.
Setelah selang beberapa hari Nabi Yaqub menceritakan kepada Laban perihal kedatangannya. Yaitu pesan Nabi Ishaq bahwa Nabi Yaqub harus menikah dengan puteri Laban, kemudian Laban menyetujuinya. Akan tetapi Laban mengajukan syarat kepada Nabi Yaqub, syaratnya adalah Nabi Yaqub harus mengembalakan kambing Laban selama 7 tahun. Nabi Yaqub menyetujui syarat tersebut, dan mulailah Nabi Yaqub menjadi pekerja di perusahaan peternakan Laban.
Setelah tujuh tahun berlalu akhirnya Nabi Yaqub menikahi puteri Laban, pada dasarnya Nabi Yaqub ingin menikahi puteri Laban yang bernama Rahil. Akan tetapi hukum adat yang tidak memperbolehkan seorang adik perempuan menikah mendahului kakak perempuannya membuat Nabi Yaqub harus menikahi Laiya kakak Rahil. Akan tetapi Laban mengerti akan keinginan hati Nabi Yaqub yang lebih mencintai Rahil, dan Laban pun tak ingin menyakiti hati keponakannya tersebut. Maka Laban membuat lagi perjanjian dengan Nabi Yaqub bahwa Nabi Yaqub harus mengembalakan lagi ternaknya tujuh tahun lagi untuk bisa mempersunting Rahil. Akhirnya persyaratan itu disetujui kembali oleh Nabi Yaqub, maka setelah tujuh tahun lagi berlalu Nabi Yaqub mempersunting Rahil adik Laiya istrinya yang kedua.
Begitulah kisah Nabi Yaqub yang kemudian menjadi keluarga terpandang dikarenakan kedudukan mertuanya di kalangan masyarakat. Dari kedua istrinya tersebut Nabi Yaqub dikaruniai 12 anak diantaranya adalah Nabi Yusuf dan Benyamin dari istrinya Rahil, dan yang lain dari istrinya Laiya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar