Nama aslinya adalah
Israil, beliau adalah anak dari Nabi Ishaq a.s dan cucu dari Nabi Ibrahim a.s. beliau
adalah putera yang kedua dari Nabi Ishaq, beliau memiliki saudara kembar yang
bernama Ishu. Walaupun saudara kembar akan tetapi hubungan mereka tidak
harmonis, malah mereka saling bermusuhan satu sama lain, hal ini disebabkan
karena rasa dengki dan iri hati dari Ishu kepada Nabi Yaqub. Ishu selalu ingin
mengalahkan Yaqub, rasa dengki dan iri hati Ishu semakin menjadi saat Nabi
Ishaq mendoakan Yaqub agar dimudahkan rezekinya dan agar mendapatkan anak-anak
yang diberkahi.
Ketidakharmonisan
hubungan antara kedua saudara kembar tersebut membuat Yaqub merasa terganggu,
kemudian Yaqub mengadu kepada ayahnya agar Nabi Ishak menengahi dan mendamaikan
keduanya. Agar Yaqub terbebas dari ancaman-ancaman saudara kembarnya Ishu.
Ishu selalu memberikan
ancaman kepada Yaqub, bahkan Ishu mengancam jika anak-anaknya kelak akan
menjadi pesaing bagi anak-anak Yaqub dalam mencari penghidupan di dunia.
Sedangkan Nabi Ishaq telah merasa tidak mampu berbuat banyak karena beliau
merasa sudah tua. Maka Nabi Ishak menyarankan kepada Yaqub agar berhijrah ke tempat saudaranya di
Fadan A’raam. Dan meminta kepada saudaranya agar berkenan menikahkan puterinya
kepada Nabi Yaqub. Agar kedudukan Nabi Yaqub di mata masyarakat menjadi baik
karena mertuanya.
Berdasarkan saran dari
ayahnya tersebut berangkatlah Nabi Yaqub ke Fadan A’raam di daerah Irak. Nabi
Yaqub harus melalui gurun pasir Sahara yang panas terik mataharinya membakar
kulit. Di tengah perjalanan karena saking lelahnya Nabi Yaqub tertidur, dan di
dalam tidurnya Nabi Yaqub bermimpi jika beliau mendapatkan penghidupan yang
makmur mempunyai kerajaan yang besar dan anak cucu yang soleh. Saat terbangun
Nabi yaqub teringat dengan doa ayahnya dan mengira bahwa mimpinya itu akan
menjadi kenyataan. Karena mimpi tersebut membuat Nabi Yaqub semakin semangat
dalam melakukan perjalanan.
Legalah hati Nabi Yaqub
karena setelah menempuh perjalanan berhari-hari melewati padang pasir akhirnya
Nabi Yaqub sampailah di pintu gerbang Kota Fadan A’raam. Kemudian Nabi Yaqub
memasuki kota tersebut, sesampainya di sebuah persimpangan jalan beliau
bertanya kepada seseorang dimana letak rumah saudaranya Laban berada. Dikarenakan
Laban adalah orang yang sangat terkenal di negeri itu maka hampir setiap orang
mengenalnya. Laban adalah salah seorang yang mempunyai lading peternakan
terbesar di kota itu. Maka seketika orang yang ditanya Nabi Yaqub tersebut
segera menunjuk kepada seorang gadis yang sedang mengembalakan kambing.
Penduduk tersebut berkata jika gadis tersebut bernama Rahil, dia adalah salah
seorang puteri dari Laban.
Dengan hati berdebar
Nabi Yaqub menemui gadis tersebut, kemudian beliau menjelaskan perihal status
maksud kedatangannya. Bahwa Nabi Yaqub ingin bertemu Laban guna menyampaikan
pesan Nabi Ishaq saudaranya. Dengan senang hati Rahil menantar Nabi Yaqub
menemui ayahnya Laban.
Akhirnya pertemuan yang
mengharukan itu terjadi, Nabi Yaqub dan Laban saling berpelukan dan tanpa
terasa terteteslah air mata mengalir di pipi masing-masing akibat pertemuan
yang tidak disangka-sangka tersebut. Laban telah menganggap Nabi Yaqub seperti
anaknya sendiri, Laban membuatkan bilik tersendiri juga seperti anak-anaknya
yang lainnya dan Nabi Yaqub juga diberikan kebebasan dan hak yang sama seperti
anak-anak Laban yang lain.
Setelah selang beberapa
hari Nabi Yaqub menceritakan kepada Laban perihal kedatangannya. Yaitu pesan
Nabi Ishaq bahwa Nabi Yaqub harus menikah dengan puteri Laban, kemudian Laban
menyetujuinya. Akan tetapi Laban mengajukan syarat kepada Nabi Yaqub, syaratnya
adalah Nabi Yaqub harus mengembalakan kambing Laban selama 7 tahun. Nabi Yaqub
menyetujui syarat tersebut, dan mulailah Nabi Yaqub menjadi pekerja di
perusahaan peternakan Laban.
Setelah tujuh tahun
berlalu akhirnya Nabi Yaqub menikahi puteri Laban, pada dasarnya Nabi Yaqub
ingin menikahi puteri Laban yang bernama Rahil. Akan tetapi hukum adat yang
tidak memperbolehkan seorang adik perempuan menikah mendahului kakak
perempuannya membuat Nabi Yaqub harus menikahi Laiya kakak Rahil. Akan tetapi
Laban mengerti akan keinginan hati Nabi Yaqub yang lebih mencintai Rahil, dan
Laban pun tak ingin menyakiti hati keponakannya tersebut. Maka Laban membuat
lagi perjanjian dengan Nabi Yaqub bahwa Nabi Yaqub harus mengembalakan lagi
ternaknya tujuh tahun lagi untuk bisa mempersunting Rahil. Akhirnya persyaratan
itu disetujui kembali oleh Nabi Yaqub, maka setelah tujuh tahun lagi berlalu
Nabi Yaqub mempersunting Rahil adik Laiya istrinya yang kedua.
Begitulah kisah Nabi
Yaqub yang kemudian menjadi keluarga terpandang dikarenakan kedudukan mertuanya
di kalangan masyarakat. Dari kedua istrinya tersebut Nabi Yaqub dikaruniai 12
anak diantaranya adalah Nabi Yusuf dan Benyamin dari istrinya Rahil, dan yang
lain dari istrinya Laiya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar