Rabu, 24 Desember 2014

Kisah Nabi Hud as




Nabi Hud as diutus di tengah-tengah suku Aad, mereka dianugerahi oleh Allah mempunyai tubuh yang besar dan tinggi, selain itu mereka juga dianugerahi mata air yang memancar dari segala penjuru. Sehingga ini memudahkan bagi mereka dalam bercocok tanam, dalam waktu singkat suku Aad menjadi suku yang terkuat diantara suku-suku yang lain. Karena mempunyai bentuk tubuh yang besar, kaum Aad kerap unggul di berbagai peperangan. Mereka juga mempunyai hewan ternak yang banyak dan harta yang melimpah. 
Setelah bahtera Nabi Nuh berhenti berlayar dan musnahlah orang-orang kafir. Yang tinggal hanya orang-orang yang beriman,  kehidupan kembali berjalan normal. Hari berganti dan masapun berubah, orang-orang yang beriman telah meninggal dan digantikan dengan anaknya. Ajaran-ajaran Nabi Nuh masih segar di ingatan mereka. Anak-anak orang berimanpun melahirkan cucu, dan untuk mengenang ajaran-ajaran Nabi Nuh dan mengenang orang-orang yang selamat daripada orang-orang beriman. Cucu-cucu ini membuat patung-patung agar mereka selalu teringatkan dengan ajaran Nabi Nuh dan orang-orang yang selamat dari azab Allah SWT. Cucu-cucu inipun melahirkan anak, penghargaan terhadap patung-patung semakin menjadi-jadi, bahkan mereka malah sampai pada tahap penyembahan. Orang-orang semakin melupakan ajaran Nabi Nuh, sekarang mereka tak lagi beriman kepada Allah Tuhan sekalian alam.
Kaum ini tinggal di negeri Yaman, di Al Ahqaaf (daerah pegunungan), mereka mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi. “(Yaitu) penduduk Iram (ibu kota tempat tinggal kaum ‘Aad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi–Yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain,” (QS. Al Fajr: 7-8). Akan tetapi semua anugerah yang diberikan Allah SWT kepada mereka tidak membuat mereka bersyukur kepada Allah. Kaum Aad menyembah dua berhala yaitu patung-patung yang mereka buat sendiri dan diberi nama " Shamud" dan " Alhattar". Mereka menyangka jika kedua Tuhan mereka memiliki kekuatan magis yang bisa memberi mereka kebaikan, keberuntungan, dan kebahagiaan, serta mampu menolak segala macam bala bencana dan kesusahan.
Di dalam pergaulan sehari-hari mereka adalah orang-orang yang melupakan nilai-nilai moral. Segala sesuatu mereka nilai dengan materi, yang kuat menindas yang lemah, sering terjadi kerusuhan, pemerkosaan dan penganiayaan terjadi dimana-mana. Sifat sombong, iri, dengki, bakhil, kikir, hasut menjadi bagian dari pada kaum ini. Dalam keseharian mereka lebih sering menuruti hawa nafsu dari pada hati nurani.
Dengan cara yang halus dan sopan Nabi Hud as mencoba menyadarkan kaumnya jika perbuatan menyembah patung itu adalah salah. Bahwasanya tidak ada yang patut disembah kecuali Allah SWT. Berikut dialog beliau dengan kaumnya, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan yang berhak disembah bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?” (QS. Al A’raaf: 65). Akan tetapi kaum Nabi Nuh mengingkari kenyataan ini,  mereka tidak mau menyembah Allah Yang Maha Agung, setan telah menyesatkan mereka. “Sesungguhnya Kami benar-benar memandang kamu dalam keadaan kurang akal dan sesungguhnya kami menganggap kamu termasuk orang-orang yang berdusta.” (QS. Al A’raaf: 66) akan tetapi Nabi Hud dengan sabar menghadapi pembangkangan kaumnya.  “Wahai kaumku! Tidak ada padaku kekurangan akal sedikit pun, tetapi aku ini adalah utusan dari Tuhan semesta alam.– Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasihat yang terpercaya bagimu.” (QS. Al A’raaf: 67-68). Kaum Aad ini sungguh keterlaluan, belum pudar ingatan mereka tentang kaum Nabi Nuh yang ditenggelamkan Allah. Mereka malah dengan nyata menyekutukan Allah, akan tetapi Nabi Hud masih bersabar dan tetap menunggu kaumnya agar sadar. Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu? Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al A’raaf: 69 ). Kaum Aad malah semakin membangkang dan malah menantang Nabi Nuh untuk mendatangkan azab kepada mereka.  Mereka berkata: "Apakah kamu datang kepada kami, agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh bapak-bapak kami? maka datangkanlah azab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar." (QS. Al A’raaf: 70) Nabi Hud sudah mulai marah dengan pembangkangan-pembangkangan kaumnya, Ia berkata: "Sungguh sudah pasti kamu akan ditimpa azab dan kemarahan dari Tuhanmu". Apakah kamu sekalian hendak berbantah dengan aku tentang nama-nama (berhala) yang kamu beserta nenek moyangmu menamakannya, padahal Allah sekali-kali tidak menurunkan hujjah untuk itu? Maka tunggulah (azab itu), sesungguhnya aku juga termasuk orang yamg menunggu bersama kamu". (QS. Al A’raaf: 71)
Dalam Al-quran banyak diceritakan pembangkangan kaum Nabi Hud ini. Kaum 'Aad telah mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan ta'atlah kepadaku. Dan sekali-kali aku tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan untuk bermain-main, dan kamu membuat benteng-benteng dengan maksud supaya kamu kekal (di dunia)? Dan apabila kamu menyiksa, maka kamu menyiksa sebagai orang-orang kejam dan bengis. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui. Dia telah menganugerahkan kepadamu binatang-binatang ternak, dan anak-anak, dan kebun-kebun dan mata air, sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar".Mereka menjawab: "Adalah sama saja bagi kami, apakah kamu memberi nasehat atau tidak memberi nasehat, (agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu. dan kami sekali-kali tidak akan di "azab".Maka mereka mendustakan Hud, lalu Kami binasakan mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. (QS. Asy-Syu'araa : 123-139).
Berkatalah kaum Aad kepada Nabi Hud: "Wahai Hud! Ajaran dan agama apakah yang engkau hendak anjurkan kepada kami? Engkau ingin agar kami meninggalkan persembahan kami kepada tuhan-tuhan kami yang berkuasa ini dan menyembah tuhan mu yang tidak dapat kami jangkau dengan pancaindera kami dan tuhan yang menurut kata kamu tidak bersekutu. Cara persembahan yang kami lakukan ini ialah yang telah kami warisi dari nenek moyang kami dan tidak sesekali kami tidak akan meninggalkannya bahkan sebaliknya engkaulah yang seharusnya kembali kepada aturan nenek moyangmu dan jangan mencederai kepercayaan dan agama mereka dengan memebawa suatu agama baru yang tidak kenal oleh mereka dan tentu tidak akan direstuinya."
Wahai kaumku! jawab Nabi Hud, "Sesungguhnya Tuhan yang aku serukan ini kepada kamu untuk menyembah-Nya walaupun kamu tidak dapat menjangkau-Nya dengan pancainderamu namun kamu dapat melihat dan merasakan wujudnya dalam diri kamu sendiri sebagai ciptaanNya dan dalam alam semesta yang mengelilingimu beberapa langit dengan matahari bulan dan bintang-bintangnya bumi dengan gunung-ganangnya sungai tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang kesemuanya dapat bermanfaat bagi kamu sebagai manusia. Dan menjadi kamu dapat menikmati kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Tuhan itulah yang harus kamu sembah dan menundukkan kepala kamu kepada-Nya, Tuhan Yang Maha Esa tiada bersekutu tidak beranak dan diperanakan yang walaupun kamu tidak dpt menjangkau-Nya dengan pancainderamu, Dia dekat daripada kamu mengetahui segala gerak-geri dan tingkah lakumu mengetahui isi hati mu denyut jantungmu dan jalan fikiranmu. Tuhan itulah yang harus disembah oleh manusia dengan kepercayaan penuh kepada keesaan-Nya dan kekuasaan-Nya dan bukan patung-patung yang kamu perbuat pahat dan ukir dengan tangan kamu sendiri kemudian kamu sembah sebagai tuhan padahal ia suatu barang yang tidak dapat berbuat sesuatu yang menguntungkan atau merugikan kamu. Alangkah bodohnya dan dangkalnya fikiranmu jika kamu tetap mempertahankan agamamu yang sesat itu dan menolak ajaran dan agama yang telah diwahyukan kepadaku oleh Allah Tuhan Yang Maha Esa itu."
Wahai Hud! jawab kaumnya, "Gerangan apakah yang menjadikan engkau berpandangan dan berfikiran lain daripada yang sudah menjadi pegangan hidup kami sejak dahulu kala dan menjadikan engkau meninggalkan agama nenek moyangmu sendiri bahkan sehingga engkau menghina dan merendahkan martabat tuhan-tuhan kami dan memperbodohkan kami dan menganggap kami berakal sempit dan berfikiran dangkal? Engkau mengaku bahawa engkau terpilih menjadi rasul pesuruh oleh Tuhanmu untuk membawa agama dan kepercayaan baru kepada kami dan mengajak kami keluar dari jalan yang sesat menurut pengakuanmu ke jalan yang benar dan lurus. Kami merasa hairan dan tidak dapat menerima oleh akal kami sendiri bahwa engkau telah dipilih menjadi pesuruh Tuhan. Apakah kelebihan kamu di atas seseorang daripada kami, engkau tidak lebih tidak kurang adalah seorang manusia biasa seperti kami hidup makan minum dan tidur tiada bedanya dengan kami, mengapa engkau yang dipilih oleh Tuhanmu? Sungguh engkau menurut anggapan kami seorang pendusta besar atau mungkin engkau berfikiran tidak sihat terkena kutukan tuhan-tuhan kami yang selalu engkau ejek hina dan cemuhkan."
"Wahai kaumku" jawab Nabi Hud, "Aku bukanlah seorang pendusta dan fikiran ku tetap waras dan sihat tidak kurang sesuatu pun dan ketahuilah bahawa patung-patungmu yang kamu pertuhankan itu tidak dapat mendatangkan sesuatu gangguan atau penyakit bagi badanku atau fikiranku. Kamu kenal aku, sejak lama aku hidup di tengah-tengah kamu bahawa aku tidak pernah berdusta dan bercakap bohong dan sepanjang pergaulanku dengan kamu tidak pernah terlihat pada diriku tanda-tanda ketidak wajaran perlakuanku atau tanda-tanda yang meragukan kewarasan fikiranku dan kesempurnaan akalku. Aku adalah benar pesuruh Allah s.w.t. yang diberi amanat untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang sudah tersesat kemasukan pengaruh ajaran Iblis laknatullah dan sudah jauh menyimpang dari jalan yang benar yang diajar oleh nabi-nabi yang terdahulu kerana Allah s.w.t. tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya terlalu lama terlantar dalam kesesatan dan hidup dalam kegelapan tanpa diutuskan seorang rasul yang menuntun mereka ke jalan yang benar dan penghidupan yang diredhai-Nya. Maka percayalah kamu kepada ku gunakanlah akal fikiran kamu berimanlah dan bersujudlah kepada Allah s.w.t., Tuhan seru sekalian alam, Tuhan yang menciptakan kamu menciptakan langit dan bumi menurunkan hujan bagi menyuburkan tanah ladangmu, menumbuhkan tumbuhan bagi meneruskan hidupmu. Bersembahlah kepada-Nya dan mohonlah ampun atas segala perbuatan salah dan tindakan sesatmu, agar Dia menambah rezekimu dan kemakmuran hidupmu dan terhindarlah kamu dari azab dunia sebagaimana yang telah dialami oleh kaum Nuh dan kelak azab di akhirat. Ketahuilah bahawa kamu akan dibangkitkan kembali kelak dari kubur kamu dan dimintai bertanggungjawab atas segala perbuatan kamu didunia ini dan diberi ganjaran sesuai dengan amalanmu yang baik dan soleh mendapat ganjaran baik dan yang hina dan buruk akan diganjarkan dengan api neraka. Aku hanya menyampaikannya risalah Allah s.w.t. kepada kamu dan dengan ini telah memperingati kamu akan akibat yang akan menimpa kepada dirimu jika kamu tetap mengingkari kebenaran dakwahku."
Kaum Aad menjawab: "Kami bertambah yakin dan tidak ragu lagi bahawa engkau telah mendapat kutukan tuhan-tuhan kami sehingga menyebabkan fikiran kamu kacau dan akalmu berubah menjadi tidak siuman. Engkau telah mengucapkan kata-kata yang tidak masuk akal bahawa jika kami mengikuti agamamu, akan bertambah rezeki dan kemakmuran hidup kami dan bahawa kami akan dibangkitkan kembali dari kubur kami dan menerima segala ganjaran atas segala amalan kami.Adakah mungkin kami akan dibangkitkan kembali dari kubur kami setelah kami mati dan menjadi tulang. Dan apakah azab dan seksaan yang engkau selalu menakutkan kami dan mengancamkannya kepada kami? Semua ini kami anggap kosong dan ancaman kosong belaka. Ketahuilah bahawa kami tidak akan menyerah kepadamu dan mengikuti ajaranmu kerana bayangan azab dan seksa yang engkau bayangkannya kepada kami bahkan kami menentang kepadamu datangkanlah apa yang engkau janjikan dan ancaman itu jika engkau betul-betul benar dalam kata-katamu dan bukan seorang pendusta."
"Baiklah" jawab Nabi Hud," Jika kamu meragukan kebenaran kata-kataku dan tetap berkeras kepala tidak menghiraukan dakwahku dan meninggalkan persembahanmu kepada berhala-berhala itu maka tunggulah saat tibanya pembalasan Tuhan di mana kamu tidak akan dapat melepaskan diri dari bencananya. Allah s.w.t. menjadi saksiku bahawa aku telah menyampaikan risalah-Nya dengan sepenuh tenagaku kepada mu dan akan tetap berusaha sepanjang hayat kandung badanku memberi penerangan dan tuntunan kepada jalan yang baik yang telah digariskan oleh Allah s.w.t. bagi hamba-hamba-Nya."
Pada suatu ketika terjadi kemarau panjang sehingga mengancam ladang-ladang yang memungkinkan terjadi gagal panen. Di saat seperti ini Nabi Hud memberi tahu kepada kaumnya bahwa kekeringan itu merupakan azab Allah untuk mereka. Tapi jika kaumnya bertaubat dan mau kembali ke jalan yang benar niscaya Allah akan menurunkan hujan yang deras dan menambah kekuatan bagi mereka. “Wahai kaumku! Mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (QS. Huud: 52). Tetapi kaum Nabi Hud tetap saja tidak mau beriman, mereka malah meminta pertolongan dan perlindungan kepada berhala-berhala mereka. Padahal berhala-berhala itu tidak bisa berbuat apa-apa. Sampai pada akhirnya puncak dari azab Allah, mula-mula datang awan hitam, kaum Aad mengira jika awan itu akan menurunkan hujan untuk mereka. Akan tetapi itu bukanlah awan yang akan menurunkan hujan, melainkan azab yang akan menghancurkan orang-orang yang kafir kepada Allah SWT. Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: "Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami". (Bukan!) bahkan itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa. (QS. al-Ahqaf: 24-25)
Angin tersebut berhembus selama 7 malam 8 hari, memporak-porandakan apa yang selama ini dibangga-banggakan oleh kaum yang telah durhaka kepada Tuhannya. Kaum Aad yang selama ini berkuasa dengan tubuh yang kekar dan berlimpahan sandang pangan, juga kaum yang  paling tinggi peradabannya hancur dalam hitungan hari. yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). (QS. al-Haqqah: 7).
Itulah seklumit kisah gambaran tentang Nabi Hud as, semoga menjadi pelajaran bagi kita semua. Akhirul kalam asalamualaikum wr.wb.

Sabtu, 20 Desember 2014

Kisah Nabi Nuh as




Nabi nuh adalah keturunan ke sembilan dari Nabi Adam, beliau juga adalah Nabi keempat setelah Nabi Adam, Nabi Syith, lalu Nabi Idris. Ayah beliau adalah Lamik bin Metualih bin Idris.
Nabi Nuh diutus pada kaum yang sangat ingkar dengan Tuhan mereka, yaitu Allah SWT. Mereka menyembah patung yang diberi nama Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr. Sebenarnya nama-nama itu adalah nama para orang alim yang hidup setelah wafatnya Nabi Idris as. Setelah mereka meninggal para orang-orang membuat patung mereka untuk mengenang jasa-jasa mereka. Tapi setelah berganti beberapa generasi terjadi pergeseran akidah, kini mereka tak lagi hanya menghormati patung-patung itu, akan tetapi mereka malah menyembah mereka, karena mereka percaya jika patung-patung itu memiliki kekuatan magis yang bisa mendatangkan manfaat maupun mudharat bagi mereka.
Nabi Nuh adalah seorang tukang kayu yang sangat sederhana, disebutkan di dalam hadist “Nuh seorang tukang kayu, Idris seorang penjahit dan Musa adalah penggembala”, kendati demikian beliau adalah seorang hamba Allah yang selalu bersyukur. Disebutkan dalam Al-quran, bahwasanya Allah berfirman tentang Nabi Nuh, "Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur." (QS. al-Isra': 3).
Dalam berdakwah kepada kaumnya Nabi Nuh mengalami brebagai kendala dan halangan, bahkan selama 950 tahun Nabi Nuh berdakwah Nabi Nuh hanya memperoleh pengikut sekitar 80 orang yang ikut di dalam bahtera beliau ketika bumi di azab oleh Allah dengan air bah yang dahsyat sehingga seluruh permukaan bumi tertutup dengan air dan binasalah orang-orang kafir. Siang malam Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya, berikut sebagian dakwah Nabi Nuh yang diabadikan oleh Allah SWT dalam Al-quran, "Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar. " (QS. al-A'raf: 59). Dengan perkataan lemah lembut dan naluri kenabiannya beliau mengajak kaumnya agar terselamatkan dari azab Allah di hari yang besar yaitu hari kiamat. Akan tetapi yang menjadi pengikut Nabi Nuh hanyalah orang-orang dari kalangan menengah ke bawah. Sedangkan para pembesar dan orang-orang kaya mengingkarinya bahkan mereka melancarkan serangan agar Nabi Nuh mengusir kaumnya yang terdiri dari kaum buruh dan petani. Mereka berkata : ”wahai nuh! jika engkau menghendaki kami mengikutimu dan memberi sokongan dan semangat kepada kamu dan kepada agama yang engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani, buruh dan hamba-hamba sahaya itu. Urislah mereka dari pergaulanmu karena kami tidak dapat beraul dengan mereka, duduk berdampingan dengan mengikuti cara hidup mereka dan bergabung dengan mereka dalam suatu agama dan kepercayaan. dan bagaimana kami dapat menerima satu agama yang menyamaratakan para bangsawan dengan orang awam, penguasa, dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya yang berkedudukan dengan orang yang miskin” akan tetapi Nabi Nuh mengetahui ini hanyalah siasat orang-orang kafir untuk memecah belah kaum muslimin, Nabi Nuh berkata kepada mereka, “Risalah dan agama yang aku bawah adalah untuk semua orang tiada pengecualian, yang pandai maupun yang bodoh, yang kaya maupun miskin, majikan maupun buruh, di antara penguasa  dan rakyat biasa semua mempunyai kedudukan dan tempat yang sama terhadap agama dan hukum Allah. Andai kata aku memenuhi persyaratan kamu dan meluluskan keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yang setia itu, maka siapakah yang dapat ku harapkan akan meneruskan dkawahku kepada orang ramai dan bagaimana aku sampai hati menjauhkan dari hidupku orang-orang yang telah beriman dan menerima dakwahku dengan penuh keyakinan dan keikhlasan di kala kamu menolaknya serta mengingkarinya, orang-orang telah membantuku dalam tugasku di kala kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku. Dan bagaimanakah aku dapat mempertanggung jawabkan tindakan pengusiranku kepada mereka terhadap Allah bila mereka mengadu bahwa aku telas membalas kesetiaan dan ketaan mereka dengan sebaliknya semata -mata untuk memenuhi permintaanmu dan tunduk kepada persyaratanmu yang tidak wajaar dan tidak dapat diterima oleh pikiran yang sehat. sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang  bodoh dan tidak berfikiran sehat.
Mereka berkata bahwa Nabi Nuh adalah orang biasa dan bukan Nabi. Seperti yang diterangkan oleh Allah dalam firman-Nya, "Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: 'Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta." (QS. Hud: 27). Kemudian Nabi Nuh berkata yang diabadikan di dalam Al-quran, Allah SWT berfirman, Berkata Nuh: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu, jika aku ada mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan diberinya aku rahmat dari sisi-Nya, tetapi rahmat itu disamarkan bagimu. Apa akan kami paksakankah kamu menerimanya, padahal kamu tiada menyukainya? Dan (dia berkata): "Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui. Dan (dia berkata): "Hai kaumku, siapakah yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mengusir mereka. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran? Dan aku tidak mengatakan kepada kamu (bahwa): "Aku mempunyai gudang-gudang rezki dan kekayaan dari Allah, dan aku tiada mengetahui yang ghaib", dan tidak (pula) aku mengatakan: "Bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat", dan tidak juga aku mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu: "Sekali-kali Allah tidak akan mendatangkan kebaikan kepada mereka". Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka; sesungguhnya aku, kalau begitu benar-benar termasuk orang-orang yang zalim." (QS. Hud : 28-31)
Kaum Nabi Nuh masih tetap saja tidak mau beriman dengan kenabian Nabi Nuh dan risalah yang dibawanya dan masih tetap berbantah dengan Nabi Nuh, akan tetapi Nabi Nuh masih tetap sabar dengan berkata lemah lembut kepada kaumnya dalam mengajak ke jalan yang benar. “Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata" Nuh menjawab: "Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam". "Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasehat kepadamu. dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui"[550]. Dan apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepada kamu peringatan dari Tuhanmu dengan perantaraan seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu dan mudah-mudahan kamu bertakwa dan supaya kamu mendapat rahmat?” (QS Al-A’raf : 60 – 63)
Bahkan kaum Nabi Nuh semakin keterlaluan, mereka malah meminta segera didatangkan azab kepada mereka, Mereka berkata "Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar. Nuh menjawab: "Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri. Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku jika aku hendak memberi nasehat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan" (QS. Hud: 32-34)
Nabi Nuh tetap menyeru kaumnya walaupun kaumnya menolak mentah-mentah ajakan Nabi Nuh untuk mengajak kepada jalan kebenaran. Nuh berkata: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat. Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan, kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam, maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. (QS. Nuh: 5-12).
Waktu terus berlalu, tapi yang beriman kepada ajaran Nabi Nuh tak bertambah, 950 tahun Nabi Nuh berdakwah tapi yang beriman kepada Nabi Nuh hanya 80 orang. Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka, dan melakukan tipu-daya yang amat besar. Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr. Dan sesudahnya mereka menyesatkan kebanyakan (manusia); dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan. (QS. Nuh: 21-24)
Akan tetapi kaum Nabi Nuh masih saja kafir dan tidak mau mengikuti seruan Nabinya. Hanya sebagian orang saja yang mengikuti ajakan Nabi Nuh. Sehingga Allah mewahyukan kepada Nabi Nuh tentang keadaan kaumnya, Allah SWT berfirman, Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan. Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.” (QS. Hud: 36-37)
Atas kekafiran dan pembangkangan kaumnya, Nabi Nuh berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT. Nuh berkata: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat ma'siat lagi sangat kafir.” (QS. Nuh: 26-27)
Kemudian dibuatlah bahtera berdasarkan apa yang diwahyukan oleh Allah SWT. Nabi Nuh membuat bahtera pada saat musim panas dan dibuatnya juga di atas gunung. Hal ini membuat orang-orang kafir mengejek apa yang dilakukan Nabi Nuh, akan tetapi orang-orang yang beriman meyakini apa yang dilakukan Nabi Nuh merupakan sebuah kebenaran yang harus diikuti. Dijelaskan dalam Al-quran bahwasanya Allah SWT berfirman, “Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan meliwati Nuh, mereka mengejeknya. Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan meliwati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: "Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan yang akan ditimpa azab yang kekal.” (QS. Hud: 38- 39)
Setelah bahtera Nabi Nuh jadi maka diangkutnya pengikut-pengikut Nabi Nuh beserta berpasang-pasang binatang. Mengapa binatang, karena agar binatang-binatang yang ada di bumi tidak punah setelah azab Allah yaitu seluruh bumi tertutupi oleh air. Bencana yang sangat dahsyat yang ditujukan untuk orang-orang kafir yang dapat memusnahkan apa saja yang ada di bumi tak terkecuali binatang-binatang yang ada di bumi. Jadi Allah mewahyukan kepada Nabi Nuh agar membawa berpasang-pasang binatang. “Hingga apabila perintah Kami datang dan tannut telah memancarkan air, Kami berfirman: "Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman." Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.” (QS. Hud: 40).
“Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, maka bertemulah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku.” (QS. al-Qamar: 11-13).
Hujan turun dengan sangat deras, belum pernah ada hujan sederas itu. Dan airpun keluar dari mata air-mata air. Nabi Nuh beserta orang-orang yang beriman kepada Nabi Nuh telah naik ke dalam perahu beserta berpasang-pasang binatang. Di hari ini Allah akan memusnahkan orang kafir seluruhnya, sehingga di bumi akan tinggal hanya orang-orang yang beriman saja. Istri Nabi Nuh tidak ikut naik ke bahtera Nabi Nuh dikarenakan istri Nabi Nuh tidak beriman kepada Nabi Nuh, juga anaknya yang bernama kan’an tidak turut beserta Nabi Nuh. Kan’an telah menyembunyikan kekafiran dari ayahnya, di depan Nabi Nuh ia mengatakan beriman, tapi di belakang Nabi Nuh ia termasuk golongan orang-orang kafir. Mula-mula Nabi Nuh memanggil-manggil anaknya yang mencoba mencari perlindungan ke atas gunung. Akan tetapi kan’an tetap bersikeras tidak memperdulikan apa yang diserukan oleh Nabi Nuh, sehingga dia termasuk yang ditenggelamkan. Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya [719] sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir." Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.
Volume air yang sangat besar membuat bumi seluruhnya tenggelam dalam air, dikarenakan dari dalam keluar air dan dari langit turun hujan yang sangat deras. "Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku. (QS. al-Qamar: 11-13). Musnalah kaum yang selama ini membangkang dan durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya. Setelah orang-orang kafir musnah dan ditenggelamkan maka Allah menghentikan urusan-Nya. Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim." (QS. Hud: 44).
Azab telah dihentikan, akan tetapi Nabi Nuh masih bersedih hati sebab salah satu puteranya tak turut ke dalam bahtera beliau. Dia lebih memilih untuk bersama orang-orang kafir. Nabi Nuh merasa bersedih atas kehilangan anaknya, Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya." (QS. Hud: 45). Akan tetapi Allah menghibur beliau dengan menjelaskan jika dia bukanlah termasuk keluarganya, karena di belakang beliau dia menyembunyikan kekafirannya. Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan." (QS. Hud: 46). Kemudian Nabi Nuh sadar jika anaknya itu termasuk golongan orang-orang kafir, lalu memohon ampun kepada Allah dan meminta petunjuk kepada jalan kebenaran. Nuh berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Hud: 47). Kemudian Allah kembali berfirman kepada Nabi Nuh untuk turun dari kapal karena banjir telah surut dan azab  telah diberhentikan, Difirmankan: "Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mu'min) dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami." (QS. Hud: 48). Kemudian Nabi Nuh bersujud sebagai rasa syukur terhadap Allah SWT. 
Betapa dahsyatnya azab Allah hingga untuk menunggu air kembali surut Nabi Nuh harus menunggu sampai enam bulan lamanya. Akhirnya bahtera Nabi Nuh berlabuh di Bukit Judi, yaitu sebuah bukit yang berbatasan dengan Mesopotamia di Irak. Pada tanggal 10 Muharram Kapal Nabi Nuh berhenti berlayar dan penumpang diturunkan, dan telah diselamatkan kaum yang beriman kepada Allah SWT. Di hari ini bumi telah diregenerasi, ketiga putera Nabi Nuh yang beriman yaitu Sam, Ham, Jafits beserta 80 pengikutnya yang beriman telah kembali beranak pinak melahirkan keturunan-keturunan untuk mengisi bumi. sampai akhirnya Nabi Nuh meningal di usia 1200 tahun.
Setelah bencana banjir tersebut Al-quran tidak menjelaskan tentang bagaimana keadaan kaum Nabi Nuh, jadi tidak ada yang mengetahui bagaimana keadaan selanjutnya. Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Hud: 49). Hanya saja sebelum meninggal Nabi Nuh berpesan kepada anak-anaknya semuanya agar hanya menyembah kepada Allah SWT.
Demikian kisah tentang Nabi Nuh, semoga apa yang terjadi pada masa Nabi Nuh bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Dan kita bisa terus bertawakal untuk tetap hanya beribadah kepada Allah SWT. Seperti yang telah Allah Firmankan, sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Hud: 49). Akhir kata asslamualaikum wr.wb.


Jumat, 12 Desember 2014

Kisah Nabi Idris as



Tidak banyak data-data yang menunjukkan tentang kisah Nabi Idris as, tapi ada yang mengatakan jika Nabi Idris tinggal di Mesir dan berdakwah kepada cucu-cucu Qabil yang durhaka kepada Allah.
Dalam Al-quran diceritakan bahwa Nabi Idris adalah seorang Rasul dan Allah mengangkat beliau ke derajat yang tinggi. Allah SWT berfirman : "Dan ceritakanlah (Hai Muhammad kepada mereka kisah) Idris (yang tersebut)di dalam Al-Qur'an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang rasul. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi." (QS. Maryam: 56-57)
Ada banyak keutamaan Nabi Idris as, diantaranya adalah dia adalah penemu tulisan dan alat untuk menulis. Beliau juga dianugerahi berbagai ilmu, seperti ilmu perhitungan, ilmu alam, dan ilmu astronomi. Menurut dongeng kuno bahwa Nabi Idris adalah seorang pahlawan Mesir bernama Uzairis, karena kegagahan dan keberanian beliau sehingga beliau dijuluki (asad al-asad) yaitu singa dari segala singa.
Ada beberapa nasihat dan ajaran Nabi Idris as yang ditujukan kepada umatnya. Tapi bisa juga menjadi pelajaran bagi kita di jaman sekarang ini.
Nasihatnya adalah sebagai berikut.
  • Kesabaran yang disertai iman kepada Allah (akan) membawa kemenangan.
  • Orang yang bahagia adalah orang yang waspada dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal salehnya.
  • Bila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa, maka ikhlaskanlah niatmu. Demikian pula (untuk) puasa dan salatmu.
  • Janganlah bersumpah palsu dan janganlah menutup-nutupi sumpah palsu supaya kamu tidak ikut berdosa.
  • Taatlah kepada rajamu dan tunduklah kepada pembesarmu serta penuhilah selalu mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah.
  • Janganlah iri hati kepada orang-orang yang baik nasibnya karena mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kebaikan nasibnya.
  • Barang siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun akan memuaskannya.
  • Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya, seseorang tidak dapat bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperolehnya itu.
Ada juga suatu kisah tentang Nabi Idris, yaitu ketika Nabi Idris bertemu dengan malaikat Izrail.
Suatu hari Nabi Idris dikunjungi malaikat Izrail, berkata Nabi Idris kepada Malaikat Izrail : “Wahai malaikat Izrail, engkau datang ke sini untuk berkunjung ataukah untuk berziarah?” lalu malaikat Izrail menjawab : “aku datang kesini untuk berziarah dengan izin Allah.” Lalu berkata lagi Nabi Idris : “Hai malaikat Izrail aku ada kepentingan dengan engkau.” Malaikat Izrail menjawab : “keperluan apa itu?” berkata Nabi Idris : “yaitu agar engkau mencabut nyawaku lalu Allah menghidupkanku kembali, agar aku bisa beribadah kepada Allah setelah aku merasakan sakaratul maut.” Lalu malaikat Izrail menjawab : “sesugguhnya aku tidak mencabut nyawa kecuali mendapat izin dari Allah” lalu Allah mewahyukan kepada malaikat Izrail agar mencabut nyawa Nabi Idris. Lalu seketika Nabi Idris nyawanya dicabut oleh malaikat Izrail dan Nabi Idrispun meninggal dunia. Pada saat itu malaikat ‘izrail menangisi kematian Nabi Idris dan memohon kepada Allah agar Nabi Idris dihidupkan kembali.
Allah mengabulkan do’a malaikat Izrail dan Nabi Idris hidup kembali. Malaikat Izrail bertanya kepada Nabi Idris, “hai saudaraku, bagaimana rasanya sakaratul maut?” Nabi Idris menjawab : “seumpama hewan yang dikuliti selagi masih hidup, begitulah rasanya sakaratul maut, bahkan seribu kali lebih sakit lagi.” Lalu malaikat Izrail menimpali, “akan kucabut dengan halus dan berhati-hati nyawa yang seperti itu.” Lalu Nabi Idris meminta satu permintaan lagi kepada Malaikat Izrail, berkata Nabi Idris kepada Malaikat Izrail, “Wahai malaikat maut, saya mempunyai permintaan lagi kepada engkau, yaitu saya ingin melihat neraka jahanam, agar saya bisa beribadah lebih baik setelah saya melihat belenggu rantai dan kalajengking yang menyengat orang-orang di neraka jahanam.” Lalu malaikat Izrail menjawab, “saya tidak akan pergi ke neraka Jahanam tanpa izin dari Allah.” Lalu Allah memberi wahyu kepada malaikat Izrail agar pergi ke neraka jahanam bersama-sama Nabi Idris. Nabi Idris pergi bersama malaikat Izrail. Dan Nabi Idris melihat berbagai siksaan yang disediakan kepada para ahli neraka. Seperti belenggu rantai-rantai, kala jengking, ular, pohon zakum, dan lain sebagainya. Lalu Nabi Idris meminta kembali kepada malaikat Izrail, berkata Nabi Idris, “wahai malaikat Izrail, aku ingin melihat surga agar aku nanti menjadi meningkatkan amal ibadah setelah aku melihat keindahan surga dan berbagai kenikmatan-kenikmatan didalamnya. Lalu malaikat Izrail menjawab : “saya tidak akan pergi ke surga tanpa ada izin dari Allah.” Lalu lewat wahyu-Nya Allah member izin kepada malaikat Izrail untuk pergi kw surga bersama-sama Nabi Idris.
Di surga Nabi Idris melihat berbagai kenikmatan berupa buah-buahan, istana-istana yang megah, juga sungai-sungai yang mengalir indah dan kenikmatan-kenikmatan yang lain. Nabi Idris berkata kepada malaikat Izrail, “saya telah melihat neraka jahanam dengan berbagai siksaan di dalamnya, maka mohonkanlah aku kepada Allah agar aku diizinkan memasuki surga dan meminum air sungainya agar hilang rasa sakit pada tenggorokanku akibat sakaratul maut dan agar aku terhindar dari siksa api neraka. Kemudian malaikat Izrail meminta izin kepada Allah agar diberi izin memasuki surga, dan Allah mengijinkannya. Akhirnya mereka berdua memasuki surga lalu keluar lagi.  Berkata Nabi Idris kepada malaikat Izrail, “hai melaikat Izrail sesungguhnya selipar saya telah tertinggal di surga di bawah pohon, maka kembalikanlah saya ke dalam surga.” Lalu Nabi Idris memasuki surga lagi, tapi kali ini Nabi Idris tidak mau keluar dari surga. Maka berteriaklah malaikat Izrail kepada beliau, “hai Idris, keluarlah engkau dari surga” tapi Nabi Idris menimpali, “Allah SWT telah berfirman bahwa tiap-tiap jiwa pasti akan merasakan sakaratul maut sedangkan saya sudah pernah merasakannya. Allah SWT juga berfirman, dan tidaklah kalian semua kecuali memasuki (surga atau neraka), saya sudah pernah memasukinya. Allah juga berfirman tidaklah mereka  dikeluarkan (dari surga). Kemudian Allah berfirman kepada malaikat Izrail : “Tinggalkanlah dia (Nabi Idris) sesungguhnya Aku telah memutuskan dia di zaman azali dahulu bahawa sesungguhnya dia (Nabi Idris) tergolong ahli dan penghuni syurga.”
Itulah kisah Nabi Idris as, semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua yang masih hidup. Agar dapat meningkatkan amal ibadah dan dapat menjadi ahli surga seperti Nabi Idris as. Amin.