Rabu, 24 Desember 2014

Kisah Nabi Hud as




Nabi Hud as diutus di tengah-tengah suku Aad, mereka dianugerahi oleh Allah mempunyai tubuh yang besar dan tinggi, selain itu mereka juga dianugerahi mata air yang memancar dari segala penjuru. Sehingga ini memudahkan bagi mereka dalam bercocok tanam, dalam waktu singkat suku Aad menjadi suku yang terkuat diantara suku-suku yang lain. Karena mempunyai bentuk tubuh yang besar, kaum Aad kerap unggul di berbagai peperangan. Mereka juga mempunyai hewan ternak yang banyak dan harta yang melimpah. 
Setelah bahtera Nabi Nuh berhenti berlayar dan musnahlah orang-orang kafir. Yang tinggal hanya orang-orang yang beriman,  kehidupan kembali berjalan normal. Hari berganti dan masapun berubah, orang-orang yang beriman telah meninggal dan digantikan dengan anaknya. Ajaran-ajaran Nabi Nuh masih segar di ingatan mereka. Anak-anak orang berimanpun melahirkan cucu, dan untuk mengenang ajaran-ajaran Nabi Nuh dan mengenang orang-orang yang selamat daripada orang-orang beriman. Cucu-cucu ini membuat patung-patung agar mereka selalu teringatkan dengan ajaran Nabi Nuh dan orang-orang yang selamat dari azab Allah SWT. Cucu-cucu inipun melahirkan anak, penghargaan terhadap patung-patung semakin menjadi-jadi, bahkan mereka malah sampai pada tahap penyembahan. Orang-orang semakin melupakan ajaran Nabi Nuh, sekarang mereka tak lagi beriman kepada Allah Tuhan sekalian alam.
Kaum ini tinggal di negeri Yaman, di Al Ahqaaf (daerah pegunungan), mereka mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi. “(Yaitu) penduduk Iram (ibu kota tempat tinggal kaum ‘Aad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi–Yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain,” (QS. Al Fajr: 7-8). Akan tetapi semua anugerah yang diberikan Allah SWT kepada mereka tidak membuat mereka bersyukur kepada Allah. Kaum Aad menyembah dua berhala yaitu patung-patung yang mereka buat sendiri dan diberi nama " Shamud" dan " Alhattar". Mereka menyangka jika kedua Tuhan mereka memiliki kekuatan magis yang bisa memberi mereka kebaikan, keberuntungan, dan kebahagiaan, serta mampu menolak segala macam bala bencana dan kesusahan.
Di dalam pergaulan sehari-hari mereka adalah orang-orang yang melupakan nilai-nilai moral. Segala sesuatu mereka nilai dengan materi, yang kuat menindas yang lemah, sering terjadi kerusuhan, pemerkosaan dan penganiayaan terjadi dimana-mana. Sifat sombong, iri, dengki, bakhil, kikir, hasut menjadi bagian dari pada kaum ini. Dalam keseharian mereka lebih sering menuruti hawa nafsu dari pada hati nurani.
Dengan cara yang halus dan sopan Nabi Hud as mencoba menyadarkan kaumnya jika perbuatan menyembah patung itu adalah salah. Bahwasanya tidak ada yang patut disembah kecuali Allah SWT. Berikut dialog beliau dengan kaumnya, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan yang berhak disembah bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?” (QS. Al A’raaf: 65). Akan tetapi kaum Nabi Nuh mengingkari kenyataan ini,  mereka tidak mau menyembah Allah Yang Maha Agung, setan telah menyesatkan mereka. “Sesungguhnya Kami benar-benar memandang kamu dalam keadaan kurang akal dan sesungguhnya kami menganggap kamu termasuk orang-orang yang berdusta.” (QS. Al A’raaf: 66) akan tetapi Nabi Hud dengan sabar menghadapi pembangkangan kaumnya.  “Wahai kaumku! Tidak ada padaku kekurangan akal sedikit pun, tetapi aku ini adalah utusan dari Tuhan semesta alam.– Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasihat yang terpercaya bagimu.” (QS. Al A’raaf: 67-68). Kaum Aad ini sungguh keterlaluan, belum pudar ingatan mereka tentang kaum Nabi Nuh yang ditenggelamkan Allah. Mereka malah dengan nyata menyekutukan Allah, akan tetapi Nabi Hud masih bersabar dan tetap menunggu kaumnya agar sadar. Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu? Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al A’raaf: 69 ). Kaum Aad malah semakin membangkang dan malah menantang Nabi Nuh untuk mendatangkan azab kepada mereka.  Mereka berkata: "Apakah kamu datang kepada kami, agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh bapak-bapak kami? maka datangkanlah azab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar." (QS. Al A’raaf: 70) Nabi Hud sudah mulai marah dengan pembangkangan-pembangkangan kaumnya, Ia berkata: "Sungguh sudah pasti kamu akan ditimpa azab dan kemarahan dari Tuhanmu". Apakah kamu sekalian hendak berbantah dengan aku tentang nama-nama (berhala) yang kamu beserta nenek moyangmu menamakannya, padahal Allah sekali-kali tidak menurunkan hujjah untuk itu? Maka tunggulah (azab itu), sesungguhnya aku juga termasuk orang yamg menunggu bersama kamu". (QS. Al A’raaf: 71)
Dalam Al-quran banyak diceritakan pembangkangan kaum Nabi Hud ini. Kaum 'Aad telah mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan ta'atlah kepadaku. Dan sekali-kali aku tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan untuk bermain-main, dan kamu membuat benteng-benteng dengan maksud supaya kamu kekal (di dunia)? Dan apabila kamu menyiksa, maka kamu menyiksa sebagai orang-orang kejam dan bengis. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui. Dia telah menganugerahkan kepadamu binatang-binatang ternak, dan anak-anak, dan kebun-kebun dan mata air, sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar".Mereka menjawab: "Adalah sama saja bagi kami, apakah kamu memberi nasehat atau tidak memberi nasehat, (agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu. dan kami sekali-kali tidak akan di "azab".Maka mereka mendustakan Hud, lalu Kami binasakan mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. (QS. Asy-Syu'araa : 123-139).
Berkatalah kaum Aad kepada Nabi Hud: "Wahai Hud! Ajaran dan agama apakah yang engkau hendak anjurkan kepada kami? Engkau ingin agar kami meninggalkan persembahan kami kepada tuhan-tuhan kami yang berkuasa ini dan menyembah tuhan mu yang tidak dapat kami jangkau dengan pancaindera kami dan tuhan yang menurut kata kamu tidak bersekutu. Cara persembahan yang kami lakukan ini ialah yang telah kami warisi dari nenek moyang kami dan tidak sesekali kami tidak akan meninggalkannya bahkan sebaliknya engkaulah yang seharusnya kembali kepada aturan nenek moyangmu dan jangan mencederai kepercayaan dan agama mereka dengan memebawa suatu agama baru yang tidak kenal oleh mereka dan tentu tidak akan direstuinya."
Wahai kaumku! jawab Nabi Hud, "Sesungguhnya Tuhan yang aku serukan ini kepada kamu untuk menyembah-Nya walaupun kamu tidak dapat menjangkau-Nya dengan pancainderamu namun kamu dapat melihat dan merasakan wujudnya dalam diri kamu sendiri sebagai ciptaanNya dan dalam alam semesta yang mengelilingimu beberapa langit dengan matahari bulan dan bintang-bintangnya bumi dengan gunung-ganangnya sungai tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang kesemuanya dapat bermanfaat bagi kamu sebagai manusia. Dan menjadi kamu dapat menikmati kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Tuhan itulah yang harus kamu sembah dan menundukkan kepala kamu kepada-Nya, Tuhan Yang Maha Esa tiada bersekutu tidak beranak dan diperanakan yang walaupun kamu tidak dpt menjangkau-Nya dengan pancainderamu, Dia dekat daripada kamu mengetahui segala gerak-geri dan tingkah lakumu mengetahui isi hati mu denyut jantungmu dan jalan fikiranmu. Tuhan itulah yang harus disembah oleh manusia dengan kepercayaan penuh kepada keesaan-Nya dan kekuasaan-Nya dan bukan patung-patung yang kamu perbuat pahat dan ukir dengan tangan kamu sendiri kemudian kamu sembah sebagai tuhan padahal ia suatu barang yang tidak dapat berbuat sesuatu yang menguntungkan atau merugikan kamu. Alangkah bodohnya dan dangkalnya fikiranmu jika kamu tetap mempertahankan agamamu yang sesat itu dan menolak ajaran dan agama yang telah diwahyukan kepadaku oleh Allah Tuhan Yang Maha Esa itu."
Wahai Hud! jawab kaumnya, "Gerangan apakah yang menjadikan engkau berpandangan dan berfikiran lain daripada yang sudah menjadi pegangan hidup kami sejak dahulu kala dan menjadikan engkau meninggalkan agama nenek moyangmu sendiri bahkan sehingga engkau menghina dan merendahkan martabat tuhan-tuhan kami dan memperbodohkan kami dan menganggap kami berakal sempit dan berfikiran dangkal? Engkau mengaku bahawa engkau terpilih menjadi rasul pesuruh oleh Tuhanmu untuk membawa agama dan kepercayaan baru kepada kami dan mengajak kami keluar dari jalan yang sesat menurut pengakuanmu ke jalan yang benar dan lurus. Kami merasa hairan dan tidak dapat menerima oleh akal kami sendiri bahwa engkau telah dipilih menjadi pesuruh Tuhan. Apakah kelebihan kamu di atas seseorang daripada kami, engkau tidak lebih tidak kurang adalah seorang manusia biasa seperti kami hidup makan minum dan tidur tiada bedanya dengan kami, mengapa engkau yang dipilih oleh Tuhanmu? Sungguh engkau menurut anggapan kami seorang pendusta besar atau mungkin engkau berfikiran tidak sihat terkena kutukan tuhan-tuhan kami yang selalu engkau ejek hina dan cemuhkan."
"Wahai kaumku" jawab Nabi Hud, "Aku bukanlah seorang pendusta dan fikiran ku tetap waras dan sihat tidak kurang sesuatu pun dan ketahuilah bahawa patung-patungmu yang kamu pertuhankan itu tidak dapat mendatangkan sesuatu gangguan atau penyakit bagi badanku atau fikiranku. Kamu kenal aku, sejak lama aku hidup di tengah-tengah kamu bahawa aku tidak pernah berdusta dan bercakap bohong dan sepanjang pergaulanku dengan kamu tidak pernah terlihat pada diriku tanda-tanda ketidak wajaran perlakuanku atau tanda-tanda yang meragukan kewarasan fikiranku dan kesempurnaan akalku. Aku adalah benar pesuruh Allah s.w.t. yang diberi amanat untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang sudah tersesat kemasukan pengaruh ajaran Iblis laknatullah dan sudah jauh menyimpang dari jalan yang benar yang diajar oleh nabi-nabi yang terdahulu kerana Allah s.w.t. tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya terlalu lama terlantar dalam kesesatan dan hidup dalam kegelapan tanpa diutuskan seorang rasul yang menuntun mereka ke jalan yang benar dan penghidupan yang diredhai-Nya. Maka percayalah kamu kepada ku gunakanlah akal fikiran kamu berimanlah dan bersujudlah kepada Allah s.w.t., Tuhan seru sekalian alam, Tuhan yang menciptakan kamu menciptakan langit dan bumi menurunkan hujan bagi menyuburkan tanah ladangmu, menumbuhkan tumbuhan bagi meneruskan hidupmu. Bersembahlah kepada-Nya dan mohonlah ampun atas segala perbuatan salah dan tindakan sesatmu, agar Dia menambah rezekimu dan kemakmuran hidupmu dan terhindarlah kamu dari azab dunia sebagaimana yang telah dialami oleh kaum Nuh dan kelak azab di akhirat. Ketahuilah bahawa kamu akan dibangkitkan kembali kelak dari kubur kamu dan dimintai bertanggungjawab atas segala perbuatan kamu didunia ini dan diberi ganjaran sesuai dengan amalanmu yang baik dan soleh mendapat ganjaran baik dan yang hina dan buruk akan diganjarkan dengan api neraka. Aku hanya menyampaikannya risalah Allah s.w.t. kepada kamu dan dengan ini telah memperingati kamu akan akibat yang akan menimpa kepada dirimu jika kamu tetap mengingkari kebenaran dakwahku."
Kaum Aad menjawab: "Kami bertambah yakin dan tidak ragu lagi bahawa engkau telah mendapat kutukan tuhan-tuhan kami sehingga menyebabkan fikiran kamu kacau dan akalmu berubah menjadi tidak siuman. Engkau telah mengucapkan kata-kata yang tidak masuk akal bahawa jika kami mengikuti agamamu, akan bertambah rezeki dan kemakmuran hidup kami dan bahawa kami akan dibangkitkan kembali dari kubur kami dan menerima segala ganjaran atas segala amalan kami.Adakah mungkin kami akan dibangkitkan kembali dari kubur kami setelah kami mati dan menjadi tulang. Dan apakah azab dan seksaan yang engkau selalu menakutkan kami dan mengancamkannya kepada kami? Semua ini kami anggap kosong dan ancaman kosong belaka. Ketahuilah bahawa kami tidak akan menyerah kepadamu dan mengikuti ajaranmu kerana bayangan azab dan seksa yang engkau bayangkannya kepada kami bahkan kami menentang kepadamu datangkanlah apa yang engkau janjikan dan ancaman itu jika engkau betul-betul benar dalam kata-katamu dan bukan seorang pendusta."
"Baiklah" jawab Nabi Hud," Jika kamu meragukan kebenaran kata-kataku dan tetap berkeras kepala tidak menghiraukan dakwahku dan meninggalkan persembahanmu kepada berhala-berhala itu maka tunggulah saat tibanya pembalasan Tuhan di mana kamu tidak akan dapat melepaskan diri dari bencananya. Allah s.w.t. menjadi saksiku bahawa aku telah menyampaikan risalah-Nya dengan sepenuh tenagaku kepada mu dan akan tetap berusaha sepanjang hayat kandung badanku memberi penerangan dan tuntunan kepada jalan yang baik yang telah digariskan oleh Allah s.w.t. bagi hamba-hamba-Nya."
Pada suatu ketika terjadi kemarau panjang sehingga mengancam ladang-ladang yang memungkinkan terjadi gagal panen. Di saat seperti ini Nabi Hud memberi tahu kepada kaumnya bahwa kekeringan itu merupakan azab Allah untuk mereka. Tapi jika kaumnya bertaubat dan mau kembali ke jalan yang benar niscaya Allah akan menurunkan hujan yang deras dan menambah kekuatan bagi mereka. “Wahai kaumku! Mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (QS. Huud: 52). Tetapi kaum Nabi Hud tetap saja tidak mau beriman, mereka malah meminta pertolongan dan perlindungan kepada berhala-berhala mereka. Padahal berhala-berhala itu tidak bisa berbuat apa-apa. Sampai pada akhirnya puncak dari azab Allah, mula-mula datang awan hitam, kaum Aad mengira jika awan itu akan menurunkan hujan untuk mereka. Akan tetapi itu bukanlah awan yang akan menurunkan hujan, melainkan azab yang akan menghancurkan orang-orang yang kafir kepada Allah SWT. Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: "Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami". (Bukan!) bahkan itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa. (QS. al-Ahqaf: 24-25)
Angin tersebut berhembus selama 7 malam 8 hari, memporak-porandakan apa yang selama ini dibangga-banggakan oleh kaum yang telah durhaka kepada Tuhannya. Kaum Aad yang selama ini berkuasa dengan tubuh yang kekar dan berlimpahan sandang pangan, juga kaum yang  paling tinggi peradabannya hancur dalam hitungan hari. yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). (QS. al-Haqqah: 7).
Itulah seklumit kisah gambaran tentang Nabi Hud as, semoga menjadi pelajaran bagi kita semua. Akhirul kalam asalamualaikum wr.wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar