Minggu, 07 Desember 2014

Kisah Nabi Adam as




Nabi Adam adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT, Nabi adam diciptakan dengan tanah. Dan Allah hendak menjadikan Nabi Adam sebagai khalifah di muka bumi, pada mulanya para malaikat tidak setuju dengan keputusan Allah. Para malaikat bertanya kepada Allah yang diabadikan dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 30 “"Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Allah berfirman "Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya".
Lalu Allah mengajarkan kepada Nabi Adam nama-nama benda, setelah itu Allah berfirman kepada Malaikat untuk menyebutkan nama-nama benda itu. Tapi para malaikat tidak bisa menyebutkannya, lalu Allah berfirman “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.” Kemudian Nabi Adam menyebutkan nama-nama benda tersebut, seketika para malaikat takjub. Kemudian Allah berfirman “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?” Setelah penciptaan Nabi Adam, Allah SWT menyuruh Iblis dan Malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam. Para malaikat melaksanakan apa yang diperintahkan Allah SWT, tetapi iblis membangkang, karena iblis merasa lebih mulia dari pada Nabi Adam, Nabi Adam diciptakan dari tanah sedangkan iblis diciptakan dari api. Padahal hanya Allah yang mengetahui siapa yang lebih mulia.
Pada mulanya Nabi Adam menghuni surga sendiri, akan tetapi setelah beberapa lama Allah menciptakan Siti Hawa sebagai teman dan pasangan untuk Nabi Adam supaya Nabi Adam tidak merasa kesepian. Siti Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam sewaktu Nabi Adam tertidur di taman surga. Adam dan Hawa mendiami surge seperti yang difirmankan oleh Allah SWT. “"Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. (QS. Al-baqarah : 35)”. Akan tetapi iblis membujuk Nabi Adam untuk memakan buah dari pohon yang dilarang oleh Allah tersebut. Pada mulanya Nabi Adam mampu menolak ajakan iblis tersebut. Akan tetapi lama-lama nabi Adam tergoda untuk mencicipi buah terlarang tersebut setelah iblis memberi tahu kepada Nabi Adam jika memakan buah tersebut maka akan menjadi kekal seperti Malaikat dan ditambah dengan dorongan istrinya Hawa. Lalu keduanya melupakan larangan Allah dan memakan buah larangan tersebut. Seketika aurat mereka terlihat, dan mereka berlarian mencari dedaunan surga untuk menutupi aurat mereka. Lalu mereka ketakutan karena teringat akan larangan Allah, tapi mereka sadar tak akan ada yang bisa disembunyikan dari Allah Tuhan seru sekalian alam. Allah mengampuni Nabi Adam, tapi Nabi Adam dan Siti Hawa tetap dihukum dengan diturunkannya mereka ke bumi. Seperti yang dikisahkan dalam ( QS. Al-baqarah 36-38 ), Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan."(36) Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang (37) Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (38).
Nabi Adam dan Siti Hawa diturunkan di tempat yang berbeda, Nabi Adam diturunkan di gunung tertinggi di Asia yaitu pegunungan Everest di Himalaya, sedangkan istrinya diturunkan di Jeddah, Arabia. Dengan petunjuk dari Allah dan bimbingan dari malaikat Jibril setelah 40 tahun terpisah mereka akhirnya bertemu di Jabbal Rahmah. Pertemuan tersebut sangat mengharukan, Nabi Adam merasa sedih dan terharu setelah melihat istrinya kepayahan dalam menghadapi kerasnya dunia, dan Siti Hawa merasa senang  karena rasa kesepian dan rindu telah terobati.
Lalu kedua insan tersebut mendiami bumi dan karena Nabi Adam diberi ilmu oleh Allah tentang cara-cara mengatur dan memelihara bumi membuat Nabi Adam tidak terlalu kesulitan dalam menjalani hidup di dunia.
Setelah sekian lama bersama akhirnya Allah menganugerahi keduanya sepasang anak kembar yang diberi nama Qabil dan Iqlima. Lalu di tahun berikutnya menyusul adiknya yang juga sepasang kembar yang diberi nama Habil dan Labuda. Nabi Adam berharap dari keempat anaknya ini akan bertambah banyak lagi keturunan-keturunan Nabi Adam sebagai khalifah di bumi.
Karena kasih sayang yang besar dari kedua ibu bapaknya, maka keempat anaknya lekas tumbuh dengan cepat. Setelah dewasa  Habil bekerja dalam bidang peternakan, sedangkan Qabil dalam bidang pertanian. Sedangkan yang perempuan membantu ibunya dalam keperluan rumah tangga.
Setelah menginjak pada usia akil baliq Nabi Adam berfikir bagaimana caranya menyalurkan nafsu syahwat keempat anaknya agar terhindar dari hubungan kelamin yang bebas dan menjaga kemurnian keturunan. Akhirnya Allah memberikan ilham kepada Nabi Adam untuk mengawinkan anaknya dengan cara disilangkan. Qabil dikawinkan dengan Labuda, dan Habil dikawinkan dengan Iqlima. Akan tetapi Qabil menolak ketentuan Allah tersebut dengan alasan jika Labuda tak secantik Iqlima saudara kembarnya sendiri. Akhirnya Nabi Adam menyerahkan urusan ini kepada Allah dengan cara Qabil dan Habil harus memberikan qurban kepada Allah, barangsiapa yang qurbannya diterima oleh Allah maka dialah yang menang dan berhak memilih pasangannya sendiri. Qabil memberikan hasil ternaknya dan Habil memberikan hasil pertaniannya.
Akhirnya hari penyerahan qurban datang, Qabil memiih dari hasil cocok tanam yang rusak dan busuk, sedangkan Habil memilih dari hasil peliharaannya yang terbaik. Lalu keduanya meletakkan qurbannya diatas bukit, dan mereka menyaksikan dari kejauhan qurban siapa yang akan diterima oleh Allah. Tak lama kemudian qurban Habil habis hangus terbakar, itu artinya Allah lebih memilih qurban Habil. Maka Habil berhak memilih wanita yang akan dijadikannya istri.
Karena kekalahannya ternyata Qabil masih menyimpan dendam kepada Habil dan hendak membunuh saudaranya itu. Dan ketika Nabi Adam bepergian, Qabil berkata kepada Habil  : “hai Habil, sesungguhnya aku akan membunuhmu” dan Habil menjawab : “sesungguhnya Allah hanya menerima qurban dari orang-orang yang bertaqwa. Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu.  Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam. Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh) ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang lalim.” Karena bisikan syaitan maka Qabil dengan menggunakan batu memukul kepala Habil dan membuat Habil mati seketika. Setelah membunuh Habil, Qabil merasa panik dan kebingungan, rasa penyesalan dan ketakutan ada di dalam hatinya. Dia membawa mayat saudaranya kesana kemari, tak tau apa yang harus dilakukan terhadap mayat saudaranya itu. Lalu melalui burung gagak Allah member ilham, dua burung gagak bertarung dan salah satu dari mereka mati lalu gagak yang hidup menggali tanah untuk menguburkan gagak yang mati. Lalu Qabil berkata : “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayit saudaraku ini?” setelah membunuh Qabil merasa menyesal, sedangkan Nabi Adam hanya bisa berpasrah kepada Allah dan beristigfar memohon ampunan kepada Allah atas dosa yang telah dilakukan Qabil.
Nabi adam hidup selama 930 tahun, selama itu Nabi Adam memiliki keturunan sebanyak 40 atau 20 pasang kembar, karena setiap melahirkan anak selalu  kembar laki-laki dan perempuan. Nabi Adam adalah sosok yang cerdas, sangat beradab, dan memiliki ilmu yang tinggi. Nabi adam memiliki tinggi badan 60 hasta atau sekitar 27 meter.
Begitulah kisah Nabi Adam yang dikisahkan di dalam al-quran, semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua, amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar