Nabi Shaleh diutus kepada kaum Tsamud, Nabi Shaleh
ini adalah merupakan orang yang terkenal dengan kejujuran dan kelembutan
hatinya, ayah beliau adalah Ubaid bin Jabir bin Tsamud. Kaum Tsamud ini hidup diatas reruntuhan kaum ‘Aad. Nama
Tsamud diambil dari nama kakenya yaitu Tsamud bin Amir bin Iran bin Sam bin
Nuh, jadi kaum Tsamud ini adalah keturunan ke-6 dari Nabi Nuh. Kaum Tsamud
tinggal di daerah pegunungan antara Hijaz dan Syam. Kaum Tsamud adalah kaum
yang sangat kuat dan diberkahi dengan banyak rezeki. Mereka mendirikan
istana-istana dan mampu memahat gunung untuk dijadikan rumah. Akan tetapi layaknya
kaum Aad, kaum tsamud juga mendurhakau Allah, mereka menyembah berhala-berhala.
Saat pertama kali berdakwah kaum Nabi Shaleh tidak
percaya dengan apa yang didakwahkannya. Mereka meminta didatangkannya mukzizat
jika benar Nabi Shaleh adalah seorang rasul utusan Allah. Kemudian Nabi Shaleh
berdoa kepada Allah dan Allah mengabulkan doa Nabi Shaleh. Allah memberikan
unta betina kepada Nabi Shaleh sebagai mukzizat untuknya. Unta tersebut keluar beserta
anaknya yang kecil dari sebuah batu yang terbelah setelah Nabi Shaleh memukul batu
tersebut dengan tangannya. Dari puting susu unta itu terlihat susu yang sangat
berlimpah, kemudian Nabi Shaleh berkata kepada kaumnya, “ini seekor unta betina, ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air,
dan kamu mempunyai giliran pula untuk mendapatkan air di hari yang tertentu.
Dan janganlah kamu sentuh unta betina itu dengan sesuatu kejahatan, yang
menyebabkan kamu akan ditimpa oleh azab hari yang besar". Itulah
perjanjian antara Nabi Shaleh dengan kaumnya, Pada saat unta tersebut minum air
maka tidak ada hewan lain yang berani mendekat. Unta tersebut memiliki banyak
sekali keistimewaan, diantaranya adalah susu unta tersebut tidak akan habis
walaupun setiap hari diambil oleh seluruh penduduk kaum Tsamud. Seluruh penduduk
bebas mengambil air susu unta tersebut, akan tetapi jika hari ini unta tersebut
minum air maka seluruh penduduk dilarang mengambil air tetapi mengambilnya menunggu
hari berikutnya, begitu seterusnya bergantian.
Dan
(Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Ia berkata:
"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu
selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhammu.
Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi
Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang
karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih. Dan ingatlah olehmu di waktu
Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Aad dan
memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya
yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah
nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat
kerusakan. Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata
kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka:
Tahukah kamu bahwa Shaleh di utus (menjadi rasul) oleh Tuhannya?". Mereka
menjawab: Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang Shaleh diutus untuk
menyampaikannya. Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: Sesungguhnya kami
adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu". (QS. al-A’raf: 73-76)
Semakin bertambahlah umat
yang percaya terhadap kerasulan Nabi Shaleh, maka bertambahlah orang-orang yang
beriman. Orang-orang kafir (pembesar kaum Tsamud) tidak menyukai ini, lalu pada
suatu malam mereka berkumpul dan merencanakan kejahatan untuk Nabi Nuh dan
untanya. Mereka berkumpul sambil meminum khamar, salah seorang pembesar kaum Tsamud berkata, "Jika datang musim panas, unta
itu mendatangi lembah yang dingin sehingga binatang-binatang ternak yang lain
lari darinya dan kepanasan." Lalu yang lainnya juga
berkata, “Jika datang musim dingin unta
itu mencari tempat penghangat, lalu ia istirahat di situ sehingga
binatang-binatang ternak kita lari darinya dan menuju tempat yang dingin
sehingga terancam kematian." Gelas-gelas
kembali berputar diantara orang-orang kafir itu diiringi dengan musik dan
nyanyian para biduan, lalu pada satu kesempatan seorang pembesar meminta agar
musik dihentikan dan dia sejenak berfikir lalu pelan-pelan dia mengemukakan
pendapat, “hanya ada satu cara”,
yang lainnya bertanya, “bagaimana jalan
keluarnya?”. Seorang pembesar itu menjawab, "Kita harus melenyapkan Saleh dari jalan kita. Yang saya maksud adalah
untanya. Kita harus membunuh untanya dan setelah itu kita akan membunuh Saleh."
Tapi ada seorang yang mengingatkan, "Bukankah Shaleh mengingatkan kita
akan azab yang keras jika kita sampai menyakiti unta itu." Tapi suara
orang tersebut segera padam setelah orang-orang di majelis itu memberikan dua
gelas arak kepadanya.
Itulah yang akan mereka lakukan, membunuh unta Nabi
shaleh kemudian Nabi Shaleh sendiri, setan telah merasuki hati dan fikiran
mereka, sehingga mereka tak lagi memperdulikan kata-kata Nabi Shaleh yang
selama ini telah terbukti kebenarannya. Pertama-tama mereka mencari-cari
siapakah orang yang berani melakukan rencana keji tersebut. Lalu munculah
seseorang yang mengutarakan bahwa dia kenal dengan seseorang yang mampu
melakukan pembunuhan tersebut, dia juga mempunyai geng di sebuah kota. Disebutkan dalam Al-qur’an.
"Dan di kota itu ada sembilan orang laki-laki
yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan."
(QS. an-Naml: 48)
Lalu pada suatu malam
berangkatlah kesembilan gerombolan penjahat tersebut, sedangkan sang unta sedang
tertidur sambil mendekap anaknya. Akhirnya akibat serangan kesembilan penjahat
tersebut sang unta berhasil dibunuh. Nabi Shaleh mengetahui apa yang terjadi,
dengan nada marah dia berkata kepada para pembesar-pembesar yang kafir. "Bukankah aku telah
mengingatkan agar kalian jangan mengganggu unta itu." Kemudian
orang-orang kafir menjawab, "Kami
memang telah membunuhnya, maka datangkanlah seksaan kepada kami jika engkau
mampu. Bukankah engkau berkata bahawa engkau termasuk utusan Tuhan." Perbuatan
orang-orang kafir memang sudah keterlaluan, mereka tak hanya berani membunuh
unta yang diberkahi tersebut, melainkan mereka juga malah menantang Nabi Shaleh
untuk bersegera mendatangkan azab, setan memang sudah menguasai akal dan hati
mereka. Lalu Nabi Shaleh menjawab, "Bersukarialah kamu sekalian di
rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan."
Nabi Shaleh yang
mengetahui akan datangnya azab kepada kaum Tsamud pergi meninggalkan
orang-orang kafir bersama orang-orang yang beriman. Orang-orang kafir menunggu
hari demi hari, dan datanglah hari keempat, Allah mengazab orang-orang yang
durhaka itu hanya dengan satu teriakan saja. maka langit terpecah, dan teriakan
tersebut menghancurkan gunung-gunung menggoncangkan bumi dan menghancurkan apa
saja yang ada di atasnya.
Sesungguhnya
Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah
mereka seperti rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang
binatang. (QS. al- Qamar: 27-31)
Dan akhirnya orang-orang yang kafir itupun
dibinasakan, begitulah kisah tentang Nabi Shaleh yang tertulis di dalam
Al-quran yang mulia. Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita yang masih hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar