Kamis, 01 Januari 2015

Kisah Nabi Shaleh as




Nabi Shaleh diutus kepada kaum Tsamud, Nabi Shaleh ini adalah merupakan orang yang terkenal dengan kejujuran dan kelembutan hatinya, ayah beliau adalah Ubaid bin Jabir bin Tsamud. Kaum Tsamud ini hidup diatas reruntuhan kaum ‘Aad. Nama Tsamud diambil dari nama kakenya yaitu Tsamud bin Amir bin Iran bin Sam bin Nuh, jadi kaum Tsamud ini adalah keturunan ke-6 dari Nabi Nuh. Kaum Tsamud tinggal di daerah pegunungan antara Hijaz dan Syam. Kaum Tsamud adalah kaum yang sangat kuat dan diberkahi dengan banyak rezeki. Mereka mendirikan istana-istana dan mampu memahat gunung untuk dijadikan rumah. Akan tetapi layaknya kaum Aad, kaum tsamud juga mendurhakau Allah, mereka menyembah berhala-berhala.
Saat pertama kali berdakwah kaum Nabi Shaleh tidak percaya dengan apa yang didakwahkannya. Mereka meminta didatangkannya mukzizat jika benar Nabi Shaleh adalah seorang rasul utusan Allah. Kemudian Nabi Shaleh berdoa kepada Allah dan Allah mengabulkan doa Nabi Shaleh. Allah memberikan unta betina kepada Nabi Shaleh sebagai mukzizat untuknya. Unta tersebut keluar beserta anaknya yang kecil dari sebuah batu yang terbelah setelah Nabi Shaleh memukul batu tersebut dengan tangannya. Dari puting susu unta itu terlihat susu yang sangat berlimpah, kemudian Nabi Shaleh berkata kepada kaumnya, “ini seekor unta betina, ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air, dan kamu mempunyai giliran pula untuk mendapatkan air di hari yang tertentu. Dan janganlah kamu sentuh unta betina itu dengan sesuatu kejahatan, yang menyebabkan kamu akan ditimpa oleh azab hari yang besar". Itulah perjanjian antara Nabi Shaleh dengan kaumnya, Pada saat unta tersebut minum air maka tidak ada hewan lain yang berani mendekat. Unta tersebut memiliki banyak sekali keistimewaan, diantaranya adalah susu unta tersebut tidak akan habis walaupun setiap hari diambil oleh seluruh penduduk kaum Tsamud. Seluruh penduduk bebas mengambil air susu unta tersebut, akan tetapi jika hari ini unta tersebut minum air maka seluruh penduduk dilarang mengambil air tetapi mengambilnya menunggu hari berikutnya, begitu seterusnya bergantian.
Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhammu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih. Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan. Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: Tahukah kamu bahwa Shaleh di utus (menjadi rasul) oleh Tuhannya?". Mereka menjawab: Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang Shaleh diutus untuk menyampaikannya. Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu". (QS. al-A’raf: 73-76)
Semakin bertambahlah umat yang percaya terhadap kerasulan Nabi Shaleh, maka bertambahlah orang-orang yang beriman. Orang-orang kafir (pembesar kaum Tsamud) tidak menyukai ini, lalu pada suatu malam mereka berkumpul dan merencanakan kejahatan untuk Nabi Nuh dan untanya. Mereka berkumpul sambil meminum khamar,  salah seorang pembesar kaum Tsamud berkata, "Jika datang musim panas, unta itu mendatangi lembah yang dingin sehingga binatang-binatang ternak yang lain lari darinya dan kepanasan." Lalu yang lainnya juga berkata, “Jika datang musim dingin unta itu mencari tempat penghangat, lalu ia istirahat di situ sehingga binatang-binatang ternak kita lari darinya dan menuju tempat yang dingin sehingga terancam kematian."  Gelas-gelas kembali berputar diantara orang-orang kafir itu diiringi dengan musik dan nyanyian para biduan, lalu pada satu kesempatan seorang pembesar meminta agar musik dihentikan dan dia sejenak berfikir lalu pelan-pelan dia mengemukakan pendapat, “hanya ada satu cara”, yang lainnya bertanya, “bagaimana jalan keluarnya?”. Seorang pembesar itu menjawab, "Kita harus melenyapkan Saleh dari jalan kita. Yang saya maksud adalah untanya. Kita harus membunuh untanya dan setelah itu kita akan membunuh Saleh." Tapi ada seorang yang mengingatkan, "Bukankah Shaleh mengingatkan kita akan azab yang keras jika kita sampai menyakiti unta itu." Tapi suara orang tersebut segera padam setelah orang-orang di majelis itu memberikan dua gelas arak kepadanya.
Itulah yang akan mereka lakukan, membunuh unta Nabi shaleh kemudian Nabi Shaleh sendiri, setan telah merasuki hati dan fikiran mereka, sehingga mereka tak lagi memperdulikan kata-kata Nabi Shaleh yang selama ini telah terbukti kebenarannya. Pertama-tama mereka mencari-cari siapakah orang yang berani melakukan rencana keji tersebut. Lalu munculah seseorang yang mengutarakan bahwa dia kenal dengan seseorang yang mampu melakukan pembunuhan tersebut, dia juga mempunyai geng  di sebuah kota. Disebutkan dalam Al-qur’an.
"Dan di kota itu ada sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan." (QS. an-Naml: 48)
Lalu pada suatu malam berangkatlah kesembilan gerombolan penjahat tersebut, sedangkan sang unta sedang tertidur sambil mendekap anaknya. Akhirnya akibat serangan kesembilan penjahat tersebut sang unta berhasil dibunuh. Nabi Shaleh mengetahui apa yang terjadi, dengan nada marah dia berkata kepada para pembesar-pembesar yang kafir. "Bukankah aku telah mengingatkan agar kalian jangan mengganggu unta itu." Kemudian orang-orang kafir menjawab, "Kami memang telah membunuhnya, maka datangkanlah seksaan kepada kami jika engkau mampu. Bukankah engkau berkata bahawa engkau termasuk utusan Tuhan." Perbuatan orang-orang kafir memang sudah keterlaluan, mereka tak hanya berani membunuh unta yang diberkahi tersebut, melainkan mereka juga malah menantang Nabi Shaleh untuk bersegera mendatangkan azab, setan memang sudah menguasai akal dan hati mereka. Lalu Nabi Shaleh menjawab, "Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan."
Nabi Shaleh yang mengetahui akan datangnya azab kepada kaum Tsamud pergi meninggalkan orang-orang kafir bersama orang-orang yang beriman. Orang-orang kafir menunggu hari demi hari, dan datanglah hari keempat, Allah mengazab orang-orang yang durhaka itu hanya dengan satu teriakan saja. maka langit terpecah, dan teriakan tersebut menghancurkan gunung-gunung menggoncangkan bumi dan menghancurkan apa saja yang ada di atasnya.
Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang. (QS. al- Qamar: 27-31)
Dan akhirnya orang-orang yang kafir itupun dibinasakan, begitulah kisah tentang Nabi Shaleh yang tertulis di dalam Al-quran yang mulia. Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita yang masih hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar