Selasa, 15 Oktober 2019

Wasiat Pertama di Kota Madinah

Apa wasiat pertama yang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sampaikan ketika beliau tiba di kota Madinah ?
Berikut adalah wasiat beliau yang diutarakan oleh seorang sahabat yang bernama Abdullah bin Salam radhiyallahu anhu :
Dari 'Abdullah bin Salam, ia berkata : "Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam datang ke Madinah, orang-orang segera pergi menuju beliau Shalallahu 'alaihi wa sallam (karena ingin melihatnya). Ada yang mengatakan : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah datang. Lalu aku mendatanginya di tengah kerumunan banyak orang untuk melihatnya. Ketika aku melihat wajah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, aku mengetahui bahwa wajahnya bukanlah wajah pembohong, Dan yang pertama kali beliau ucapkan adalah, 'Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah silaturrahim, shalatlah di waktu malam ketika orang-orang tertidur, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat." (HR. at-Tirmidzi)

Faidah Hadits :
1. Perintah untuk menyebarkan salam
Dalam sebuah hadits dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma, "Seorang pernah bertanya kepada Nabi shallallahu

Senin, 14 Oktober 2019

Keutamaan Adzan dan Muadzin

Di antara syiar-syiar Islam adalah kumandang adzan untuk sholat 5 waktu. Adzan memiliki keutamaan melimpah yang disebutkan dalam hadits-hadits Nabi, diantaranya :
1. Muadzin memiliki leher yang panjang di antara manusia pada hari kiamat.

Disebutkan dalam hadits Muawiyah bin Abi Sufyan - Radhiyallahu anhu- berkata, "Aku mendengar Rasulullah - Shalallahu 'alaihi wasalam- Bersabda, "Seorang muazin memiliki leher yang panjang di antara manusia pada hari Kiamat." (HR. Muslim)

2. Adzan akan mengusir setan

Dalam hadits Abu Hurairah -Radhiyallahu anhu- bahwasanya Rasulullah -Shalallahu 'alaihi Wasalam- Bersabda, "Jika dikumandangkan adzan untuk shalat, maka setan lari dan ia memiliki suara kentut sampai ia tidak mendengar adzan. Jika selesai adzan, maka ia datang kembali, sampai diiqamahkan untuk shalat, maka ia akan lari lagi hingga ketika iqamah selesai, maka ia datang kembali sehingga membisikkan antara seorang dengan hatinya, setan berkata, "Ingatlah ini dan itu," untuk sesuatu yang belum pernah ia ingat sebelumnya, sehingga seorang itu berada dalam keadaan tidak tahu jumlah rakaat shalatnya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

3. Jikalau manusia mengetahui apa yang ada di dalam adzan, niscaya mereka akan saling berundi

Dari hadits Abu Hurairah -Radhiyallahu anhu- bahwasanya Rasulullah -Shalallahu 'alaihi Wasalam- Bersabda,"Jikalau manusia mengetahui apa yang ada di dalam adzan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mendapatkan hal itu kecuali dengan berundi atasnya, maka niscaya mereka akan berundi, jikalau mereka mengetahui apa yang ada di dalam bersegera pergi ke masjid, maka niscaya mereka akan berlomba-lomba kepadanya, jikalau mereka mengetahui apa yang ada di dalam shalat isya' dan shalat shubuh maka niscaya mereka akan mendatangi keduanya walau dalam keadaan merangkak." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

4. Tidaklah suara Muadzin didengar oleh segala sesuatu melainkan itu semua akan menjadi saksi

Abu Said al Khudri -Radhiyallahu anhu- berkata kepada Abdullah bin Abdirrahman bin Abi Sho'sho'ah al-Anshari : "Sesungguhnya saya melihat kamu menyukai kambing dan daerah pedalaman, maka jika kamu berada di antara kambing-kambingmu atau di pedalaman lalu engkau mengumandangkan adzan, maka keraskan suaramu dengan adzan tersebut, karena sesungguhnya tidaklah mendengar suara muadzin baik itu jin, tidak pula manusia dan tidak pula sesuatu apapun kecuali akan bersaksi untuknya pada hari Kiamat. Abu Sa'id berkata : Saya mendengar hal ini dari Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam". (HR. Al-Bukhari)

5. Muadzin akan diampuni dosanya sesuai suaranya dan mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang shalat bersamanya

Dari Al-Barra' Bin 'Azib -Radhiallahu anhu- bahwasanya Nabi -shalallahu alaihi wa alihi wasallam- bersabda : "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya akan bershalawat untuk orang-orang yang berada di shaf yang terdepan. Muadzin akan diampuni dosanya sepanjang suaranya, dan dia akan dibenarkan oleh segala sesuatu yang mendengarkannya, baik benda basah maupun benda kering, dan dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang shalat bersamanya". (HR. An-Nasai dan Ahmad dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib)

6. Nabi -Shalallahu a'laihi wasallam- mendoakan ampunan kepada para Muadzin

Abu Hurairah -Radhiyallahu 'anhu- berkata : Rasulullah -Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Imam adalah penanggung jawab dan Muadzin adalah yang diberi amanah, Ya Allah berilah petunjuk kepada para imam dan ampunilah para muadzin," (HR. Abu. Dawud, at-Tirmidzi dan Ibnu Khuzaimah dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam shahih at-Targhib wa Tarhib)

7. Muadzin diampuni oleh Allah dan dimasukkan dalam surga kelak

Dari 'Uqbah bin 'Amir, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Rabb kalian begitu takjub terhadap si pengembala kambing di atas puncak gunung yang mengumandangkan adzan untuk shalat dan ia menegakkan shalat. Allah pun berfirman, "Perhatikanlah hamba-Ku ini, ia beradzan dan menegakkan shalat (karena) takut kepada-Ku. Oleh karenanya, Aku telah mengampuni dosa hamba-Ku ini dan aku masukkan ia ke dalam Surga." (HR. Abu Daud dan An-Nasai dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih at-Targhib wa Tarhib))

Minggu, 13 Oktober 2019

Jangan Pernah Berhenti Berdoa


Salah satu hal yang selayaknya dilaksanakan oleh seorang mukmin adalah berdoa. Berdoa kepada Allah subhanahu wa ta'ala baik di kala sedih maupun senang, baik di kala sempit maupun lapang, karena Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan kita untuk senantiasa berdoa kepada-Nya dalam sebuah ayat,

"Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan Bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina." (QS. Ghafir : 60)

Kemudian, di ayat lain Allah ta'ala juga berfirman :

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran." (QS. al-Baqarah : 186)

Sesuatu yang mulia
Doa merupakan sesuatu yang mulia. Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam pernah bersabda, "Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah dibandingkan doa." (HR. at-Tirmidzi)

Berdoalah karena berapa pun yang kita panjatkan kepada Allah, tidak akan mengurangi kekuasaannya. Allah ta'ala berfirman dalam hadits Qudsy, "Wahai para hamba-Ku, andaikata generasi terdahulu dan akhir dari kalian, golongan manusia dan jin kalian berada di satu tempat, lalu meminta kepada-Ku, lantas Aku kabulkan permintaan masing-masing mereka, maka hal itu tidaklah mengurangi apa yang ada di sisi-Ku kecuali sebagaimana jarum bila dimasukkan ke dalam lautan." (HR. Muslim)

Tidak akan merugi
Setiap waktu yang kita luangkan untuk meminta, memohon dan mengharap sesuatu kepada Allah subhanahu wa ta'ala, kita tidak akan pernah merugi karenanya. Karena ketika kita berdoa, Allah akan memberikan salah satu dari ketiga hal berikut :
  1. Allah akan mengabulkan doa kita dengan segera. 
  2. Allah akan mengabulkan doa untuk kita di akhirat kelak. 
  3. Allah akan palingkan kita dari keburukan yang semisalnya
Hal tersebut sesuai dengan yang disabdakan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wasalam,"Tidak ada seorang muslim pun yang berdoa dengan sebuah doa yang tidak terkandung di dalamnya dosa dan pemutusan silaturahmi, kecuali Allah akan memberikan salah satu dari ketiga hal berikut : Allah akan mengabulkan dengan segera, mengakhirkan untuknya di akhirat atau memalingkannya dari keburukan yang semisalnya. Para sahabat berkata, "Kalau begitu kami akan memperbanyak doa kami." Beliau berkata, "Allah lebih banyak lagi." (HR. Ahmad)

Berdoa ketika lapang
Kebanyakan dari kita, akan rajin berdoa ketika sedang sakit, ditimpa musibah atau ketika memiliki berbagai masalah yang memberatkan hidup. Namun demikian, begitu kita sembuh, begitu musibah dan permasalahan yang ada sudah Allah angkat dari diri kita, kita akan lalai, dan tidak lagi berdoa kepadanya. Kita tidak lagi menunjukkan penghambaan diri kita kepada-Nya.
Padahal salah satu kunci dikabulkannya doa yang kita panjatkan saat dalam keadaan susah sudah pernah disebutkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasalam, "Barangsiapa menghendaki doanya dikabulkan oleh Allah saat susah dan ditimpa musibah : hendaklah ia memperbanyak doa ketika sedang lapar." (HR. at-Tirmidzi)

Oleh karenanya, janganlah kita berhenti berdoa.

Mutiara Hadits : Mintalah Keselamatan


Dari Abu al-Fadhi al Abbas bin Abdul Mutthalib radiyallahu anhu, Aku berkata, "Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku sesuatu yang aku minta kepada Allah ta'ala". Beliau menjawab, "Mintalah keselamatan kepada Allah," lalu aku tinggal selama beberapa hari, kemudian menemui beliau lagi, lalu berkata, "Wahai Rasulullah, ajarkanlah aku sesuatu yang aku minta kepada Allah Ta'ala-." Beliau berkata kepadaku, "Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah, mintalah keselamatan kepada Allah di dunia dan akhirat." (HR. at-Tirmidzi dan Ahmad)

Penjelasan Hadits
Hadits ini termasuk salah satu hadits Jawami al-Kalim (kalimat ringkas sarat makna) yang diucapkan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam. Paman beliau, Abbas radiyallahu anhu meminta diajarkan sebuah doa. Maka beliaupun mengajarkan kepadanya sebuah doa berupa ungkapan yang singkat, sangat ringkas namun maknanya sangat dalam, mencakup kebaikan dunia dan akhirat. Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Mintalah keselamatan kepada Allah!" bahkan diulangi di akhir hadits, "Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah, mintalah keselamatan kepada Allah di dunia dan akhirat."

Faidah Hadits
  1. Al-Aafiyah adalah keselamatan dari setiap keburukan. Ketika Allah ta'ala memberikan taufiq keselamatan dari setiap keburukan, dari keburukan badan, hati, hawa nafsu, dan selainnya maka engkau dalam kebaikan. 
  2. Berdoa meminta keselamatan adalah seutama-utamanya doa. 
  3. Hadits ini mengandung petunjuk bahwa selayaknya setiap orang meminta keselamatan di dunia yaitu selamat dari sakit dan ujian. Serta keselamatan di Akhirat yaitu dengan ampunan dari dosa dan memperoleh yang diinginkan. 
  4. Semangat para sahabat radhiyallahu anhum untuk menambah ilmu dan kebaikan.

Minggu, 16 Juni 2019

Tetap Rajin Ibadah Meskipun Ramadhan Telah Usai


Setiap datang bulan Ramadhan orang-orang selalu rajin dalam mengerjakan ibadah, tapi setelah Ramadhan usai mereka kembali tidak mengerjakan ibadah-ibadah tersebut.
Seperti shalat malam, bertadarus, berpuasa, bahkan ibadah-ibadah yang wajibpun sering dilupakan.
Padahal Rasulullah selalu mengingatkan agar menjaga kontinuitas dalam beribadah.
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Wahai 'Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan. Dulu dia rajin mendirikan shalat malam, lalu sekarang dia meninggalkan shalat malam." (HR. Bukhari no. 1152 dan Muslim no. 1159)

Selain ibadah shalat ada ibadah lain yang perlu kita perhatikan, yaitu ibadah puasa, walaupun tidak diwajibkan tetapi ibadah puasa perlu kita lakukan karena Rasulullah sendiri juga sering melakukannya. Ibunda 'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah melaksanakan puasa yang lebih banyak dalam sebulan melebihi puasa beliau di bulan Sya'ban. Beliau melaksanakan puasa bulan Sya'ban seluruhnya. Beliau bersabda, "Lakukanlah amal-amal yang kalian sanggup melaksanakannya, karena Allah tidak akan bosan (dalam memberikan pahala) sampai kalian yang lebih dahulu bosan (dari mengerjakan amal)." Dan shalat yang paling Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam cintai adalah shalat yang dijaga kesinambungannya sekalipun sedikit. Dan bila beliau sudah terbiasa melaksanakan shalat (sunnah), beliau menjaga kesinambungannya." (HR. Bukhari no. 1970 dan Muslim no. 741)

Kontinuitas dalam beramal inilah yang harus kita jaga,
Dari 'Alqamah, beliau berkata,
"Aku bertanya kepada 'Aisyah radhiyallahu 'anha, apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengkhususkan hari-hari tertentu dalam beramal?" Dia Menjawab, "Tidak. Beliau selalu beramal terus-menerus tanpa putus. Siapakah dari kalian yang akan mampu sebagaimana yang mampu dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" (HR. Bukhari no. 1987 dan Muslim no. 741)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Sesungguhnya amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amal yang terus-menerus dikerjakan (kontinyu) walaupun sedikit." (HR. Bukhari no. 6464 dan Muslim no. 783)

Sabtu, 01 Juni 2019

Fatimah Az-Zahra


Fatimah Az-Zahra adalah puteri bungsu Rasulullah SAW dari istrinya Khadijah binti Khuwalid. Ia adalah sosok perempuan yang sabar, taat, baik, kreatif, qana'ah, ahli puasa, ahli shalat, dan selalu bersyukur kepada Allah SWT.
Ia merupakan isteri dari sahabat Nabi yaitu Ali bin Abi Thalib r.a menikahi Fathimah pada bulan Dzul Qa'dah atau sebelumnya tahun kedua hijriyyah setelah perang Badar dengan mahar sebuah baju besi untuk berperang miliknya dan ia baru mengumpulinya setelah perang Uhud. Ketika itu Fathimah berusia 15 tahun lebih 5 bulan.
Dari pernikahan mereka lahirlah Hasan, Husein, Muhsin, Ummu Kultsum, dan Zainab. Kemudian setelah dewasa, putrinya Ummu Kultsum dinikahi oleh Umar bin Al-Khattab, dan Zainab dinikahi oleh Abdullah bin Ja'far bin Abi Thalib.
Aisyah r.a mengatakan bahwa cara jalan, berbicara, dan bercerita Fathimah sangat mirip dengan Rasulullah SAW. Fatimah sangat disayangi oleh Rasulullah, setiap Fatimah datang berkunjung ke rumah Rasulullah, beliau selalu menyambut dengan hangat, beliau mengatakan, "selamat datang wahai putriku." Lalu beliau mencium keningnya.

Rabu, 01 Mei 2019

Muallaf


Muallaf adalah sebutan bagi non-muslim yang baru pertama kali masuk Islam. Ada beberapa hal yang menyebabkan seorang non-muslim masuk agama islam. Hal ini dapat dibagi menjadi 3 bagian :
A. Seseorang menjadi muallaf karena pernikahan, setidaknya ada 68% muallaf karena pernikahan.
B. Selanjutnya adalah seseorang menjadi muallaf karena belajar atau menemukannya secara keilmuan, biasanya mereka adalah seorang cendekia yang mempelajari islam secara mendalam, dalam kasus ini sekitar ada 20% muallaf yang mendapat hidayah karena belajar atau secara keilmuan.
C. Yang terakhir adalah karena mendapat hidayah langsung dari Allah SWT. Biasanya melalui mimpi atau setelah terbangun dari koma. Dalam hal ini ada sekitar 12%.