Selasa, 17 Maret 2015

Kisah Nabi Su’aib a.s




Nabi Su’aib diutus pada sebuah negeri yang bernama negeri madyam, seperti yang telah dijelaskan di dalam Al-quran. "Dan kepada (penduduk) Madyan (kami utus) saudara mereka, Syu 'ib. Ia berkata: 'Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia.'" (QS. Hud: 84)
Penduduk Madyan adalah orang-orang yang sangat kafir, mereka telah melupakan Tuhan yang telah memberikan mereka kehidupan dan apa saja yang mereka butuhkan. Bukannya menyembah Tuhan YME, penduduk Madyan malahan menyembah ‘Aikah’ yaitu sebidang pasir yang ditumbuhi tanam-tanaman. Karena jauh dari ajaran Illahi membuat kehidupan penduduk Madyan juga jauh dari kebenaran. Dalam berdagang mereka suka mengurangi takaran, berbohong adalah kebiasaan mereka sehari-hari. Mereka tak lagi menghiraukan harga diri dan nilai-nilai kemanusiaan, yang kuat menindas yang lemah dan hukum bisa diperjualbelikan. Nabi Su’aib kembali mengingatkan kaumnya, "Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan. Sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)." (QS. Hud: 84) "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerosakan." (QS. Hud: 85)
Seperti kaum-kaum sebelumnya dimana setiap didatangkan Nabi sebagai penyeru risalah Illahi didustakan oleh sebagian besar manusia. Setan telah membuat indah perbuatan mereka yang buruk. Berkata kaum Nabi Su’aib menentang dakwah yang dibawa oleh Nabi Su’aib. Mereka berkata: 'Hai Syu’ib, apakah agamamu yang menyuruh agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang dan berbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal.’ Kebanyakan penentang dakwah Nabi Suaib adalah mereka yang mempunyai harta diatas rata-rata. Inilah fitnah harta dan kekayaan yang sering menjerumuskan manusia ke dalam kesombongan kemudian membawa mereka kedalam kekafiran dan melupakan Tuhan.
Mereka mengenal bahwa Nabi Syu’aib adalah orang yang penyantun lagi berakal yang mereka kenal selama ini, akan tetapi mereka tetap menolak dakwah Islam yang dibawa oleh Nabi Syu’aib. Dengan sabar Nabi Syuaib ingin menyadarkan kaumnya, “Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. 'Hai kaumku, bagaimana fikiranku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah bertawakal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali. Nabi Syuaib melanjutkan dakwahnya, "Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Saleh, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu. Dan mohonlah ampun dari Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada- Nya,sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih. "
Akan tetapi mereka tetap menolak ajakan Nabi Syuain dan tetap memilih menjadi kafir dan menyembah Aikah, berkata mereka kepada Nabi Syuaib, 'Hai Syu’ib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu, Dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami.’ Mereka mulai mencari-cari kelemahan Nabi Syuaib bahwa Nabi Syuaib bukanlah orang yang terpandang diantara mereka. Inilah kelemahan yang melanda sebagian besar manusia, dimana kebanyakan manusia hanya melihat kepada materi tanpa memperdulikan kebenaran. Seharusnya apa yang dibawa Nabi Syuaib telah bisa mengalahkan ketidakbenaran kaum Nabi Syuaib. Akan tetapi mereka memang telah disesatkan oleh syaitan, dan mereka memilih syaitan sebagai pemimpin-pemimpin mereka. Yang menjadi pengikut Nabi Syuaib adalah orang-orang yang berada di perekonomian menengah ke bawah.
Kaum Nabi Syuaib semakin keterlaluan, bahkan mereka berani mengancam Nabi Syuaib, Mereka berkata, "Kalau tidaklah kerana keluargamu tentulah kami akan merejammu." Dengan sabar Nabi Syuaib menanggapi kaumnya, 'Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah. " kaum Nabi Syuaib semakin menentang Nabinya, mereka berkata, 'Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syu’ib dan dengan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, kecuali kamu kembali kepada agama kami.' Nabi Syuaib sudah berusaha menyadarkan kaumnya akan perbuatan mereka yang salah. Akan tetapi beliau malah mendapat makian dan ancaman, siang malam berdakwah tak membuat kaum Nabi Syuaib sadar akan kesalahan-kesalahan yang mereka perbuat. Hanya sebagian kecil dari kaum Nabi Suaib yang beriman yaitu dari golongan kaum fakir dan golongan-golongan yang lemah dan kurang berpengaruh dalam masyarakat pada waktu itu.
Lama Nabi Suaib berdakwah tapi tidak bertambah jumlah kaumnya, kaumnya malahan agar dipercepat azab yang dincamkan kepada mereka. Akhirnya Nabi Suaib berpasrah kepada Allah sembari berdoa, ” Ya Tuhan Kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan haq (adil) dan Engkaulah pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.”  Kemudian Allah SWT menjawab doa Nabi Suaib tersebut dengan diturunkannya azab untuk kaum Nabi Suaib yang membangkang. Sebelum azab datang Allah mewahyukan kepada Nabi Suaib agar meninggalkan negeri Madyan.
Mula-mula datang panas yang sangat menyengat di siang hari, saking panasnya membuat kekeringan dan tanaman-tanaman mati dan susu-susu hewan mengering. Sehingga semua orang keluar untuk mencari kesejukan, lalu mereka menemukan awan hitam yang mereka kira akan menurunkan hujan kepada mereka. Sehingga mereka berteduh di bawah awan tersebut, akan tetapi tiba-tiba mereka disambar oleh api yang keluar dari awan yang kemudian membakar mereka semua, dan bumipun bergoncang, lalu terdengar suara Guntur yang sangat keras yang membuat nyawa mereka semua tercabut, yang tinggal hanyalah jasad-jasad mereka yang mati bergelimpangan. Begitulah azab Allah di dunia kepada membinasakan umat Nabi Suaib yang membangkang terhadap Nabi Suaib. Sedangkan di akhirat kelak mereka akan dimasukkan ke dalam api neraka dan mereka akan kekal di dalamnya.
Allah mennyelamatkan Nabi Suaib dan kaumnya, melihat kaumnya tertimpa azab Nabi Suaib berkata, Wahai kaumku! Sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku telah memberi nasihat kepadamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir?”
Begitulah kisah Nabi Suaib as semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Akhirul kalam bilahi taufik wal hidayah wal ridho wal inayah wasallamualaikum wr.wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar