Selasa, 29 April 2014

Kisah Abu Bakar as Shidiq


“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” [Al Fath 29]
Abu bakar adalah saudagar yang sangat kaya pada masanya, dan beliau juga berasal dari keluarga bangsawan yang sangat dihormati oleh masyarakat quraisy.
Abu bakar adalah orang muslim pertama yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dia termasuk keturunan suku quraisy, beliau lahir di tahun 572 masehi, dua tahun setelah Nabi Muhammad SAW lahir. Nama asli beliau adalah Abdullah bin Kuhafah Al-Tamimi. Abu Bakar adalah gelar yang diberikan Rasulullah karena beliau adalah orang yang pertama kali bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad adalah Rasulullah. Sedangkan ash siddiq juga merupakan gelar yang diberikan Rasulullah yang artinya “amat membenarkan”. Beliaulah orang yang paling cepat membenarkan tentang peristiwa-peristiwa yang dialami oleh Rasulullah.
Abu Bakar dan Nabi Muhammad merupakan sahabat sejak remaja, sejak kecil beliau memang sudah memiliki sifat-sifat yang mulia yaitu baik, jujur, dan lemah lembut. Sehingga beliau banyak disenangi oleh masyarakat pada waktu itu. Setelah dewasa beliau memilih jalannya untuk menjadi seorang saudagar dan pedagang, karena kejujurannya beliau menjadi seorang pedagang yang sukses dan kaya raya. Akan tetapi beliau juga terkenal dengan kedermawanannya. Sehingga setelah memeluk Islam beliau hampir menyumbangkan seluruh kekayaannya untuk menyebar kepentingan agama Islam.
Penduduk arab mengenal abu bakar r.a adalah orang yang baik, berani, kuat pendirian, juga seorang yang penyabar. Disamping itu beliau juga tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang biasa dilakukan penduduk arab pada masa jahiliyah.
Abu bakar r.a mempunyai beberapa keutamaan dari pada sahabat Rasulullah yang lain. Diantaranya adalah beliau pernah menemani Rasulullah saat berhijrah ke Madinah. Lalu keutamaan yang lain adalah terdapat dalam sebuah hadist : Jika ditimbang keimanan Abu Bakar dengan keimanan seluruh umat, akan lebih berat keimanan Abu Bakar”. Selain itu Abu bakar merupakan sahabat Nabi yang paling dalam ilmunya. Abu bakar r.a juga adalah sahabat yang paling dicintai oleh Nabi Muhammad SAW. Abu bakar juga merupakan orang yang telah dijamin surga walaupun masih hidup di dunia.
Beliau terkenal sebagai seorang yang sangat dermawan, berikut adalah beberapa kedermawanan Abu Bakar Ash Shidiq :
1.      Saat berhijrah bersama Rasulullah beliau membawa semua hartanya untuk bekal perjalanan, dan tidak meninggalkan apapun untuk keluarganya di rumah.
2.      Dengan hartanya beliau juga sering membebaskan orang-orang yang ditawan, ditangkap dan disiksa dari kalangan orang muslim.
3.      Ketika ada perintah untuk mengeluarkan sedekah Abu bakar mengeluarkan semua harta miliknya tanpa menyisakan sedikitpun untuk keluarganya.

Begitu besar sifat kedermawanan Abu Bakar sampai Rasulullah pernah bersabda : “Tidak seorangpun yang memberi bantuan kepada kami kecuali telah kami beri balasan yang sesuai dengan apa yang mereka berikan, kecuali Abu Bakar. Karena dia memiliki bantuan yang hanya di balas oleh Allah Subhanahu Wata’ala pada hari kiamat dan tidak ada yang memberikan hartanya melebihi apa yang di berikan oleh Abu Bakar”.

Itulah sedikit tentang kisah Abu Bakar, bahkan ada yang mengatakan kalau Abu bakar adalah manusia paling mulia setelah para Nabi dan Rasul. Semoga bias dijadikan pelajaran bagi kita yang masih hidup. Beliau meninggal pada tanggal 21 Jumadil Akhir 13 H atau 23 Agustus 634 di Madinah, dan dimakamkan di samping makam Rasulullah dekat Masjid Nabawi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar